Jinyoung berlari menaiki tangga sambil membawa sesuatu ditangannya. Terdengar decitan sepatu karena tiba-tiba Jinyoung menghentikan acara berlarinya. Hampir saja ia melewati loker yang selalu dipenuhi hadiah-hadiah tersebut. Jinyoung merengut lucu. Jika sudah begini, apa Mark akan tahu hadiah pemberiannya?
Jinyoung tersenyum aneh saat sebuah ide muncul dikepalanya. Ia melirik kesekitar untuk memastikan sesuatu. Aman.
Jinyoung mengambil semua hadiah tersebut lalu meletakkannya disamping loker, yaitu dilantai. Kemudian ia memasukkan kotak hadiahnya kedalam loker Mark. Namun Jinyoung terkejut melihat sesuatu di dalam sana. Belum sempat Jinyoung melihat foto tersebut, seseorang menepuk pundaknya yang hampir membuat Jinyoung jantungan.
"Kau mau mencuri ya?" Tuding murid wanita yang tak lain adalah teman sekelas Mark.
"A-apa? T-tidak. A-aku hanya... t-tadi aku melihat loker ini terbuka, jadi aku mau menutupnya" Jinyoung menutup loker tersebut.
"Kalau begitu aku permisi dulu sunbae"
Jinyoung langsung kabur sebelum Mark memergokinya. Sementara teman Mark hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah aneh adik kelasnya tersebut.
"Subin-ah, apa yang kau lakukan disini?" Benar saja, Mark datang setelah Jinyoung menghilang dari pandangan Subin.
"Mark, apa kau berkencan dengan anak kelas 2?"
"Huh?"
"Tadi dia berdiri di depan lokermu. Dia menyingkirkan semua hadiah dari penggemarmu kemudian dia memasukkan sesuatu disana"
"Benarkah? Maksudmu Jisoo?"
"Bukan Jisoo, tapi laki-laki berwajah manis yang sering menatapmu"
Jinyoung?
Mark langsung membuka lokernya dan menemukan kotak berisikan vitamin dan memo.
Selamat berjuang hyung. Aku yakin kau bisa lulus dengan hasil yang memuaskan. Fighting!
Kedua sudut bibir Mark terangkat membaca isi memo tersebut. Ia tahu siapa laki-laki yang di maksud oleh Subin.
Park Jinyoung... Diantara semua penggemarnya, hanya Jinyoung yang berani mengirim memo padanya. Mark juga tahu seperti apa tulisan tangan Jinyoung, rapi dan cantik. Seperti orangnya.
Subin menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah aneh temannya. Ia memilih pergi dari sana dari pada melihat Mark seperti itu. Untung koridor sedang sepi, mau ditaruh dimana muka Mark jika orang lain melihatnya tersenyum seperti itu? Mark bisa dikira sudah tidak waras lagi.
.
Jinyoung duduk sendirian menyantap makan siangnya di halaman yang berada di antara gedung kelas 2 dan kelas 3. Sesekali ia terkikik geli melihat beberapa orang murid sedang bermain bola didepan sana. Meskipun dirinya tidak dianggap oleh mereka, tapi Jinyoung senang melihat teman-teman sekelasnya yang tampak menikmati waktu istirahat mereka.
Jinyoung kembali menyantap makan siangnya. Dengan sengaja salah satu murid menendang bola kearah Jinyoung. Bola itu melayang semakin cepat, semakin dekat dan...
BRUG
TUK
Sendok digenggaman Jinyoung jatuh begitu saja saat bola itu mengenai seseorang yang tiba-tiba sudah berdiri didepannya. Orang itu adalah Mark. Mark mengambil bola yang jatuh di kakinya. Murid-murid tadi langsung meninggalkan tempat mereka saat Mark melayangkan tatapan sengitnya.
