-13-

2.1K 271 61
                                    

Jinyoung mengayuh sepedanya ditengah dinginnya malam untuk mencari keberadaan hyung tampannya. Ia sudah mencari Mark ketempat yang biasa Mark kunjungi namun Mark tidak ada disana. Jinyoung tidak tahu lagi harus mencari kemana. Tapi ia tidak menyerah. Mark bertengkar dengan ayahnya pasti karena Mark pulang dengan keadaan babak belur. Dan Mark babak belur karena dirinya. Jinyoung kembali menyalahkan dirinya.

Jinyoung menghentikan sepedanya disekitar sungai Han untuk beristirahat sejenak.

"Dia mengerikan sekali. Aku pikir dia ingin bunuh diri"

"Bukankah dia kekasihnya penari balet terkenal itu?"

"Jinja? Aku rasa bukan dia orangnya. Im Nayeon mana mau berpacaran dengan orang aneh seperti dia"

"Kau benar juga"

Jinyoung menguping pembicaraan dua orang gadis yang duduk tidak jauh darinya. Kalau tidak salah mereka menyebut nama Nayeon.

"Benar. Itu pasti Mark hyung!"

Jinyoung menghampiri kedua orang gadis itu.

"Permisi. Maaf tadi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Kebetulan aku sedang mencari seorang laki-laki yang sedang terluka"

"Ah orang itu. Iya kami sempat bertemu dengannya. Aku rasa dia mabuk"

"Dimana dia sekarang?"

"Di gang yang letaknya tidak jauh dari sini. Apa kau ini temannya?"

"I-iya. Kalau begitu terima kasih atas informasinya"

"Hm ne. Semoga temanmu itu tidak melukaimu adik kecil"

Adik kecil? Yang benar saja. Salahkan Jinyoung yang memang seperti anak kecil.

.

Jinyoung turun dari sepedanya saat sudah sampai digang yang dimaksud. Gang ini terlihat tidak terlalu menakutkan karena disini ada beberapa lampu yang menyala. Tapi tetap saja Jinyoung khawatir. Ia takut orang jahat akan melukai Mark. Karena biasanya gang seperti ini adalah markas para penjahat.

Jinyoung memberanikan diri memasuki gang tersebut. Tidak butuh waktu yang lama, Jinyoung mendapati Mark yang terduduk dibawah sambil memeluk lututnya.

"Hyung" Gumam Jinyoung.

Entah karena suasana yang sepi atau apa, Mark bisa mendengar gumaman Jinyoung. Mark mengangkat kepalanya. Mengenaskan. Itulah kata yang mencerminkan Mark saat ini. Jinyoung mendekati Mark dan tanpa ragu langsung memeluknya. Ternyata Mark tidak mabuk seperti yang kedua wanita tadi katakan. Jangankan membeli minuman berakohol, membeli air mineral saja Mark tidak bisa. Luka-luka diwajahnyapun belum diobati.

Jinyoung melepaskan pelukannya.

"Ayo kita pulang hyung"

Mark hanya diam. Ia menatap wajah Jinyoung cukup lama. Apapun akan ia lakukan untuk Jinyoung. Karena ia sangat mencintai pemuda manis dihadapannya ini.

"Aku akan mengobati luka diwajahmu"

Mark menggeleng.

"Untuk kali ini aku tidak mau mendengar penolakan apapun. Biasanya kau yang selalu memaksaku sekarang giliranku yang akan memaksamu"

"Pulang kemana?" Mark membuka suara. Suaranya sudah parau karena sejak tadi ia berteriak memaki dirinya sendiri.

"Kerumahku"

.
.

Jaebum teremung seorang diri ditaman samping rumahnya. Sesekali ia menatap tangan kirinya yang dibaluti perban. Kejadian beberapa jam yang lalu terus menghantui pikirannya. Itu adalah pertama kalinya ia memukul orang sampai babak belur dan yang lebih parahnya lagi orang yang ia pukuli adalah temannya sendiri.

Be Mine -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang