dua tiga

17 0 1
                                    

09 Mei 2027

Seorang laki-laki setengah baya sedang berjalan-jalan di antara pohon sakura yang sedang bermekaran.

Suasananya bagus sekali. Ia melihat anak kecil yang sedang berlari bahagia menuju ibunya. Ada sepasang kekasih yang sedang menikmati mekarnya bunga sakura bersama. Yang mengingatkan ia dengan kekasihnya. Kekasih? Sepertinya belum. Ralat, temannya.

Ia pun menghirup angin musim semi. Sangat menyegarkan.

Sesekali ia menyentuh kelopak bunga sakura yang berjatuhan.

Sekarang ia berdiri di depan salah satu pohon sakura.

"Yah sudah tertutup lumut," gumamnya sambil menyingkirkan lumut sehingga sebuah ukiran kalimat itu terlihat lagi.

'우리 다시 만나
봄바람이 지나가면'

"Seperti arti ukiran di pohon sakura ini, 'Kita akan bertemu kembali. Ketika angin musim semi telah berhembus'."

"Dasar tukang bohong. Angin musim semi telah berhembus sembilan kali, tapi kau tak pernah kembali," cibirnya.

"Kau tahu? Sudah sembilan tahun aku selalu ke sini. Tapi kamu dimana? Apakah aku harus menunggu satu tahun lagi? Ohiya kapsul waktu ini harus dibuka setelah 10 tahun kan? Berarti aku tinggal menunggumu satu tahun lagi. Kalau kau tidak kembali saat itu, aku tidak akan menunggumu lagi," ucapnya.

"Sampai jumpa satu tahun lagi!"

-hujan-

09 Mei 2028

Degra bertanya-tanya sedang apa ia di sini?

Karena sepasang pengantin baru di depannya ini sedang menertawainya.

"Hey! Kapan kau menikah?" tanya sang pengantin pria—Saga sambil tertawa.

"Jangan ditanya lagi! Dia pasti belum bisa move on dengan Micha? Hahaha konyol sekali, padahal sudah 10 tahun," timpal sang pengantin wanita—Yorika sambil tertawa lebih terbahak-bahak.

Ya! Hari ini adalah hari pernikahan Mahesa Sagara dengan Khansa Yorika. Tidak terduga bukan? Seorang Yorika yang biasa dipanggil Kak Ori oleh Micha, yang sering membantu Saga untuk bisa dekat dengan Micha. Mereka berdua bisa menikah! Degra juga bingung.

'Kakak menyedihkan sekali'

Kara yang baru saja datang pun menimpali.

"Wah Kara cantik sekali! Sudah umur 17 tahun ya?" sapa Yorika.

'Hehe iyaa. Terima kasih Kak Yori~' jawab Kara.

"Nanti kalau kamu kalah dengan adikmu gimana Degra?" tanya Saga.

"Kalah gimana? Kara kan belum punya pacar," jawab Degra.

"Kamu sudah punya pacar ya Kara?" tanya Yorika.

Kara mengangguk.

"HEH SEJAK KAPAN KAU PUNYA PACAR? KENAPA KAKAK TIDAK TAHU?" sontak Degra.

'Memangnya kakak harus tahu?' jawab Kara sambil cengengesan.

"Lihat itu wajah Degra lucu sekali! Pasti dia takut dibalap oleh adiknya!" ucap Yorika kepada Saga.

Yorika, Saga, dan Kara pun tertawa terbahak-bahak.

"Hentikan!" teriak Degra yang sudah muak.

"Sepertinya kalau Micha ada di sini, ia juga akan tertawa terbahak-bahak. Bahkan lebih keras dari kita," ucap Yorika.

"Sudahlah aku pergi saja. Aku ada keperluan," ucap Degra meninggalkan mereka berdua.

"Kau marah?" tanya Saga dan Yori.

Degra tetap saja berjalan mengacuhkan pertanyaan mereka.

Kemana lagi Degra akan pergi. Tentu saja ke tempat ia menanam kapsul waktu.

Hari ini adalah hari dimana Degra boleh membuka kapsul waktu.

Kalau ditanya apakah Degra bisa melupakan Micha? Jawabannya tentu saja tidak. Ia tidak bisa sedikitpun melupakan Micha.

Degra sampai di tempat yang sudah dipagari oleh seng. Degra baru menyadari bahwa pohon tempat dia menanam kapsul waktu cukup besar sampai-sampai masih terlihat walau tetutup oleh pagar seng.

Bulan depan tempat ini akan dibangun taman bermain untuk anak-anak karena sangat strategis dan dekat dengan taman yang ditumbuhi banyak pohon sakura.

Yang artinya tidak lama lagi pohon yang mereka ukir 10 tahun lalu akan ditebang.

Walau sedih, Degra sangat bersyukur karena ia sempat mengambil kapsul waktu.

"Hari ini kesempatan terakhirmu melihatku. Karena aku tidak akan ke sini lagi," ucap Degra di depan pohon itu sambil tersenyum masam.

Degra mencangkul pelan tanah yang ada di depannya dan mengeluarkan sebuah kotak kayu.

Degra membuka kotak kayu tersebut, terdapat dua kapsul waktu.

Degra membaca sepucuk surat di dalam kapsul waktu yang ia tulis 10 tahun yang lalu untuk dirinya sekarang. Pipinya memerah.

"Memalukan sekali," gumamnya.

Degra mengambil kapsul waktu milik Micha. Degra terkejut ternyata di bagian dasar kotak ternyata masih ada sebuah buku diary, padahal waktu mereka menanam ini belum ada buku itu.

"Kau menyuruhku membukanya 10 tahun lagi. Tapi kau sudah membukanya sebelum ada satu hari. Dasar," gumam Degra.

Terdapat tulisan pada halaman pertama, yaitu 'Definisi Aku'.

Pluk!

Suara benda jatuh dari diary itu.

Degra pun mengambilnya, ternyata itu sebuah foto.

Terdapat seorang anak laki-laki yang sedang membawa bola dan seorang gadis yang melihat ke arah anak laki-laki itu dengan semburan merah di pipinya sambil memakan es krim kesukaannya.

Di balik fotonya ada tulisan.

'Aku dan cinta pertamaku -10 Juni 2014'

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang