11.

3.1K 148 1
                                    

Gita sedang membantu seorang pasien yang sedang menanyakan beberapa informasi kepadanya, kemudian tiba-tiba suster Bella mengatakan bahwa ia di minta ke ruangan dokter agung sekarang juga.

Gita segera bergegas naik ke lantai 6 di mana kantor dokter Agung berada, dari luar Gita bisa mendengar keributan yang di hasilkan oleh Adam. Gita mengetuk pintu, setelah mendengar kata masuk dari dalam ruangan barulah dia masuk.

Ketika Gita masuk semuanya terdiam seribu bahasa, Gita tambah binggung dengan situasi ini.
"Ada apa dok?" Tanya Gita dengan khawatir
"Pa, jika aku menikah dengan dia, lebih baik aku pergi dari Indonesia dan tidak akan kembali lagi untuk selamanya" kata Adam seenaknya.
"Baik, pergilah dan buat mama mu sedih" jawab dokter Agung dengan ketus.
Gita tambah bingung dengan semua ini.
"Menikah, siapa?" Jawab Gita polos.

"Sayang, papa sudah memutuskan akan menikahkan kamu dengan Adam"

Jantung Gita seakan berhenti sejenak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya kelak jika menikah dengan Adam, pernikahan adalah tentang hati, tentang cinta, perasaan, saling menghormati, dan menghargai. Tetapi itu semua tidak mereka miliki.

"Dokter, saya rasa itu bukan pilihan yang baik, menikah tidak bisa terburu-buru, harus saling mengenal" jawab Gita dengan penuh sabar.

"Jangan sok suci lu, gue tahu inikan yang lu mau, setidaknya semua hutang-hutang orang tua lu di rentenir bisa lunas"

Perkataan itu membuat Gita sangat terkejut, karena dia tidak mengetahui sama sekali bahwa ayahnya memiliki hutang di rentenir. Memang dua hari ini Gita melihat ada beberapa tanda biru di wajah ayahnya, awalnya Gita berfikir itu adalah bekas pukulan, tetapi ayahnya menyakinkan mereka bahwa bekas luka itu adalah bekas luka terjatuh. Hanya karena tidak ingin membuat mamanya khawatir dengan keadaan ayahnya, Gita membernarkan kalau tanda biru itu memang bekas terjatuh.
Jadi memang benar, ayahnya sudah dikejar-kejar depkolektor.
Gita sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Apakah semua pengorbanannya untuk keluarga belum cukup??
Kuliah di jurusan yang tidak dia inginkan, dan bahkan sekarang dia harus menikah dengan laki-laki yang bahkan tidak pernah menganggapnya ada.

"Kamu bisa mengambil jurusan bisnis, papa akan merestuinya, tetapi dengan syarat kamu harus menikah dengan Gita, silahkan pikirkan" penawaran itu akhirnya yang diberikan oleh dokter Angung kepada anak satu-satunya di keluarga mereka.

***
Sesampainya di rumah, Gita tidak membahas apapun kepada kedua orang tuannya.
Mama dan papa terlihat sangat letih, begitupun dengan Gita.
"Mama, papa. Sudah makan?"
Tanya Gita dengan sangat manis dan bibirnya memperlihatkan senyum yang sangat menawan.

***
Adam memikirkan tawaran papanya selama dua hari, apakah harga kebebasan, cita-cita dan impiannya adalah menikah dengan wanita itu? Wanita yang bahkan tidak jelas asal usulnya, wanita matreliistis yang hanya memikirkan kehidupan mewah, berwajah malaikat tetapi berhati iblis. Adam sangat heran, bagaimana perempuan itu bisa membuat ayahnya berfikir untuk menikahkan mereka, cuma ada satu alasan, perempuan itu benar-benar tidak ingin berada di kolong jembatan.

****
Hari ini adalah hari Minggu, Gita sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, memasak sarapan, dan kegiatan lainnya.

Sekarang saatnya membangunkan mama dan papanya.

"Ma, pa, ayo bangun. Gita sudah masak sarapan" ucap Gita dengan lembut.

"Iya sayang" jawab Mama dari dalam kamar.

Kemudian Gita mendengar sebuah suara dari luar rumah, dia segera membuka pintu. Betapa kagetnya Gita melihat siapa tamu mereka.

"Asalamualaiku" jawab dokter Agung

"Walaikumsalam" jawab Gita dengan perasaan campur aduk

"Siapa sayang, tanya mama dari dalam rumah"

Melihat ekspresi mama, Gita tahu Mama lebih terkejut melihat kedatangan mereka.
"Ayo masuk, duduk. Sayang buatkan minum dan panggil papa ke sini" pinta Mama kepadanya.

***
Ruangan tamu itu terasa aneh bagi Gita, sudah jelas kedatangan dokter Agung. Gita yakin papa sudah membahas ini dengan dokter Agung tetapi tidak dengan mamanya.

"Sayang, bagaimana? Apa kamu menerima lamaran dari keluarga dokter Agung" tanya Mama dengan sedikit bingung.
" Mama tidak tahu apa ini yang terbaik untuk kamu atau bukan, tetapi kamu masih cukup muda untuk menikah" mama melanjutkan

Kemudian papa berkata "ma, bukankan menikah itu adalah sunah, jika sudah ada lamaran yang datang kenapa harus di tolak"
Saat itu juga Gita kehilangan rasa respek ke pada papanya. Ia ingin melarikan diri sejauh mungkin, kenapa dia tidak bisa menjadi gia yang cuek, keras kepala dan egois.
Lama dia terdiam, kemudian dia berkata.

"Papa memang benar ma, jika sudah ada jodoh mengapa harus di tunda"

"Ohh, sayang" mama meluk Gita dengan pelukan yang hangat.

Cincin itu kemudian di sematkan di jarinya, cincin yang sudah mengikat hati nya hanya untuk satu orang selamanya.

Hati pernikahan sudah di tentukan minggu depan, ini semua sangat terburu-buru. Adam menginginkan pernikahan yang sangat sederhana, hanya akat nikah yang akan di lakukan di mesjid dan acara makan-makan dalam keluarga.

***
Julio merasa lelah dengan pekerjaannya, menjadi seorang dokter koas tidak lah mudah, karena kamu akan selalu dimanfaatkan oleh para dokter dan dipandang remeh oleh perawat.

Dia harus bisa bersabar, karena waktunya hanya tinggal 1 tahun lagi disana, setelah itu dia akan mengambil spesialis. Dan menjadi dokter sungguhan.

Pertemuan pertama dengan cleaning service itu membuatnya sangat jengkel, tetapi tidak tahu mengapa matanya selalu saja mencari sosok wanita itu, dia sangat cekatan, baik dan juga lembut.

Terkadang Julio merasa kasihan kepadanya, karena jika dibandingkan dengan cleaning service yang lain, dia sangat tidak pantas berada disana.

***

Siang itu pekerjaan terasa lebih santai, dari pada biasanya, kemudian dia mencari sosok wanita itu lagi.

Dari beberapa perawat ia tahu nama perempuan itu adalah Gita. Nama yang sangat pasaran dan kampungan.

Gita sedang membersihkan meja di bagian informasi. Dia selalu bekerja dengan hati yang tulus, dan iklas.
tiba-tiba dua orang pasangan asing datang dan bertanya ke bagian resepsionis.
"Hello, I wanna to ask you something, could you give me information about docter spesialis...., I want to meet with the docter" kata orang asing tersebut
"Sorry sir, I don't understand" kata bagian informasi dengan wajah yang sangat malu.

Julio segera berjalan ke arah mereka, dalam hati ia berkata.
Bagaimana mungkin rumah sakit sebagus ini memperkerjakan seorang petugas informasi yang tidak bisa berbahasa Inggris.
Dia tahu tidak ada lagi yang bisa diandalkan kecuali dirinya, apa lagi cleaning servis itu, dia sudah pasti hanya lulus SMA dan sudah dipastikan tidak bisa bahasa Inggris.

Ternyata apa yang Julio sangkakan tidak benar.
" Oh, I see. If you need... "
Gita berbicara bahasa Inggris dengan sangat lancar dan fasih.
Beberapa menit kemudian orang asing itu berkata "thanks a lot"

Setelah orang asing itu pergi, mba Nita berkata kepada Gita.

"Makasih Gita, astaga kamu pintar sekali, kamu bahkan sangat mahir berbahasa Inggris, dimana kamu belajar? " Tanya perawat yang berdiri disampingnya.
"Belajar sendiri, dengan menonton Filem" jawab Gita dengan tersenyum.

Melihat kemampuan Gita berbahasa Inggris sudah di pastikan dia sangat bagus dalam hal tersebut.

Sell (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang