"Hachih!" suara bersin Micha yang masih saja berdiri di depan gerbang Taman Hiburan. Micha melihat jam tangannya yang tertulis pukul 21.30, lalu ia menengok ke arah Taman Hiburan. "Yah, sudah tutup." ucap Micha kecewa. Namun Micha tetap menunggu Degra.
Suara khas orang yang sedang berlari terdengar di telinga Micha. Orang yang tidak asing berhenti di depan Micha dengan nafas terengah-engah. Micha memiringkan kepalanya dan tersenyum simpul. "Degra." ucap Micha. Degra mendekat ke arah Micha.
"Perkataanku benar bahwa kau akan datang kesini." tawa renyah Micha.
Degra memegang pundak Micha dengan kedua tangannya. "Maaf. Maaf aku baru membaca pesanmu. Maaf aku baru datang kesini. Maaf aku membuatmu menunggu lama."
Micha menggeleng "Kamu tidak perlu meminta maaf." Degra melihat Taman Hiburan yang sudah ditutup. "Yah, sudah ditutup. Bagaimana ini? Maaf ya." ucap Degra tidak enak. "Tak apa, tapi kamu harus janji lain kali bawa aku ke tempat ini." ucap Micha serius sambil mengangkat kelingkingnya. "Janji." ucap Degra sambil mengaitkan jari kelingkingnya di jari kelingkingnya Micha.
"Wah kamu lama sekali kesini. Aku sampai membeku." canda Micha. Degra hanya tersenyum masam. Micha menggandeng tangan Degra. "Ayo kita keliling di sekitar sini." ajak Micha antusias. Degra mengangguk lega.
-hujan-
Saga memainkan gitarnya yang sudah lama tidak ia mainkan.
And I pray for that day
You come around
And I'll say
I do it all for you
I do it all for us
Line!
Bunyi pesan masuk. Saga langsung membuka handphonenya.
Degra Prawangsa : gw udh nymprn micha
Mahesa Sagara : kurang irit lu, btw dia ga papa kan?
Degra Prawangsa : dianya si gpp tp gw ngerasa berslh
Mahera Sagara : biarkanlah hatimu dipenuhi rasa bersalah 😈
Degra Prawangsa : jhtlu_- tp gw udh mnta maaf
Mahesa Sagara : btw lu dimana
Degra Prawangsa : msh jln di gang ke rmh gw, knp emng?
Mahesa Sagara : titip martabak elah T_T
Degra Prawangsa : lg an klo gw msh di sana jg g bkl gw beliin
Read.
"Laper gue." ucap Saga pada dirinya sendiri. Saga berjalan ke arah dapurnya. Ia melewati kamar Ayahnya. Saga menengok ke dalam tidak ada siapapun. "Punya rumah tapi jarang pulang." ucap Saga. Ia menyalakan lampu dapur.
Bibi yang biasa menjaga rumah Saga mendekat ke Saga. "Mau Bibi buatkan makan?" tawar Bibi itu. Saga menggeleng "Ga usah bi lagian udah malem, Saga mau bikin mie aja." jawab Saga. Bibi itu mengangguk lalu meninggalkan Saga di dapur.
-hujan-
Senin, 11 Desember 2017
Di musim dinginDegra membuka gerbang rumahnya. "Dingin." dengus Degra sambil mengusap hidungnya.
"Hai." ucap seseorang dengan ekspresi datar sambil melambaikan tangan di depan gerbang rumah Degra.
"Kaget." kaget Degra. "SAGA! Kenapa sih lo selalu ngagetin gue!" ucap Degra sambil berjalan meninggalkan Saga. "Cuma kepo rumah lo aja." ucap Saga. "Trus kalo lo udah tau rumah gue kenap--" ucap Degra menggantung. Ia langsung berbalik badan dengan mata membelalak. Ia menutup mulutnya sambil berkata "Jangan-jangan lo--". Saga memukul dahi Degra "Mikir apa sih lo! Gue disini cuma mau tanya." ucap Saga sambil memblokir jalan Degra. Otomatis Degra berhenti berjalan. "Tanya apa?" tanya Degra. "Lo suka Micha?" tanya Saga serius.
Mereka tidak menyangka kalau aja sepasang telinga yang mendengar obrolan mereka berdua.
-hujan-
Pukul 22.45 malam tadi.
"Aku pulang." ucap Micha sambil membuka pintu rumahnya. Dari arah ruang keluarga terlihat ada wanita setengah baya yang berjalan ke arah Micha. Dia Ibu Micha.
"Kamu kenapa baru pulang jam segini? Kamu darimana saja?" ucap Ibu Micha khawatir.
"Pasti aku membuat Ibu khawatir. Maafin Micha ya?" rayu Micha sambil memeluk Ibunya.
"Tapi lain kali jangan diulangi lagi ya! Tapi memangnya tadi kamu kemana?" tanya Ibu Micha.
"Hidung Micha tersumbat, sepertinya Micha tidak bisa menjelaskannya sekarang." ucap Micha sambil memanyunkan bibirnya.
"Ya sudah, kamu harus ke kamarmu dan cepat-cepat tidur. Oke!" saran Ibu Micha.
"Oke! Oke!" jawab Micha sambil tersenyum manis.
"Yes good~" ucap Ibu Micha sambil mengacungkan jempolnya.
Micha membuka kamarnya. Ia memegang dahinya. "Wah panas. Sepertinya aku akan demam." ucap Micha sambil menarik napas. Tiba-tiba penglihatan Micha menjadi buyar.
Bruk!
Micha tak sadarkan diri.
-hujan-
Suara bel berbunyi, sorakan anak-anak pada jam olahraga, suara anak-anak bercanda, suara spidol yang sedang menggores di papan tulis, suara guru yang sedang mengajar, dan semua suara khas yang berasal dari sekolah.
Saat ini Degra sedang fokus melihat wali kelas Degra yang baru saja masuk ke kelasnya. Sedangkan Saga sedang fokus melihat Degra dengan sesekali melihat kursi Micha yang kosong.
"Bu! Kenapa Micha belum datang?" tanya Saga sambil mengangkat tangan kepada wali kelasnya yang baru saja akan berbicara.
"Baru saja Ibu mau bilang. Micha tidak berangkat dikarenakan sakit." jawab wali kelasnya sambil membaca sepucuk surat yang dipegangnya.
"Dia sakit apa memangnya Bu?" tanya Degra tak mau kalah.
"Surat ini dibuat dari rumah sakit yang merawat Micha. Tapi tadi Ibu Micha berkata bahwa Micha hanya pinsan karena demam tinggi." jawab wali kelasnya.
Suasana hening sedang dirasakan oleh Saga dan Degra.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Random"Aku ingin memberimu satu permintaan bila suatu saat kita bertemu lagi" "Apa permintaannya?" "Tolong... Namun, suara itu pun kian mengecil. Degra pun terbangun dari tidurnya. Sudah beberapa kali dia bermimpi tentang kejadian yang dulu dialaminya. Na...