Ale menatap horror Gita yang tengah menatapnya dengan pandangan bingung. Apa yang sedang dilakukan gadis itu di sini? Sejak kapan dia berada di sana? Apa Gita mendengar semuanya? Banyak pertanyaan yang mengitari kepala Ale.
“Ciuman apa maksudnya, Le? Siapa yang ciuman?” tanya Gita yang berjalan mendekat.
“Ta, aku jelasin. Ini—“
“Aku nyium Ale. Aku ngambil kesempatan saat dia lagi pingsan di UGD, jadi Ale gak salah apa-apa,” jelas Laras.
“Apa?” Gita memandang Laras tak percaya, dengan satu langkah, Gita berada lebih dekat di depan Laras. “Lo bilang apa tadi? Lo nyium cowok gue?”
Laras mengangguk dengan mantap.
“DI SAAT LO TAU DIA UDAH PUNYA CEWEK?!”
Ucapan Gita dengan nada tinggi itu menarik perhatian banyak murid yang baru saja keluar dari sekolah, mereka saling berbisik bertanya apa yang sedang terjadi dan berhenti untuk sekedar melihat.
“Ta, jangan gini yah. Diliatin banyak orang,” nisik Ale.
“So what? Dia udah nyium kamu, Le! Kamu juga gak ngomong apa-apa masalah ini ke aku.”
“Oke, aku salah. Makanya aku mau jelasin ke kamu, tapi gak di sini.”
“Tapi—“
“AKU SUKA ALE!!”
Semua pasang mata yang menyaksikan itu melebar sempurna. Semua orang, tidak terkecuali, kaget mendengar Laras mengatakan hal itu dengan lantang. Bahkan Gita sudah mematung di tempatnya.
“Ras, gak lo juga yah,” lirih Ale, dia tak menyangka Laras yang dia kenal mendadak menjadi berani dan lantang seperti ini.
“Emang salah aku suka sama Ale? Itu hak aku buat suka semua orang, kan? Kamu cuma pacarnya juga gak berhak ngelarang aku suka sama Ale.”
Ale dapat mendengar getaran di suara Laras, bahkan Ale dapat melihat bibir Laras bergetar dari jarak yang tak terlalu dekat. Gadis itu pasti sedang berpura-pura kuat sekarang.
Gita mendengus. “Gue gak ngelarang lo buat suka sama cowok gue, toh bukan satu-dua orang yang suka sama dia,” Gita melangkah maju lagi, kali ini cukup untuknya mengukur tinggi badan gadis itu yang lebih pendek darinya. “Tapi gak dengan nyium dia, kan?!”
“ITU JUGA HAK AKU BUAT CIUM SIAPA AJA! BAHKAN KAMU SEBAGAI PACARNYA GAK BERHAK NGELARANG AKU!” ucapan Laras tesebut membuat semua orang yang berada di sekitarnya menahan napas.
Oke. Jika diukur dari skala 1 sampai 10, jarum amarah Gita sudah berada di atas angka itu, dan itu membuat gadis tersebut ingin mencakar wajah orang yang ada di hadapannya ini. Gita mendorong bahu Laras hingga gadis itu melangkah mundur.
“Gak tau malu juga lo yah!”
Ale berdiri di tengah Gita dan Laras. “Ta, gak ada kekerasan yah!”
Gita mendorong tubuh Ale ke samping dan berhadapan langsung lagi dengan Laras. “DASAR CEWEK KAMPUNG!”
Gita mengangkat tangan kanannya tinggi, cukup tinggi hingga bisa membuat suara yang sangat nyaring jika tangan itu mendarat di atas pipi Laras, namun kenyataannya berkata lain. Tangan kanan Gita justru berada di dalam cengkraman Ale, sangat keras cengkraman itu hingga Gita dapat merasakan nyeri di pergelangan tangannya.
“THAT’S ENOUGH, TA!” bentak Ale dan menghentakkan tangan Gita dengan kasar.
Nino dan Sandra yang sedari tadi hanya menonton segera mendekat, Nino mendorong bahu Ale pelan dan berdiri di antara sobatnya tersebut dan Gita. “Le,” tegur Nino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance RelationSHIT ✓ (COMPLETED)
Historia CortaAle dan Gita adalah contoh sempurna dari Relationship Goal bagi semua murid di Karya Bangsa International School. Sama-sama memiliki fisik dan latar belakang keluarga yang sempurna, pasangan ini saling mencintai dan percaya satu sama lain. Namun sua...