satu empat

29 3 2
                                    

Flashback on

Hari ini adalah hari penilaian akhir semester yang pertama.

Seperti biasa aku mengerjakannya menggunakan usahaku sendiri.

Keadaan kelas yang begitu tidak tenang karena mereka saling bertanya dan bertukar jawaban.

Aku tidak peduli. Aku tetap fokus mengerjakan.

Tiba-tiba anak yang duduk di belakangku melemparkan sebuah kertas ke lantai yang berada di samping kananku. Aku berfikir mungkin itu untuk orang yang duduk di sampingku. Namun, ternyata dia berbisik bahwa itu ditujukan untukku.

Aku pun mengambil kertas itu. Namun, saat tanganku menyentuh kertas itu. Anak yang duduk di belakangku menjatuhkan tempat pensilnya dan menimbulkan suara yang menyebabkan seisi kelas melihat ke arahnya. Namun, mereka sepertinya lebih fokus melihatku.

Langsung saja guru pengawas bertanya kertas apa yang aku pegang. Dan ternyata kertas itu berisi ringkasan materi.

Aku dipanggil untuk menemui guru bk. Aku pun menjelaskan semua yang terjadi, tetapi satu jawaban yang selalu teringat.

"Saya kecewa. Kamu lebih baik mengakuinya daripada membawa-bawa temanmu yang tidak bersalah."

Aku berlari keluar dari ruang bk. Aku pergi menemui anak itu.

"Apa alasanmu melakukan ini kepadaku?"

Anak itu menyeringai. Aku menarik tangan anak itu untuk menjelaskan semuanya ke guru bk. Ternyata cengkraman tangannya lebih kuat.

Aku dibawa ke suatu tempat. Gudang penyimpanan. Aku dikunci di dalamnya. Aku terus saja menggedor pintu itu. Aku mulai lelah.

Gelap. Napasku sesak.

Aku melihat seseorang yang membuka pintu itu. Wajahnya terlihat panik.

Namun, mataku terasa berat untuk dibuka.

Flashback off

"Mari, nanti pulang sekolah bantu aku buat coklat untuk besok ya?" tanya Rain.

"Untuk siapa?" tanya Mari.

"Nanti kau juga tahu," ucap Rain sambil memanyunkan bibirnya.

"Wah itu ada Degra. Mari, sampai di sini saja ya!" ucap Rain lalu berlari ke arah Degra.

-hujan-

"Pulang sekolah nanti kau ada waktu?" tanya Degra.

Aduh! Nanti kan aku mau buat coklat dengan Kak Ori.

Batin Micha.

"Maaf sepertinya aku tidak bisa. Lagipula badanku sedikit tidak enak," ucap Micha bohong.

"Mau aku antar ke uks?" tanya Degra.

"Tidak usah repot-repot, sana kembali ke kelas!" ucap Micha sambil mendorong Degra agar kembali ke kelas.

"Degra!" panggil Rain dari kejauhan.

"Eh. Ayo antar aku ke uks," ucap Micha sambil menarik tangan Degra menuju uks.

-hujan-

Degra mendengus. "Dasar aneh, mengapa dia selalu berubah pikiran dengan cepat?" gumam Degra.

Itu Rain. Dia menunggu siapa?

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang