Aku menyebutnya lima hari. Sebab hari pertama kau tiada. Hari kedua dan ketiga masih sama saja. Lalu, hari keempat? Kau kemana? Lima hari ini rindu menyesak dada.
Bukan kau yang salah. Hanya saja jarak dan waktu yang belum mengarah. Aku tetap menanti pertemuan pelapas rindu. Walau waktu tak menentu.
Mungkin di hari berikutnya, kita bertemu dalam suasana bahagia. Senyum yang kembali merekah dan tawa pelepas gundah kembali tercipta.
Dalam bait ini, ku harap menjadi nyata. Saat untaian kata tak lagi tercipta. Namun pandangan yang menghangatkan dinginnya suasana lima hari yang lalu, saat aku tanpa mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Baper
PuisiBeberapa kata yang terususun menjadi kalimat hingga paragraf bisa kau sebut tulisan,--- namun aku bukan penulis. Kau berhak membacanya barangkali memang sesuai dengan perasaanmu. Bdg Remajabaper