Gita merebahkan tubuhnya setelah selesai mengganti seragamnya, dia meraih ponselnya yang berada di ujung kasur. Tak ada balasan dari Ale. Kemana kekasihnya itu? Dari pulang sekolah tadi tidak kunjung membaca pesannya.
Gita menjatuhkan ponselnya ke samping tubuhnya. Mungkin Ale sedang dijalan pulang makanya tidak sempat membaca pesannya. Tapi jika memang sudah jalan pulang, lelaki itu pasti bilang kepadanya, namun hari ini dia tak mengabari apapun dan meninggalkan sebuah missed call kepada Gita.
Larut dalam pikirannya, Gita terkejut saat ponselnya menderingkan lagu Dear God milik Avenged Sevenfold, ringtone khusus untuk Ale. Gita segera bangkit dan mendapatkan nama Ale terpampang di layar ponselnya. Gita menyentuh tombol hijau dan seketika wajah yang dia rindukan muncul di depannya.
“Ha—“
“Kemana aja sih? Bikin khawatir, tau gak?” cecar Gita sebelum Ale sempat menyapanya.
Ale tertawa. “Ampun deh, baru juga mau nyapa udah kena omelannya aja,” ucap Ale. “Maaf tadi aku gak sempet bilang kalau mau pulang. Ada urusan juga sih tadi makanya gak sempet lihat hp.”
“Urusan apa emangnya sampe lupa nyuekkin pacar sendiri?”
“Tadi aku nganterin temen aku, kasian dia digangguin orang.”
“Si Rendi?”
Gita memang sudah tau tentang Rendi karna Ale sering menceritakannya pada Gita.
“Bukan, temen sebangku aku, si Laras.”
“Oh dia, emangnya dia diapain?”
“Biasa lah, anaknya orang kaya suka banget gangguin orang kayak Laras.”
Gita mengerti apa yang dimaksud Ale, apalagi yang dimaksud dengan ‘gangguin’ di dalam lingkungan sekolah?
“Hmm... gitu. Kamu jagain tuh, kasian dia, kasian nanti kalo digangguin lagi.”
Ale yang saat ini sedang memakai kaos berlengan panjang berwarna putih itu menopang pelipisnya di tangannya, menatap wajah Gita di layar ponsel. Sebenarnya Ale bingung, apa gadis itu sama sekali tak merasa khawatir atau cemburu saat dia membicarakan gadis lain?
“Kamu segitu percayanya yah sama aku?”
“Ya iyalah aku percaya, kamu kan pacar aku.”
Ale mengangguk. “Hmm... walaupun aku baik sama cewek-cewek di sini juga?”
Gita mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud Ale. “Ya kan emang kamu orangnya baik sama semua orang, jadi mau diapain lagi?”
Ale meletakkan lengannya di atas meja belajarnya dan menatap Gita –atau ponselnya- serius. “Aku cowok juga loh, Ta, aku masih muda dan hormonku juga masih berfungsi dengan baik, jadi aku juga suka ngeliatin cewek-cewek cakep,” canda Ale.
“Aku tau kok, aku juga kayak gitu, suka liatin cowok-cowok cakep.”
Ale melebarkan matanya, candaannya ternyata dianggap serius oleh Gita, yang lebih parah lagi yang dikatakan gadis itu tadi.
“Apa kamu bilang? Kamu juga suka liatin cowok-cowok? Wah, berani yah kamu, Anggita. Aku balik ke Jakarta trus bawa kamu ke sini nih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance RelationSHIT ✓ (COMPLETED)
Short StoryAle dan Gita adalah contoh sempurna dari Relationship Goal bagi semua murid di Karya Bangsa International School. Sama-sama memiliki fisik dan latar belakang keluarga yang sempurna, pasangan ini saling mencintai dan percaya satu sama lain. Namun sua...