"APAAA?" Teriak papa agung
"Kalau itu yang kamu mau, pergi dari rumah ini jangan pernah kembali"
"Oke, aku akan pergi" Adam segera keluar dari dalam rumah.Gita hanya diam melihat sikap Adam, memang benar hal ini akan terjadi, Adam sudah mengatakannya 6 tahun yang lalu bahwa ketika Adam kembali ke Indonesia mereka akan bercerai.
****
Rumah sakit masih terasa sama, halaman yang di tumbuhi berbagai macam Bunga dan pohon-pohon Pinus.
Ketika Gita membuka pintu, beberapa perawat dan cleaning service masih mengenalnya.
"Gita, kamu Gita kan!"
Mereka ingin memeluk Gita tetapi mereka agak sedikit ragu, karena sekarang Gita sudah banyak berubah.
"Iyaa, senang bertemu kalian lagi" Gita memeluk semua orang yang ada disana.Ternyata dari tadi seorang pengagum sudah memperhatikannya dari kejahuan, dan berkata.
"Selamat pagi dokter Gita?" Laki-laki itu memberikan dia segelas kopi, Gita tahu minuman ini adalah kesukaannya.
"Dokter Julio, apa kabar?"
"Gita, beneran kamu menjadi dokter disini?" Tanya perawat yang lain.
Gita hanya mengangguk.Ternyata di sudut lain ruangan rumah sakit, dokter Agung sedang memperhatikan pemandangan yang ada di depannya.
Sudah 6 tahun berlalu, ia tahu Gita sangat baik, pintar, penyayang dan memiliki hati yang lembut. Semua orang menyukainya, tetapi dia heran mengapa Adam bahkan tidak pernah bisa melihat betapa berharganya gita.
Dokter Agung mengetahui semua kehidupan Gita di Canada, dan juga ke hidupan putranya Adam.
Gita selalu dekat dengan Julio, memang hanya sebatas teman. Tetapi dia tahu Julio menginginkan hal yang lebih.Sedangkan adam, anak itu sudah memiliki kekasih, dan mereka akan memutuskan untuk menikah.
Dalam hatinya dokter Angung sangat ingin menjadikan Gita menantu satu-satu dan selamanya.
Tetapi dia harus memikirkan bagaimana caranya.***
"Sayang, malam ini ke rumah ya, kita mau makan malam bersama?" Kata Mama Gita dari telpon.
"Iya ma"Setelah pekerjaan di rumah sakit selesai, Gita segera memacu mobilnya menuju rumah papa dan mamanya. Dia sangat merindukan keluarganya, karena gia sudah pulang dari Paris, mereka bisa makan malam keluarga.
Rumah ini sudah Gita beli kembali dari pemilik barunya, Gita mengumpulkan semua uang tabungan dan gajinya selama kuliah di canada untuk membeli rumah ini kembali.
"Mama.., papa.., Gia.." teriak Gita dari halaman rumah.Begitu melihat siapa tamu mereka, membuat Gita sedikit kaget.
Gia segera berlari dan memeluk Gita.
"Ibu dokter pasti capek?, Ayo kita makan" gia berjalan ke ruangan makan dan semua orang juga berjalan kesana."Gita, tidak apa-apakan aku mengajak tunangan ku?" Rengek gia kepadanya.
"Iyaa, tidak apa-apa" jawab Gita dengan sedikit senyum yang di paksakan.Mereka semua sudah duduk di meja makan, papa dan mama, dan Adam tidak berkata apa-apa.
"Suami kamu mana? Aku belum bertemu dengannya" tanya gia kemudian.
"Kami akan bercerai" jawab Gita dengan santai.
Papa dan mama seakan terkejut, mama membuka suara.
"Sayang, jangan.. mama yakin hubungan kalian masih bisa di perbaiki" pujuk mama.Kemudian papa juga bersuara.
"Jika memang sudah tidak cocok kenapa harus dipertahankan lagi"Gita ingin menangis sejadi-jadinya, kenapa papa tega kepada dirinya. Mana ada perempuan yang ingin menjadi janda.
Kalau bukan permintaan papa nya, Gita juga tidak akan menikah dengan adam, dan sekarang papanya malah mendukung perceraiannya."Iya pa, dari awal kami memang tidak cocok" hanya itu yang keluar dari bibir Gita.
"Selamat ya, semoga nanti kamu bisa menjadi keluarga yang sakinah dan mawadah" doa Gita pada akhirnya kepada adiknya tersebut.