tujuh

39 4 2
                                    

"Aku ingin mengatakan sesuatu." ucap gadis yang duduk di samping Degra, yaitu Rain.

Degra yang sedang meminum minumannya langsung menoleh ke arah Rain, "Ada apa?".

"Tidak jadi." jawab Rain. Ia langsung berdiri dari bangku taman.

"Degra aku pulang dulu ya? Jujur, aku sangat bahagia bisa pergi bersamamu. Aku berharap lain kali kita bisa seperti ini lagi. Dadah." ucap Rain sambil melambaikan tangan.

"Aku antar sampai pertigaan gang rumahmu ya?" tawar Degra khawatir.

"Huum." jawab Rain mengangguk manis.

Malam ini sunyi. Hanya derapan langkah Degra dan Rain yang terdengar di jalan ini.

"Bintangnya bagus." ucap Rain sambil melihat langit.

"Kamu suka bintang?" tanya Degra.

"Tidak." jawab Rain sambil menggelengkan kepala.

"Kenapa?" tanya Degra lagi.

"Aku iri pada bintang. Mereka bisa terus bercahaya dan bersama walaupun di malam gelap. Sedangkan aku tidak memiliki orang untuk terus bersamaku. Aku bodoh." ucap Rain sambil memukuli kepalanya.

Sontak Degra menghentikan Rain yang terus memukuli kepalanya. Ia memegang tangan Rain dan menggandengnya. "Kenapa harus iri? Kan ada aku." ucap Degra sambil tersenyum ke arah Rain.

"Heng, kita sudah sampai di pertigaan. Aku pergi dulu ya. Sampai jumpa." ucap Rain tergesa-gesa. Degra mengangguk sambil melambaikan tangan.

-hujan-

Saga mendengus kesal setelah berjalan sekitar 10 meter meninggalkan Micha. Ia pun berfikir ulang.

"Akhhhh kenapa gue tinggal!" teriak Saga sambil mengacak-ngacak rambutnya. Saga menoleh ke belakang. Ia melihat Micha yang bersin-bersin seperti anak kucing. Dalam berucap dalam hati. Ia memiringkan kepala sambil tersenyum.

Apakah aku tega meninggalkan anak kucing sendirian di malam yang dingin ini?

Saga akhirnya kembali lagi ke Micha. Ia berdiri di samping Micha.

"Mau apa kamu?" tanya Micha.

"Gak tega ninggalin anak kucing." jawab Saga.

"Cih." ucap Micha tiba-tiba.

"Cih?!?" tanya Saga tidak terima.

"Ngapain sih kamu disini. Lagian aku bukan anak kucing. Dan aku juga ingin menunggu sendirian." jelas Micha.

"Bener? Nunggu sendirian itu sakit tau." jawab Saga.

"Curcol." tukas Micha.

"What?" tanya Saga tidak terima.

"Ya udah deh. Kamu boleh disini tapi jangan berisik. Ha--chih." ucap Micha sambil mengelap hidungnya.

"Aku akan beli lemon hangat untukmu." ucap Saga. Ia berjalan ke arah mesin minuman kaleng yang ada di dalam Taman Hiburan.

-hujan-

Degra mengetuk pintu rumahnya. Adik kecil Degra pun segera membukakan pintu. Degra masuk ke dalam rumahnya. Tak lupa ia mengusap-usap rambut Kara. Ia hendak masuk ke dalam kamarnya tetapi ada seorang pria paruh baya yang sedang berada di ruang makan.

"Degra, sini nak kita makan malam bersama." tawar wanita paruh baya yang merupakan Sara, Ibunya.

"Tidak, bu. Degra tidak lapar." jawab Degra seperti jawaban-jawaban sebelumnya.

"Tapi kan Ayahmu disini cuma beberapa hari." jelas Sara.

"Ayah?" ucap Degra sambil membanting pintu kamarnya. Degra menjatuhkan tubuhnya di atas kasur miliknya. Biasanya Degra tidak sekasar itu pada Ibunya, tetapi lain jika sudah menyangkut pria itu. Iya, pria itu bukanlah Ayah Degra yang sebenarnya. Ayahnya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Itu adalah alasan mengapa ia pindah rumah 3 tahun yang lalu ke kota.

Flashback on

Seorang anak laki-laki malang kehilangan Ayahnya yang menderita sakit. Sejak satu hari setelah Ayahnya meninggal ia tidak menangis.

Degra yang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya. Padahal hari itu hujan.

Tiba-tiba datang seorang gadis kecil. Dan ia bertanya. Dan ia juga merupakan orang pertama yang bertanya ke Degra.

"Kau tak apa? Mengapa kau tidak menangis?"

Diam. Tidak ada jawaban.

Gadis kecil itu langsung memeluk Degra di bawah rinangnya hujan. Gadis itu menepuk-nepuk pundak Degra seakan dia tau rasa sakit yang dirasakan Degra. Kata-kata yang tidak pernah Degra lupakan saat itu.

"Menangislah" ucap gadis itu yang juga terguyur basahnya hujan.

Dingin.

"Suatu saat nanti dingin hujan akan berganti jadi hangat air mata. Jadi, tak apa jika kau meneteskannya. Hujan ini kan terlewati." begitu kata gadis itu.

Flashback off

"Tak apa kau meneteskannya. Ini hanya hujan yang lewat." ucap Degra pada dirinya sendiri. Degra memandang bingkai foto yang terdapat wajah Ayahnya, Ibunya, dan dirinya di suatu tempat. Degra membuka handphone yang ia tinggal di rumah tadi. Matanya membelalak. Terdapat pesan instagram dari username uhuk yang sekarang diganti usernamenya menjadi micharylisma.Yang tidak sengaja sudah terbaca 3 jam yang lalu.

micharylisma : Degra ayo kita ke Taman Hiburan jam 7 malam ini. Aku akan bersiap-siap>°<

Degra langsung bersiap-siap dan berlari ke tempat yang Micha tuju.

Taman Hiburan.

Bersambung

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang