"Degra di mana ya?" ucap Micha bertanya-tanya. Ia membawa coklat buatannya sambil berlarian kecil.Micha berhenti ketika ia mendapati orang yang ia cari.
"Degra!" panggilnya. Tak seperti biasanya. Degra tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilan Micha.
Apa suaraku terlalu kecil ya?
Batin Micha sambil melihat sekelilingnya yang menahan tawa. Saat matanya kembali ke tempat Degra, ia mendapati bahwa Degra telah pergi dari tempatnya. Micha langsung berlari panik ke arah Degra berjalan tadi.
Dengan napas terengah-engah dia mendongak, Rain bersama Degra. Rain memberi Degra sebuah coklat.
Sangat ingin rasanya untuk menangis. Itulah hal yang Micha pikirkan.
Degra terlihat tertawa senang mendapatkan coklat dari Rain. Saat Rain pergi, Micha mendekati Degra. Micha menggapai tangannya.
"Tadi aku memanggilmu, tetapi kau tidak dengar," ucap Micha.
"Oh," jawab Degra lalu melanjutkan jalannya. Micha menyamakan jalannya dengan Degra.
"Tadi Rain memberimu coklat ya?" tanya Micha.
Tiba-tiba Degra berhenti.
"Jangan bawa masalah yang sudah berlalu. Jangan terus merasa seperti korban. Rain itu korbannya bukan kau," ucap Degra dengan nada sedikit dinaikkan.
Micha bingung.
"Aku cuma ingin memberimu coklat," ucap Micha sambil menyerahkan coklat kepada Degra.
Degra menyingkirkan coklat dari hadapannya dan berjalan menuju kelasnya.
-hujan-
Bel pulang sekolah berbunyi.
"Rain!" panggil Micha.
Rain yang tadinya berjalan, ia berhenti dan menoleh. Ia menaikkan kedua alisnya.
"Kau mengatakan apa pada Degra?" tanya Micha.
"Mengatakan semua yang kau lakukan di masa lalu," jawab Rain.
"Tetapi tidak seharusnya kau menceritakan masa lalumu atas namaku!" teriak Micha hampir menangis. Hampir.
"Akh!" teriak Rain yang tiba-tiba menjatuhkan dirinya dan menangis.
"Apa yang kau lakukan?!" teriak Degra dari kejauhan.
Oh sekarang aku tahu.
Batin Micha.
Degra langsung membantu Rain berdiri. Dan menanyakan keadaannya.
"Tidak apa-apa Degra. Aku yang salah. Seharusnya aku tidak menceritakannya kepadamu," ucap Rain sambil menangis.
"Berhentilah!" teriak Degra sambil melempar coklat buatanku. Tenaganya memang berbeda, coklat itu langsung hancur seketika. Air mataku sudah tak dapat dibendung lagi.
"Ya sudah. Percaya saja dengannya! Memangnya aku siapa?! Aku orang yang tidak pantas mendapatkan kepercayaan! Lagipula aku tidak pernah memintamu untuk mati bersamaku!" teriak Micha sambil berlari.
-hujan-
Degra menenangkan Rain di halte depan sekolah. Hari ini hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Acak"Aku ingin memberimu satu permintaan bila suatu saat kita bertemu lagi" "Apa permintaannya?" "Tolong... Namun, suara itu pun kian mengecil. Degra pun terbangun dari tidurnya. Sudah beberapa kali dia bermimpi tentang kejadian yang dulu dialaminya. Na...