[pic] Aldo!
*
"Tuh, mantan tersayang." Carla mengedikkan bahu ke arah kerumunan di dekat pintu. Aldo hanya tersenyum kecut menanggapi. The infamous couple has arrived.
"Jangan pasang wajah loser, ya." Carla memperingatkan sambil tetap memakan dedagingan di piringnya--entah sudah ronde ke berapa. Yang dinasehati hanya menghela napas kesal, malas mencari ribut. Memangnya melakukan semudah mengatakannya??
Sebelum ia sempat menanggapi jawaban cerdas apapun kepada Carla, sebuah suara sopran seorang cewek memanggil namanya.
"Aldo!"
Mereka berdua menoleh ke sumber suara. Seorang cewek dengan bodi model, make-up sempurna, dan rambut tergerai indah melangkah mempersempit jarak di antara mereka. Carla mengamati cewek itu--tipikal cewek yang berkeliaran di pesta ini. Hanya sekali tatap ia bisa tahu barang-barang yang melekat di tubuh cewek itu sama-sama meneriakkan kata 'mahal'.
Bisa pekak lama-lama telinganya.
Tanpa sadar pikirannya mengevaluasi teman-teman kuliah Aldo. Golongan Aldo tidak berubah: kaum high class yang hanya tahu perang fashion dan pamer kekayaan. Dahulu, Carla juga termasuk salah satu di antara mereka. Namun, ketika bencana memporakporandakan keluarga kecilnya, Carla berhenti memilih-milih golongan.
"Datang juga, kamu. Mulanya kukira nggak akan datang." kata cewek itu sambil terang-terangan melirik ke arah Mirinda yang masih saja dikerubungi massa.
"Yeah." Aldo memasang wajah malas--setidaknya bukan wajah pecundang, batin Carla dalam hati.
"By the way, ini siapa? Kenalin, dong. Adiknya, ya?" ucap cewek itu seakan-akan baru menyadari keberadaan Carla. Carla memutar mata mendengar nada riang yang dibuat-buat itu. Fake akut.
"Herdernya." jawabnya asal saja, membuat Aldo memelototinya. Jangan bikin malu, begitu kira-kira pesan yang ditangkap Carla lewat telepati amatir mereka.
Cewek itu terkejut, lalu buru-buru menguasai ekspresinya. Sembari memasang wajah riang yang sama, ia kembali berkata, "Ahaha... Bisa aja nih meme imut. Siapa namanya?"
Carla menatap uluran tangan bermanikur sempurna itu ngeri. Tajamkah? Rapuhkah? Tiba-tiba teringat, ia pernah dicakar hingga berdarah karena mematahkan kuku semacam itu.
Pelototan Aldo bertambah intens ketika ia hanya melongo menatap tangan cewek di depannya. Biasa aja melototnya! Dibalasnya tatapan Aldo dengan sorot menantang. Aldo masih memelototinya beberapa detik sebelum akhirnya menyerah.
"Awas, anjing galak." seloroh Aldo, membuat emosi Carla tersentil. Serta merta dijabatnya tangan halus cewek itu--terlalu bersemangat, mungkin, hingga cewek itu tampak meringis kesakitan.
"Carla."
"Pretty."
Carla melongo sebentar sebelum tertawa hambar. "Ahaha... Bisa aja deh."
Kali ini Aldo menyodok iganya dengan sepenuh hati, membuatnya tersadar. Itu nama aslinya?? Jayus banget, deh, orangtuanya.
"Sori, sori. Itu nama asli kamu? Bukannya kamu tidak cantik, hanya saja kukira--"
"Tidak apa-apa." sela Pretty cepat, lalu kembali memasang senyum manisnya yang kini terlihat menakutkan di mata Carla. "Ya, sudah. Enjoy yourself, ya. Aku ke belakang dulu... Oh iya, Do, mau gabung nggak? Ada Erin, tuh."
"Ada Erin?" Mimik buas Aldo dengan segera tergantikan mimik mupeng. Jijik. Pasti gebetan baru tuh kunyuk, batin Carla dalam hati.
"Iya, dong. She's one of us, kan." ucap Pretty manis sementara melirik Carla terang-terangan. Seakan berkata, nggak seperti kamu, cuma orang luar, sudah berani cari masalah. Tapi, menyadari itu, Carla justru malah membalas tatapan itu tanpa gentar.
Cepat-cepat Pretty mengalihkan tatapannya. "Gimana, Do? Yuk?"
"Yuk, La?" Seperti kerbau dicucuk hidungnya, Aldo berbalik menatap Carla dengan pandangan memelas.
"Kalian duluan aja. Aku di sini dulu." katanya tegas, sembari mengisyaratkan pada Aldo kesepakatan tak tertulis di antara mereka. Kalau perutnya belum penuh terisi, Carla tidak akan beranjak ke mana-mana!
Aldo tampak berdebat dengan dirinya sendiri sebelum akhirnya menatap Carla cemas, "Nggak apa-apa, kutinggal sendirian?"
Carla tersenyum miring. "Nggak terbalik, tuh?"
Aldo menggeram, tapi sangat ingin menjaga imejnya. Karena itu, ia hanya memelototi Carla sebelum pergi mengikuti Pretty ke belakang.
Carla tertawa dalam hati melihat kelakuan kekanakan Aldo. Dasar cowok ceme--banci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost Over You
RomansaKadang, aku masih memikirkanmu. Di relung hatiku, aku mengharapkanmu. Dalam kesunyian tanpa kata, dalam kerinduan yang menyesakkan. Tapi, dunia kita terlalu jauh berbeda. Dan, maafkan aku tak cukup kuat untuk menyebranginya, demi untuk bersamamu. Ma...