23 - Akhir

13.6K 541 66
                                    

Gita menatap jalanan dari kaca yang berada di samping kirinya. Saat ini dia sedang berada di dalam mobil Nino. Lelaki itu secara tiba-tiba menghubunginya dan meminta untuk menemaninya mencarikan kado untuk Sandra, mengingat seminggu lagi adalah ulang tahun gadisnya tersebut.

“Sori yah, Ta, kemarin lo jadi ketemu sama Ale gitu,” ujar Nino memecah keheningan.

Gita menoleh dan melirik Nino yang sedang fokus dengan jalanan di depannya. “Bukan salah lo kok, No. Emang nasib gue hari itu lagi jelek aja.”

“Lo kayaknya makin akrab yah sama Kak Gilang, seneng gue liatnya.”

Well, itu bukanlah sepenuhnya kebohongan. Sama seperti Ale, Gilang adalah senior panutan Nino, sifat baik dan bijaksananya membuat adik kelas lelaki tampan itu nyaman berada di sekitarnya. Bahkan Nino berpikir jika dia memiliki adik perempuan, dia akan menjodohkannya dengan Gilang. Maka dari itu, jika Gita tidak bisa bersama Ale, dia berhak mendapatkan lelaki yang baik seperti Gilang.

“Gue udah nyaman sama dia, orangnya baik.”

“Trus perasaan lo sendiri gimana?”

Gita mengernyitkan dahinya. “Maksud lo?”

“Perasaan lo ke Kak Gilang nya sendiri gimana? Lo suka sama dia?”

It’s not like I dislike him, so...”

“Maksud gue bukan suka yang kayak gitu, itu sama aja kayak lo suka sama gue sebagai temen lo. Maksud gue tuh, apa lo suka sama dia sebagai seorang cowok kayak waktu lo pertama kali suka sama Ale?”

Gita terkesiap mendengar nama itu disebut, ternyata Gita memang masih belum terbiasa hanya mendengar namanya saja. “Ya... gue... gue suka, kok. Siapa yang gak suka sama cowok ganteng dan baik kayak Kak Gilang, iya, kan?” jawab Gita dengan tergagap.

Nino hanya mengangguk, setidaknya dia tahu kalau perasaan Gita ke Gilang belum memasuki tahap yang serius dan itu juga sudah cukup membuktikan kalau Gita belum sepenuhnya melupakan Ale sampai dia tidak siap untuk membuka hubungan yang baru.

Setelah memarkirkan mobilnya di basement, Nino dan Gita bergegas memasuki sebuah mall yang memang menjadi pusatnya barang-barang trendy khas anak muda. Mereka berdua sesekali memasuki sebuah butik tas, sepatu hingga baju untuk menemukan barang yang cocok untuk Sandra.

Setelah beberapa saat mengitari mall, akhirnya mereka berdua menemukan hadiah yang sangat cocok untuk Sandra. Sebuah sling bag kecil berwarna biru marine dengan ornamen seperti kepangan pada talinya.

“Makan dulu yuk, Ta, laper gue,” ujar Nino setelah hampir tiga jam mereka mengitari mall.

“Ayo, gue juga laper nih.”

Nino perlahan berjalan di belakang Gita dan menatap punggung gadis yang saat ini sedang sibuk menatapi etalase sebuh toko yang menampilkan sebuah baju dengan model crop tee lengan panjang dan sabrina.

Dengan semua fakta yang sudah ia kumpulkan tadi, Nino merasa harus melakukan sesuatu untuk Ale dan Gita. Dia  tak ingin melihat dua sahabatnya itu harus berpura-pura kuat. Nino mengambil ponselnya dari saku celananya dan menekan kontak Sandra yang berada di deretan paling atas daftar chat nya.

To: Princess Sandra
San, kamu percaya sama aku, kan?

Tanpa menunggu balasan, Nino menutup ruang chat nya dengan Sandra. Setidaknya dia harus melakukan ini, tidak peduli bagaimana hasilnya. Dan Nino juga pasti akan merasa bersalah pada Gilang, namun mau bagaimana lagi, walaupun Gilang adalah panutannya, tapi kebahagiaan kedua sahabatnya adalah yang terpenting untuknya.

Long Distance RelationSHIT ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang