Adam sangat bosan dengan kehidupannya, sekarang dia sedang kuliah semester 6 di salah satu fakultas kedokteran yang cukup ternama di Jakarta.
Menjadi seorang dokter bukanlah rencana hidupnya, ia ingin menggambil kuliah bisnis, karena dia merasa dunia bisnis lebih menantang dan menarik dari pada berurusan dengan orang yang sakit.
"Den, di panggil papa turun" mbo Siti datang memanggilnya yang sedang beristirahat di kamar."Ada apa emang mbo?" Tanya Adam dengan sedikit malas.
"Kurang tahu den" mbo Siti segera turun ke lantai bawah
***
Setibanya Adam di ruang keluarga, ia langsung di cecar berbagai pertanyaan oleh papanya.
"MAU KAMU APA DAM..?" Bentak ayahnya dengan suara yang agak tinggi.
"Dosen pembimbing akademik kamu bilang, kamu sudah 1 bulan tidak masuk kuliah, tidak ikut ujian, jadi selama ini kamu ngapain aja??" Tambah papanya lagi.
"Pa, adam kan pernah bilang, kalau Adam tidak ingin menjadi dokter" jelas Adam dengan sedikit lembut.
"Terus kamu mau jadi apa?, Jadi pengagguran"Sebelum memasuki fakultas kedokteran Adam pernah mengatakan kepada ayahnya bahwa dia ingin melanjutkan kuliah di bisnis management, cukup lama keluarga itu berdebat sampai akhirnya Adam kasian melihat ibunya, ia mengalah dan mengambil fakultas yang diinginkan oleh papanya.
"Pa, percaya sama Adam. Adam tidak bisa meneruskan semua ini lagi, kalau Adam teruskan ADAM BISA GILAA..." suara Adam kali ini lebih tinggi.
Mama yang dari tadi ada disana hanya diam mendengarkan perdebatan anak dan ayah tersebut.
"Adam sudah punya rencana kalau Adam akan pergi ke Canada dan menetap disana beberapa tahun"
"APAA?, Kamu ingin meninggalkan kami" tanya Mama Adam dengan suara gusar.
Bagaimana mereka tidak khawatir, karena memang adam lah satu-satunya anak mereka.
Adam adalah anak yang keras kepala, sangat sulit bagi kedua orangtuanya mengendalikan sifat Adam yang seperti itu.
Karena memang adam sudah di manja dari ia kecil.Keluarga besar Adam mayoritas berprofesi sebagai dokter, paman, bibi, kakek, nenek dan sebagian besar sepupu adam adalah dokter, keluarga besar itu bahkan memiliki 2 buah rumah sakit terbesar di Indonesia, dengan taraf internasional. bagaimana pun juga papa Adam sangat banyak berharap kepada anaknya itu agar kelak bisa memimpin rumah sakit mereka menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Namun, sekarang rasanya semuanya akan sia-sia..
****
Universitas ini adalah universitas terbaik dijakarta. Dengan halaman luas dan gedung sangat bagus.
"Gita, kamu akan kuliah disini?"
Tanya seorang wanita yang cukup cantik disamping Gita.
"Iya, aku akan mendaftar di universitas ini" jawab Gita dengan tersenyum.
"Kamu yakin? Aku dengar gia akan melanjutkan kuliahnya di Italia""Emm.. biarlah, aku tidak ingin jauh dari Mama dan papa, aku ingin tetap bersama mereka" jawab Gita polos.
Mawar adalah salah satu sahabat baik Gita, mawar berasal dari keluarga sederhana, karena itulah mereka sangat akrab. Gita tahu sahabatnya ini akan mencoba mendapatkan beasiswa di fakultas kedokteran. Hari ini mereka sengaja datang ke universitas itu untuk melihat suasana kampus, mereka berharap akan menambah semangat mereka untuk segera menyelesaikan SMA dan kemudian segera masuk ke universitas.
"Kamu akan mengambil jurusan apa?" Tanya mawar kemudian
"guru BK" jawab Gita dengan tersenyum.
"Hahaa, serius"
Mawar sangat tidak percaya mendengar jawaban dari temannya ini.Mawar saja yang rangkingnya selalu ada di bawah gita ingin menjadi dokter, sedangkan Gita yang selalu mendapatkan rangking 1 hanya ingin jadi guru BK.
"Aku suka anak-anak mawar, kamu tahukan aku berasal dari panti asuhan, aku ingin berbagi kepada mereka dengan ilmu ku kelak" jawab Gita dengan lembut.
Sesaat mawar memeluk Gita dengan sayang.
"Kamu sangat baik Git, semoga Allah mendengar semua doa kamu"***
Jam sudah menunjukan jam 4 sore, universitas itu sudah terlihat cukup sepi. Mawar sahabatnya sudah pulang terlebih dahulu, karena mawar harus cepat pulang dan membantu ibunya berjualan dipasar.
Gita memaklumi keadaan sahabatnya tersebut.
Sekarang hanya tinggal Gita seorang diri berkeliling di lingkungan kampus, dia juga sudah melihat-lihat fakultas yang nantinya akan dia masuki.Gita melirik jam tangannya, dia kaget melihat jarum jam yang terlihat disana, kemudian gita segera bergegas mengejar kreta yang sebentar lagi akan lewat, tiba-tiba.
BRAKK..
Sebuah mobil sport menabraknya, dan membuat Gita terjatuh terlempar ke jalanan.
Semua orang melihat dengan khawatir.
Gita bisa melihat banyak darah yang keluar dari lututnya, dia berusaha berdiri tetapi tidak bisa.
Kemudian pengemudi itu keluar dan menggendong Gita agar masuk ke dalam mobil mewahnya.Gita menyadari bentuk tangan yang kokoh,sedang berada di pahanya. Dia langsung shock dan berteriak.
Tetapi terlambat, karena ternyata Gita sekarang sudah duduk di kursi penumpang.Gita melihat laki-laki itu, dia mengemudikan mobil tanpa berkata apa-apa, gitapun yang masih schock hanya diam saja.
Laki-laki itu adalah pria tertampan yang pernah dia lihat, postur tubuhnya yang tinggi dan kokoh, benar-benar ciptaan Allah yang begitu mengagumkan. Pakaian yang ia kenakan sangat kasual dan santai, memperlihatkan bahwa sebenarnya laki-laki itu adalah orang yang sangat sederhana, tetapi jika dilihat dari mobil yang sedang digunakannya, terlihat bahwa laki-laki ini berasal dari keluarga yang cukup kaya.kemudian Sambil menahan rasa sakit di kakinya, Gita mencoba memastikan mobil sport tersebut, ketika ia melihat kesekeliling isi mobil, ini adalah salah satu mobil sport yang Gita tahu harganya sangat mahal, Bahkan Gita tidak akan pernah mampu membelinya.
Gita yakin pria yang ada di sampingnya adalah seorang pangeran di dunia nyata.Setengah jam kemudian mobil itu memasuki salah satu perumahan elit di kawasan pondok indah.
Gita tambah kaget, mengapa dia di bawa ke rumah, bukannya ke klinik atau ke dokter."TOLONG..TOLONG" teriak Gita kemudian.
"DIAM" bentak sang pria dengan ketus