Faith

1.8K 90 0
                                    

Claire berlari-lari menyusul Carla, dan berhenti tepat di depan pintu rumah mereka. Seru-seruannya sejak tadi memanggil ke dalam pikiran kakaknya itu sama sekali tidak digugu, karena itu ia berusaha meraih perhatian Carla dengan cara terakhir: memblok aksesnya keluar dari rumah. Dengan tangan merentang dan tubuh berdiri persis membelakangi pintu, Claire mengatur napasnya lalu bertanya hati-hati, "You sure about this, Car?"

"Jangan halangi aku, Claire." tandas Carla dengan suara berat, tampak jelas emosi telah menguasai seluruh kendali dirinya.

Claire menatap kembarannya dengan sedih. "Tidak bolehkah aku mengkhawatirkanmu?"

"I'm fine. Jadi, menyingkirlah." ucap Carla dingin dan berjarak.

Claire menatapnya dengan pandangan terluka, namun tak melawan ketika Carla menariknya menjauh dari pintu. Sebelum ia sempat menyadari apa yang terjadi, pintu sudah ditutup dengan bunyi berdebum dari depan.

*

Carla pertama mengetahui rumah Domi adalah ketika Domi mengajaknya kemari minggu lalu. Saat itu, Mason, keponakan kesayangan Domi yang diajaknya dalam acara kencan mereka tiba-tiba panas menggigil. Setelah cepat-cepat mencari UGD terdekat dan menemukannya dalam keadaan panik, mereka terpaksa harus meninggalkan rumah sakit itu karena sang ibu memilih untuk merawatnya di rumah dengan memanggil dokter.

Hari itu, Carla tidak turun. Domi menyuruhnya tetap di mobil, sementara ia membopong turun Mason, mempertemukannya dengan sang ibu selalu tinggal di rumah Domi setiap berkunjung ke Indonesia. Selain karena hujan, ia tidak mau seisi rumah gempar karena yang mereka tahu, pacar Domi masihlah Gisel.

Carla melengos. Bukan 'yang mereka tahu' seperti kata Domi, tapi memang kenyataannya pacar Domi masih dan selalu Gisel. Dan masih saja Carla mau ditipu mentah-mentah olehnya. Dalam keadaan sadar! Bodoh!

Carla mendongak, menahan air mata yang siap meluncur jatuh. Haha, ia bahkan nggak pernah tahu bahwa ia punya air mata. Bodoh, mengapa ia jadi lemah begini? Dan, mengapa Domi? Mengapa ia justru tertipu oleh seseorang yang sikap brengseknya sudah berulang kali ditemui Carla pada cowok-cowok lain? Sebenarnya sejak kapan ia menjadi defenseless begini, ataukah ini semacam kutukan baginya?

Aku ingin kau berjanji padaku, Carla. Apapun yang terjadi, percayalah padaku. Bahwa aku mencintaimu, lebih dari yang mampu kuungkapkan.

Carla mendengus kasar. Bicara apa dia? Dan, mau-maunya Carla menelannya mentah-mentah? Carla tak percaya jantungnya bahkan berdetak lebih cepat demi mendengar rayuan kacang semacam itu.

Tapi, ketika ia melihat mobil Domi datang, beserta rombongannya, ia merasakan hatinya kebas. Ketika cowok itu turun, sosok yang tiga bulan sudah menjadi tempatnya bersandar itu, ia merasakan kakinya melangkah tanpa sadar. Kerumunan wartawan dengan cepat terbentuk di sekitar Domi, sebagai akibat dari berita pertunangannya yang begitu tiba-tiba dan heboh, tapi Carla tidak memikirkan apapun. Kakinya berlari menyeberangi jalan menuju depan rumah Domi, tempat cowok itu, dibantu para bodyguard-nya, berusaha menyeruak di antara para wartawan yang mengelilinginya. Sebaris kalimat penuh janji muluk kembali terngiang di benaknya, tidak tertembus akal sehat, malah membuatnya semakin mempercepat langkah.

Kalaupun seluruh dunia berusaha memisahkan kita... Aku ingin kau tetap mempercayaiku, Carla.

Dan dengan dasar itulah ia mengalahkan egonya dan muncul di depan Domi.. dan semua orang.

*

Carla bisa merasakan jepretan-jepretan dan kamera video para wartawan yang mengelilingi Domi terarah padanya selagi ia berlari mendekati Domi. Cowok itu tak tampak menyadari kedatangannya, malah sudah sibuk berbicara dengan manager-nya sambil berjalan cepat memasuki rumahnya. Tidak, ia tidak boleh berhenti sekarang. Domi harus setidaknya melihatnya!

Almost Over YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang