satu delapan

28 2 16
                                    

Dua bulan kemudian

Kursinya kosong lagi.

TAK!

"Hei anak yang di sana! Degra, daripada kamu melamun tidak mendengarkan penjelasan Bapak, lebih baik kamu keluar!"

Degra berdiri dari tempat duduknya mengambil spidol yang tadi dilemparkan tepat di kepalanya dan mengembalikan kepada gurunya.

Entah bagaimana, Degra malah memilih keluar dari kelas.

Degra berjalan memasuki uks. Degra duduk di atas kasur.

Degra mengambil handphonenya. Ia membuka pesan yang diterimanya beberapa minggu yang lalu, yang merupakan alasannya terus melamun.

Micha
Sen, 2/4/2018 02.15

Mulai sekarang jangan jenguk aku(҂⌣̀_⌣́) Kamu boleh menjengukku di bulan Mei('∀')~

Degra
Sen, 2/4/2018 07.10

Kenapa?

Micha
Sel, 3/4/2018 02.15

Ish! Siapa yang menyuruhmu menjawab hah?!!?(」゚ロ゚)」 Dasar anak durhaka(^.^)

Degra
Sel, 3/4/2018 05.27

Tidak ada yang menyuruhku. Aku juga bukan anakmu.

Degra
Sel, 3/4/2018 05.27

Kau kenapa?

Degra
Sel, 3/4/2018 05.28

AYO JAWAB! KAU KENAPA?!??

Dia kenapa? Ditelpon pun tidak menjawab. Sudah beberapa minggu dia tidak berangkat sekolah.

Batin Degra.

Degra
Kam, 19/4/2018 08.40

Hei

Micha tidak membalas lagi.

Maafkan aku Micha, sepulang sekolah aku akan menjengukmu.

Batin Degra.

Bel pulang sekolah berbunyi

Aku harus membawa apa untuk menjenguknya?

Degra melihat ke arah minimarket di sana terdapat rak tinggi yang berisi roti yang ditata rapi.

Baiklah, aku akan membelikannya roti coklat lagi.

-hujan-

"Karena bingung mau membelikan apa selain roti coklat. Aku jadi membelinya 2 kantong plastik," gumam Degra sambil membawa 2 kantong plastik yang berisi roti coklat.

Degra sudah sampai di lorong rumah sakit yang merawat Micha.

Bagaimana reaksinya saat dia melihat aku membawa banyak roti ya?

Apakah dia senang dan berterima kasih padaku, dan menjadi tunduk padaku.

"Berdiri!"

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang