"Jadi?"
Carla berhenti dari kegiatannya menyebul-sebul kuah panas. Mendongak menatap adiknya bingung, karena pertanyaan singkat nan nggak jelas yang dilontarkannya.
"What?"
"Gimana, si Domi? It's been weeks. Prospek ke depan, cerah nggak?"
"Well, let's see... Ia lumayan manja, dan seringkali merepotkan. Terkadang menyebalkan dan sesekali sangat keras kepala. But, so far..." Carla berpikir keras sebelum akhirnya berkata objektif, "He's okay."
"'Okay'? Just an 'okay' from you? What a hard life he has." Claire terkekeh, sembari bergerak duduk dan mengisi mangkuknya dengan sup udang buatan Carla.
"He's done nothing." Carla memutar mata mendengar ucapan hiperbola Claire.
"Nope, you're wrong. Kau tidak tahu bagaimana ia mati-matian menahan diri demi meluluskan segala persyaratanmu. Berhenti menggoda cewek, memanfaatkan supir, para pembantu, dan barangkali montir bengkel. Ia bahkan tetap menemuimu sepadat apapun jadwalnya, dan oh, apakah kau tidak pernah menyadari, hubungan kalian tidak pernah sekalipun bocor ke media massa?"
Carla menyipitkan mata menatap Claire. Ya, ia sadar akan itu semua, tapi wajarkah Claire bisa mengetahui sedalam itu? Mengingat, ia jarang menceritakan Domi di depan Claire! "Ia yang memberitahumu?"
"Dari reaksimu, sepertinya kata-katanya benar?" Claire menaik-naikkan alis menggoda, sama sekali tidak berusaha menyangkal.
Carla membuang muka dengan segera. "Cih, dasar perayu otoriter posesif. Harus banget ya, sampai kau tahu sedetil itu? Segala sesuatu harus pakai lapor, seperti anak kecil saja."
Claire tersenyum. "Don't worry, Car. Aku hanya sedikit khawatir tentangmu, hingga bertanya macam-macam padanya."
"Kirain baby sitter." Carla memutar mata sebal.
"Looks like it." Claire tersenyum membenarkan.
Carla mendengus sebal. Daripada itu... "Memangnya sejak kapan kau menjadi sedekat itu dengan Domi? Ian bisa menjadi menyeramkan ketika gelap mata, kau juga tahu itu, kan?"
Claire tertawa. "Sebelum mengkhawatirkanku, ada baiknya kau mengkhawatirkan hubungan kalian terlebih dulu."
Carla memutar mata, lalu berkomentar malas. "Yeah, at least bukan aku yang capek hati kali ini."
Claire menjentikkan jari mendengar kata-kata Carla. "Oh ya,tadi siang Cylan mencarimu."
"Mencariku?"
*
"Kalian break?!!"
Cylan meringis. "Yep, dan terima kasih telah membesar-besarkan."
"Bagaimana--"
"We've been through this many times, so I'd say we'll be alright."
"Semudah itu kau mengatakannya??"
"Lalu aku harus bagaimana lagi?"
Carla bersedekap tak puas, lalu menyandarkan tubuhnya ke sofa yang sedang didudukinya sembari berpikir keras. Tapi, tampaknya Cylan sudah tak ingin membahasnya, ketika ia buru-buru mengganti ke topik lain.
"Daripada itu, Sabtu ini? Oke? Akhir-akhir ini kau jadi lebih susah dicari ketimbang Claire, I'm starting to miss you."
"Gombal."
"Suer!"
Carla mengusap wajahnya, ketidaknyamanan yang sejak tadi merasukinya akhirnya memaksanya menyerah. "Kau tak apa kepergok berdua saja di sini denganku? If she knew about it, she'd be even more angry, don't you think?"
![](https://img.wattpad.com/cover/13539542-288-k702352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost Over You
RomantizmKadang, aku masih memikirkanmu. Di relung hatiku, aku mengharapkanmu. Dalam kesunyian tanpa kata, dalam kerinduan yang menyesakkan. Tapi, dunia kita terlalu jauh berbeda. Dan, maafkan aku tak cukup kuat untuk menyebranginya, demi untuk bersamamu. Ma...