9.

3.2K 134 1
                                    

Malam itu Adam sudah berada di kamarnya, ia sedang melihat aplikasi beasiswa busines di Amerika. Tiba-tiba ibunya masuk dan berkata.
"Adam, kamu yakin tidak ingin menuruti kata papa mu?"

Adam sedikit kaget dengan sikap ibunya kali ini, biasanya dia akan mengetuk pintu dulu.
"Yakin ma, kalau aku tetap di dunia itu, aku akan gila" kata Adam dengan jujur.

"Mama sayang kamu, apapun keputusan kamu mama berusaha mendukungnya, tetapi papa adalah kepala rumah tangga, kita harus menghormatinya" jelas Mama lagi.

"Tapi ma.. papa tidak pernah ingin mengerti aku" tambah Adam.

"Sekarang kamu punya pesaing, namanya Gita. Papa kamu siap memberikan dia beasiswa kedokteran dengan jaminan dia akan bekerja di rumah sakit kita"

"Bagus kalau begitu ma, setidaknya papa tidak berharap terlalu banyak kepada ku lagi" jawab Adam sebaliknya

"Mama hanya mengkhawatirkan posisi kamu akan tergantikan, tidak hanya itu, gadis muda itu sangat cantik, jangan-jangan dia berhasil merayu papamu untuk memberikan dia beasiswa dengan bayaran tubuhnya" Mama Adam mulai berasumsi ke mana-mana.

"Ma, mama dan papa kan sudah menikah puluhan tahun, setahu Adam papa tidak pernah berselingkuh atau main perempuan" Adam berusaha menyakinkan mamanya.

"Mama tahu, tetapi mamakan sudah tidak muda lagi"

***
Akhirnya dengan perjuangan yang besar, Gita bisa kuliah di universitas ini dan mengambil jurusan kedokteran.
Dari awal tujuan Gita hidup adalah untuk membahagiakan kedua orang tuannya, dan itu yang sekarang dia lakukan.

"Hey.. ayam, Sini" teriak seorang senior kepada dirinya.
Gita seakan melupakan bahwa namanya selama 3 hari kedepan adalah ayam. Nama itu di berikan baru saja oleh sekelompok senior yang melakukan ospek.

Dalam hati Gita menyanyangkan hal konyol ini terjadi, bagaimana mungkin salah satu fakultas yang sangat sulit di masuki, tetapi memiliki sistem ospek yang mengerikan.

Gita segera berlari ke arah senior yang memanggilnya,
"Ada apa bang" tanya Gita polos.
"Kamu duduk di depan, acara akan segera dimulai"

Gita hanya mengikuti arahan sang senior, tetapi yang aneh adalah kenapa hanya dirinya yang diminta duduk berada di barisan ini sendirian, sedangkan teman-teman yang lain memiliki barisan mereka masing-masing.

Acara ceramah dan penyambutan berjalan dengan lancar, Gita berusaha menelaah setiap perkataan dekan, dosen dan rektor.

Saatnya waktu makan siang, semua anak berkumpul dan membuat kelompok masing-masing, tetapi sekali lagi hanya Gita yang di minta makan sendirian di tempat lain.
Dalam hati Gita tahu pasti ada yang salah. Tetapi dia tidak tahu apa. Karena tidak ada yang berbicara dan menjelaskan apapun kepadanya.

Setelah makan siang selesai, Gita di minta melakukan sholat terlebih dahulu, kemudian dia harus kembali secepat mungkin.
Setelah Gita sholat, semua orang di perbolehkan sholat bersama-sama.

Begitu juga ketika pulang, semua anak di minta pulang duluan, setelah 30 menit berikutnya, barulah Gita di izinkan pulang.

Gita tahu tidak hanya dirinya yang bertanya-tanya tentang keadaan ini tetapi juga semua anak-anak yang ada di fakultas mereka. Kesalahan apa yang ia perbuat, sampai semua senior mengucilkannya.

***
Tiga hari selama ospek Gita di perlakukan seperti itu, dia seakan seperti seorang mahasiswi yang sedang dihukum dengan berat, tidak di izinkan berbicara dan berkumpul dengan anak-anak yang lain.

Ia senang karena hati ini adalah hari terakhir mereka ospek, dan besok adalah jadwal perkuliahan pertama mereka.

Ketika semua anak-anak pulang, Gita juga mempersiapkan dirinya
Untuk pulang ke rumah, di saat itulah seseorang datang dan berdiri di depannya.
"Oh, gimana rasanya di kucilkan?"
Gita kaget mendengar suara itu, dia tahu itu suara siapa.
"Lu siapanya bokap gue?"
"Simpanan?" Tambahnya

Sell (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang