2 - Rintangan

10.7K 648 38
                                    

Suasana istirahat jam kedua di Karya Bangsa International School memang tak seramai istirahat jam pertama. Pada istirahat jam kedua ini lebih banyak digunakan para murid untuk bersantai di dalam kelas sekedar mengobrol bersama teman dibanding menghabiskan waktu di kantin.

Berbeda cerita dengan Ale dan Nino yang justru mengkonfrontasi teman sekelas dan juga senior mereka untuk bermain sepak bola di tengah cuaca yang sangat terik. Kedua sahabat itu memang jarang menghabiskan istirahat kedua mereka bersama kekasih hati yang kelasnya berada di sebelah kelas mereka, Ale dan Nino selalu melalui istirahat jam kedua bersama teman-teman kelas ataupun senior mereka.

Namun begitu bukan berarti mereka mengabaikan Gita dan Sandra, kedua gadis itu juga menghabiskan waktu mereka bersama teman-teman sekelas mereka dengan menggosip ria di kelas dan terkadang di kantin.

Ale mengambil operan bola yang diberikan oleh teman sekelasnya, Ranu, saat ujung matanya menangkap sosok Gita berjalan cepat dari arah kantin. Di belakangnya terlihat Sandra mengikuti dengan raut wajah marah dan mulut gadis itu seakan sedang memarahi orang.

Ale mengangkat tangan kanannya, memberi tanda dia berhenti lalu berlari keluar lapangan dan menghadang Gita. Matanya membesar saat melihat air mata yang mengalir melalui celah jari-jari mungilnya. Ada apa? apa yang membuat Gita nangis? itulah pertanyaan yang ingin ia lontarkan. Namun, jangankan melemparkan pertanyaan itu, saat tangannya menyentuh jari Gita saja, gadis itu justru kembali berlari meninggalkan kebingungan pada Ale.

Ale menarik tangan Sandra yang baru akan melewatinya, Nino yang melihat hal itu segera menghampiri mereka. “Gita kenapa, San?” tanya Ale, mencoba tenang, namun Sandra masih mendengar getaran dalam suara Ale. Sandra tahu betul, Ale paling tidak bisa melihat Gita menangis.

“Itu gara-gara si Raka sialan,” desis Sandra.

“Raka? Caraka Rizky Brata maksud kamu? temen sekelas kita?” tanya Nino yang telah berdiri di samping Ale.

“Iya, temen sekelas kalian. Emang ada Raka lain yang sebrengsek dia?!”

“Dia ngapain Gita ?”

Sandra menatap mata Ale dalam, haruskah dia memberitahu Ale? jika Ale tahu, Sandra yakin Ale tak mungkin membiarkan masalah ini begitu saja. Bahkan mungkin akan ada pertengkaran hebat.

“San, dia ngapain Gita?!” ulang Ale, kali ini nadanya lebih tinggi, nyaris membentak.

Nino yang menyadari kegelisahan di mata kekasihnya segera menyentuh bahu Sandra. “Kamu ngomong aja, gak pa-pa. Dia ngapain Gita?” tanya Nino dengan suara lembut, seakan meyakinkan Sandra bahwa tak akan terjadi apa-apa.

“Itu...”

*****

Caraka Rizky Brata, lelaki berwajah manis itu sedang tertawa di kantin bersama beberapa temannya. Kantin sudah penuh walau bel istirahat baru saja berbunyi 5 menit yang lalu. Bahasan di antara Boys’ Zone itu masih lah sama. Gita. Dan bagaimana sempurnanya bentuk tubuh gadis itu.

Tadi, Gita dan Sandra duduk di bangku tepat di belakang Raka. Saat gadis itu pergi untuk memesan bakso dan kembali ke meja, Raka dengan sengaja menyingkap rok Gita yang baru saja akan duduk.

Upss.. sori, Ta. Gue gak sengaja," ucapnya yang mendapat tatapan kaget, kagum dan juga bahagia dari teman-temannya.

Gita hanya terpaku dalam posisinya. Dia mengitari pandangannya pada suasana kantin yang mendadak hening dan sedang menatap ke arahnya. Wajah dan matanya panas, ia yakin saat ini pasti wajahnya sudah memerah.

Long Distance RelationSHIT ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang