“Le, jadi gak?” tanya Rendi pada Ale yang berjalan di sampingnya.
Bel pulang telah berbunyi lima menit lalu, kelas pun sudah mulai kosong namun Ale masih tetap di tempatnya bersama Laras di sampingnya.
“Gue masih harus beresin kelas, bro.”
“Ya kan ada...” kalimat Rendi menggantung, lelaki itu menatap Ale yang sedang menatapnya dengan alis bertaut dan Laras bergantian. “Ada-ada aja sih lo, kayak gak punya kerjaan aja pake mecahin kaca segala.”
Ale berdecak dan mendorong tubuh Rendi menjauh. “Balik sana lo gak usah ganggu aja.”
Rendi mengacungkan jari telunjuknya ke arah Ale. “Something smells fishy. Gue bilangin cewek lo nih lo pacaran lagi.”
“Berisik!” Ale melempar Rendi dengan pulpen yang ia pegang dan membuat lelaki itu berhasil menjauh sebelum keningnya mengenai benda panjang berwarna hitam tersebut.
Rendi tertawa dan melambaikan tangannya. “Gue balik, see you tomorrow, honey.”
“Jijik, njir!” Ale tertawa melihat Rendi menggoyangkan bokongnya ke belakang, lelaki itu lalu menghilang di balik pintu. Ale menoleh ke arah Laras. “So, should we start?”
Laras mengangguk dan berjalan ke arah belakang dan mengambil perlengkapan untuk membersihkan kelas. Laras memberikan sapu kepada Ale. “Aku mau ambil air dulu yah.”
Ale mengambil ember hitam yang Laras pegang. “Gue aja, lo nyapu aja biar gue yang ngepel.”
Laras menarik kembali ember yang masih ia pegang. “Gak apa-apa, kamu yang nyapu aja. Aku ambil air sebentar yah.”
Laras berhasil menarik embernya dan membawanya keluar dari kelas sebelum Ale menghentikannya lagi. Ale hanya menatap punggung Laras dan menghela napas, lelaki itu lalu mengeluarkan ponselnya yang bergetar dan mendapati nama kekasihnya di layar.
“Kenapa? Kangen?” sapa Ale saat melihat wajah cantik di ponselnya
“Banget, aku pengen buru-buru liburan tau gak biar kamu bisa pulang.”
Ale duduk di ata meja. “Kalo kamu mau, aku bisa pulang sekarang juga.”
“Dih, apaan. Mau jadi preman kamu? Aku sih gak mau pacaran sama preman.”
Ale tertawa. “Kamu balik sama siapa? Kayaknya itu bukan mobil Nino deh.”
Gita menoleh, ternyata lelakinya itu melihat bantalan berbentuk Stitch di belakang kepalanya. “Mobilnya Sandra, interiornya diganti dia jadi suka sama Stitch sekarang.”
“Itu anak, ganti karakter kesukaan udah kayak ganti celana dalem. Gak punya pendirian banget.”
Gita terbahak, di belakangnya terdengar suara yang Ale tidak tau sedang mengatakan apa. “Le, cepet pulang sih. Aku jadi obat nyamuk mulu di sini.” Gita membalikkan mode kamera menjadi kamera belakang. “Tuh liat mereka sengaja pegangan tangan di depan aku.”
Ale melihat Nino yang sedang menyetir mobil Sandra menggenggam tangan gadis itu menggunakan tangan kirinya. Nino menoleh dan tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya. “What’s up, bro. Betah lo di sana?”
“Itu tangan tolong dikondisikan yah, jangan bikin cewek gue baper.”
Nino dan Sandra tertawa, mereka justru mengangkat tangan mereka hingga Ale dapat melihatnya dengan jelas. “Gak mau, wlee. Lagian biarin aja Gita baper, kan ada Raka yang siap jadi pengganti," ucap Sandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance RelationSHIT ✓ (COMPLETED)
Short StoryAle dan Gita adalah contoh sempurna dari Relationship Goal bagi semua murid di Karya Bangsa International School. Sama-sama memiliki fisik dan latar belakang keluarga yang sempurna, pasangan ini saling mencintai dan percaya satu sama lain. Namun sua...