dua nol

14 3 2
                                    

"Besok kan hari ulang tahunmu! Ayo, besok kita ke Taman Hiburan!" ajak Micha.

Degra mengangguk.

"Besok juga peringatan kematian Ayahku," ucap Degra.

"Iya," jawab Micha sedikit canggung.

Micha masuk gerbang rumahnya.

"Besok aku jemput kamu ya!" ucap Degra.

Micha mengangguk.

"Sampai jumpa besok!" ucap Micha sambil melambaikan tangannya.

Degra membalas lambaian tangan Micha.

-hujan-

10 Mei 2018

Degra melihat ke arah jam tangannya sembari menunggu Micha.

"Ini tehnya, Degra," ucap Ibu Micha sambil menaruh teh di depan Degra.

"Eh, tidak udah repot-repot tante. Saya di sini hanya menunggu Micha," jelas Degra.

"Iya-iya, tante tau. Tapi minum saja tehnya, lagian tante sudah buatkan untuk kamu," jawab Ibu Micha.

"Ya udah tante. Saya minum ya," ucap Degra sambil menyeruput teh buatan Ibu Micha.

"Wah enak," ucap Degra sambil meletakkan cangkir teh ke tatakannya kembali.

"Sudah lama tante tidak melihat kamu. Sudah 3 tahun lebih mungkin? Kamu semakin tampan saja," ucap Ibu Micha.

Degra hanya terkekeh.

Micha keluar dari kamarnya.

Micha terlihat cantik dengan switter panjang berwarna peach yang dipadukan rok kotak-kotak selutut yang warnanya serasi dengan switternya.

"Ibu, jangan godain Degra!" ucap Micha.

"Iya-iya," jawab Ibu Micha.

Degra dan Micha berpamitan dengan Ibu Micha.

-hujan-

"Ayo kita ke Taman Hiburan," ajak Degra yang sedari tadi hanya berjalan tak menentu arah mengikuti Micha.

"Ish. Ini kan baru jam 5 sore. Aku kan ingin naik bianglala. Jadi, ke Taman Hiburan itu bagusnya jika hari sudah gelap," jawab Micha sambil berjalan diikuti Degra.

Micha berhenti di depan toko bunga.

"Kau tunggu di sini ya!" ucap Micha masuk ke toko tersebut.

Beberapa menit kemudian, Micha keluar dari toko itu sambil membawa sebuket bunga yang beragam warna.

"Ayo," ajak Micha.

Degra tetap saja mengikuti Micha walaupun ia bertanya-tanya di dalam hatinya.

Deg!

Degra mengenali jalan ini.

Jangan-jangan!

Batin Degra.

Benar saja, mereka sudah sampai di sebuah pemakaman. Pemakaman Ayah Degra.

"Kita ngapain ke sini?" tanya Degra.

"Kata kau kan ini hari peringatan kematian Ayahmu," jawab Micha.

Micha menaruh buket bunga itu di atas makam Ayah Degra.

"Hai Ayahnya Degra! Saya Micha. Sudah 3 tahun ya? Apakah kau ingat? Hehehe," ucap Micha sambil terkekeh.

Lalu, Micha melihat ke arah Degra.

Micha tersenyum.

"Kalau aku meninggal, aku ingin dikubur di samping makam Ayahmu!" ucap Micha kepada Degra.

Degra sudah tidak bisa mengelak lagi jika Micha berbicara tentang kematian.

Degra hanya mengangguk sambil tersenyum.

Namun, di balik senyum itu dipenuhi oleh kesedihan.

Setelah selesai mengunjungi makam Ayah Degra, mereka menjelajahi aneka makanan jalan di dekat sini, seperti es krim, kue, dan lain-lain.

"Wah sudah jam 7!" ucap Micha yang masih menyisakan sisa es krim di ujung bibirnya.

"Ayo kita ke Taman Hiburan sekarang," ucap Degra sambil membersihkan sisa es krim di bibir Micha menggunakan jarinya.

-hujan-

"Kau pake yang ini ya!" ucap Micha sambil memakaikan bando telinga rubah ke Degra.

Degra yang sedang melihat dirinya di cermin menggeleng.

"Kau saja yang pakai, aku tidak mau," jawab Degra.

"Ih! Sudah pakai saja. Saya beli yang ini dan ini ya," ucap Micha sambil membayar sejumlah uang kepada pelayan yang ada di sana.

Micha segera menarik tangan Degra menjauh dari tempat itu.

"Ih curang," ucap Degra.

"Curang apanya? Kan aku juga memakainya!" ucap Micha sambil menunjuk bando telinga rubah yang ia pakai juga.

"Coba kau main ini!" pinta Micha sambil melihat permainan yang cara kerjanya melempar anak panah yang harus mengenai semua balon yang tertata di sebuah papan.

Degra mengambil anak panah yang diberikan Micha.

Ternyata Degra bisa mengenai semua balon itu, sehingga ia mendapatkan sebuah boneka panda. Degra memberikan boneka itu kepada Micha, tetapi Micha masih saja kebingungan.

"Padahal kan aku minta kau main ini supaya kau malu karena kau tak bisa mengenai satupun," ucap Micha dengan entengnya.

"Ya sudah ini tidak jadi untukmu," jawab Degra sambil mengambil kembali boneka panda itu.

"T-tidak t-tidak! Aku cuma bercanda," ucap Micha sambil merebut kembali boneka itu.

"Wah! Ayo naik bianglala itu!" ucap Micha sambil menarik tangan Degra dan berlari menuju bianglala.

Mereka menaiki bianglala itu. Jalannya lambat sehingga mereka bisa menikmati suasana dengan baik.

Micha bersandar di bahu Degra. Micha memejamkan matanya sambil menikmati suasana di sini.

"Kau tahu mengapa aku sangat ingin ke Taman Hiburan denganmu? Sampai-sampai aku membuat satu toples origami?" tanya Micha yang masih memejamkan matanya.

Degra menggeleng.

"Itu karena..."

Bersambung

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang