Adam benar-benar kesal hari ini, setelah dia dinyatakan harus mengulang 3 mata kuliah, dan sekarang dia menabrak seorang remaja tanggung yang cukup bodoh. Sebenarnya Adam ingin terus berjalan dan membiarkan remaja ini tergeletak di jalanan, tetapi ia masih memiliki sedikit rasa kasian kepada gadis itu.
Wajahnya yang polos membuat Adam tidak tega melakukan itu.Gadis itu tidak terlalu cantik, tetapi cukup manis, awalnya Adam tidak memperhatikannya, tetapi dia memiliki rambut panjang dan mata yang indah. Dan dari pakaian yang ia gunakan, Adam bisa melihat remaja ini memiliki bentuk tubuh yang sangat indah, seperti model-model pria dewasa.
Adam mulai memikirkan beberapa pikiran kotor di kepalanya, secepat kilat ia berusaha membuat dirinya kembali fokus terhadap kemacetan jalanan. Awalnya Adam ingin membawa gadis itu ke rumah sakit, tetapi dia sedikit khawatir jika berita dia telah menabrak seseorang akan tersebar dengan begitu cepat, dan jika ayahnya tahu, Adam yakin ia akan mendapatkan kemarahan yang luar biasa dari ayahnya. Pilihan terbaik membawa gadis itu ke rumahnya. Lagian dia yakin di rumah ada kotak P3K yang cukup lengkap, dengan sedikit kemampuannya sebagai mahasiswa kedokteran dia yakin dia bisa mengobati gadis itu.***
Mobil telah berhenti persis di depan rumah yang sangat megah.
Rumah ini bahkan lebih mewah dari pada rumah orang tua Gita.Pria itu berjalan dengan cepat, dan ia segera membuka pintu penumpang.
"Mau gue gendong, atau lu masuk sendiri? " Tanya laki-laki itu dengan cuek
"Gue mau masuk sendiri" jawab Gita keras kepala.Ketika Gita mulai menggerakkan kakinya dia sudah mulai meringis.
Ah..
"Dasar" keluh pria itu dengan kesal
"Mbo, mbo.. kesini sebentar" suara itu diarahkan ke dalam rumah."Iya, kenapa den ?" Tanya mbo dengan lembut.
"Bantu dia masuk mbo"
Setelah memberi arahan adam segera masuk kedalam rumah.Gita dibimbing oleh mbo memasuki ruangan tamu, melihat kedua wanita itu kesusahan membuat Adam sedikit kasihan.
Tetapi tidak ada yang bisa dia perbuat karena perempuan itu tidak ingin di sentuh olehnya."Sudah mbo, biar dia duduk di kursi ini saja" kata Adam kemudian.
"Ada yang bisa dibantu lagi den?" Tanya wanita itu dengan sopan.
"Tidak mbo, mbo istirahat saya. Makasih ya" jawab Adam dengan tulus.
"Jadi ini semua salah lu, siapa suruh nyebrang jalan sambil melamun" kata Adam dengan kesal.
Adam segera meletakkan kota p3k ke atas meja.
"Mana kaki lu " tanya adam"Lu mau ngapain? Gue mau dokter" kata gita dengan tegas.
"Gue ini calon dokter" jawab Adam dengan acuh.
"Wkwkkwkw, muka lu egk ada tampang dokter" sesaat Gita tertawa terbahak-bahak
Mendadak Adam ikut tersenyum melihat senyum di bibir Gita, ternyata wanita ini memiliki senyum yang sangat indah, tulus, dan menawan, Adam ingin melihat senyum itu sekali lagi.
"Tuh kan, gue rasa juga begitu" jawab Adam juga dengan sedikit senyuman.
Begitu melihat Adam tersenyum, membuat hati Gita berdetak begitu kencang. Ya Allah.. betapa mengagumkannya sosok ini.
Gita belum pernah jatuh cinta, bahkan tertarik dengan seorang laki-laki pun ia belum pernah.
Jika rasa ini namanya cinta, maka Gita sudah jatuh cinta pada pandangan pertama mereka.Adam mencoba mendekat ke arah luka di kaki Gita, Gita tahu yang dia butuhkan sekarang adalah dokter, bukan laki-laki tampan yang berlutut di depannya dengan memegang kapas. Walau berat akhirnya Gita berkata.
"Antar gue ke rumah sakit "
"Jangan lebai DEH, ini lu egk kenapa-napa" balas Adam dengan acuh
"Gimana egk kenapa-napa, ini kaki gue egk bisa DI GERAKIN" Gita mulai menaikan suaranya dan bersikeras ingin ke dokter
"Oke " Adam dengan segera menggendong Gita kembali masuk ke dalam mobil.
Gita hanya bisa berteriak, dan mengoceh sepanjang perjalan memasuki mobil, memukul-mukul bahu Adam dan memintanya menurunkan ia di sana.
Tetapi Adam tetap tidak menghiraukan permintaan Gita.Adam sekarang berumur 21 tahun, ia tidak pernah berpacaran, tidak terlalu ambil pusing dengan perempuan, karena yang Adam tahu saat ini belum ada tempat di hidupnya untuk seorang wanita.
Gadis ini tidak terlalu berat, menggendongnya hanya membutuhkan sedikit tenaga, ini pertama kalinya Adam menggendong, dan memeluk wanita sedekat ini, aroma tubuh gadis tersebut seakan membuatnya terhipnotis, tangannya yang halus dari tadi memukul-mukul lembut punggungnya, membuat Adam sangat menyukai kegiatan mengendong wanita tersebut. Karena wanita ini bergerak terlalu banyak, secara tidak sengaja Adam menyentuh payudaranya, ini sensasi luar biasa bagi Adam.
Ternyata memang benar seperti yang Adam duga, wanita ini memiliki payudara yang sangat bagus.
wanita itu semakin berontak ingin segera diturunkan.
Kemudian Adam berbisik, persis di telinganya.
"Bisa diam egk, atau gue pegang lagi yang tadi"
Dengan muka memerah, akhirnya perempuan itu pasrah di gendong Adam menuju mobil sport miliknya.***
Gita belum pernah sedekat ini dengan laki-laki, pria ini telah menyentuh banyak bagian tubuhnya, Gita bahkan bisa mendengar tarikan nafas dan irama detak jantung pria itu.
Aroma tubuhnya sangat maskulin, Gita mencoba membuat dirinya sadar dan memberontak ingin lepas dari gendongan pria itu, rintihannya tidak di dengar, kemudian Gita menggunakan tangannya memukul-memukul pundak laki-laki itu. Dia tetap tidak melepaskan Gita, sampai akhirnya tangannya yang kokoh menyentuh sesuatu yang lembut di dada Gita, Gita tahu tangan itu tidak sengaja sampai disana. Tetapi dia tetap marah dan minta di turunkan dengan segera, lelaki ini sungguh keras kepada, semua usaha Gita tidak ia tanggapi, kemudian Gita mendengar suara serak pria itu persis di depan telinganya.Mendengar ucapan itu membuat Gita menjadi sangat malu, ia yakin wajahnya sekarang sangat merah, seperti kepiting rebus. akhirnya Gita mengikuti perintah laki-laki itu.
Dalam hati ia berharap laki-laki inilah kelak yang akan menjadi suaminya, karena laki-laki ini sudah mengambil sebagian besar hak yang seharusnya dimiliki oleh suaminya.***
Akhirnya mobil itu berhenti disalah satu rumah sakit yang cukup terkenal di Jakarta, Rumah sakit ini tidak terlalu jauh dari rumah Adam, mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit, Gita langsung di tangani oleh dokter tulang. Berdasarkan keterangan dokter Gita memang mengalami sedikit patah tulang, dan dia harus di Gips selama 2 minggu.
Semua pemeriksaan dan penanganan telah selesai, Adam segera mengantar Gita ke rumahnya.
Selama di rumah sakit, mereka lebih banyak diam, Gita tahu adam menjaga jarak dengannya.
Perjalanan panjang ini terasa begitu sunyi, Gita berusaha membuka pembicaraan.
"Kayaknya lu memang egk cocok jadi dokter"
"Sok tahu"
"Bagaimana mungkin seorang dokter tidak bisa membaca kondisi pasien" jelas Gita
"Bagaimana kalau tadi gue egk dibawa ke dokter? Kalau kaki gue cacat lu mau tanggung jawab, kalau egk ada yang mau nikah sama gue gimana?, ahh
emangnya lu mau nikahin gue?" tambahnya dengan tanpa pikir panjang
Gita tidak tahu bagaimana mungkin kalimat terakhir itu bisa keluar begitu saja dari mulutnya."Astaga, lu berisik bangat. Kalau mau dinikahin ya sudah, kita nikah aja" jawab Adam santai
Jantung Gita langsung berdetak begitu kencang mendengar ucapan terakhir laki-laki tampan yang sedang duduk disampingnya.
"Ini rumah lu masih jauh!" Tanya laki-laki itu tiba-tiba
"Lurus aja" jawab Gita dengan sedikit tersenyum yang berusaha ia tutupi.