Play music : Elastic Heart - Sia.
***
Kota Alberta.
Morgan berjalan menulusuri rak-rak buku, matanya menjelajah judul novel yang ada di samping kanan dan kirinya. Langkahnya berhenti disalah satu judul novel yang dia cari-cari, THE GREAT ESCAPER. Morgan mengambil novel tersebut dan duduk diatas lantai yang dingin, tanpa Morgan sadari ada seorang pemuda tampan memperhatikan Morgan dengan alis ditautkan.
Morgan membaca novel tersebut tanpa peduli dengan sekitarnya yang berlalu-lalang. Pemuda tadi menghampiri Morgan dan duduk disebelahnya dengan tanganya membawa novel.
"Permisi nona, boleh aku bertanya dengan anda?"Morgan mendongak keatas, melihat siapa yang berbicara dengannya. "Iya, kau boleh bertanya kepada saya."
Pemuda tersebut, tersenyum lebar yang menampilkan lesung pipinya yang dalam, menambahkan ketampanan pemuda itu."Hmm... Apa kau tahu maksud cerita dari buku yang aku pegang ini, tapi sebelum kau jawab maksud dari cerita ini, bolehkah aku berkenalan denganmu?"
"Iya boleh, namaku Morgan Dollen dan nama anda siapa?"
"Oh Morgan, nama aku Justin Platten. Bolehkah kau memberi tahu aku maksud dari cerita disini?"
Justin memberi buku novelnya ke Morgan, dengan senang hati Morgan mengambilnya dan membuka novel itu. My Dream, judul novel tersebut, Morgan sudah membaca buku tersebut berulang-ulang kali, jadi tanpa membaca lagi Morgan langsung mengetahui maksud dari novel tersebut.
"Ahh.. Justin, maksud dari novel tersebut adalah setiap manusia itu mempunyai mimpi yang sangat indah, apalagi mimpi Manuela gadis buta yang sangat manis ini, Manuela sangat ingin sekali bisa melihat dunia nyata dengan matanya tersebut dan itu hanya mimpinya.
Dia juga bermimpi ingin sekali dia mempunyai cinta disampingnya, tapi itu hanya mimpi baginya. Seketika mimpi tersebut menjadi nyata, tanpa harapan penuh dari Manuela, Jadi Manuela hidup dengan mimpi-mimpi nyatanya selama ini." Morgan menjelaskan inti dari cerita novel yang ada ditangannya."Wowww... Kau sangat luar biasa, tanpa membaca buku itu, kau sudah tahu maksud dari cerita tersebut, aku yang sudah baca berjam-jam tidak mengerti maksud cerita itu." Justin bertepuk tangan pelan sambil menggelengkan kepalanya, takjub mendengar inti cerita novel dia temukan dirak buku dari bibir gadis manis disebelahnya.
"Terima kasih pujiannya justin, tapi aku sudah berulang kali membaca buku itu dirumah, jadi aku tahu maksud cerita tersebut."
"Ohhh, aku salah prediksi ternyata, tapi tidak apa-apa yang penting kau sangat keren Morgan. Hmm... Kau mau menemani aku ke DollenMrg.Holland disana?"
"Ayo, tempat itu punya aunty aku, aku akan membuatkan minuman terenak disana."
Justin memandang Morgan terkejut, tempat yang sedari tadi membuat dia penasaran ingin kesana, ternyata milik teman barunya."Iyakah, ayo kita kesana sekarang saja, tapi kita membayar novel terlebih dahulu."
Morgan mengaguk setuju, mereka berdua berjalan beriringan kekasir, mereka berdua membayar novel masing-masing, sebenarnya Justin menawarkan ke Morgan agar dia yang membayar novel Morgan, tapi Morgan menolak keras untuk dibayarkan, jadi Justin menyerah. Mereka melangkah keluar dari toko buku dan berjalan ke DollenMrg.Holland diseberang sana.
*********
"Kau duduk saja dulu disana, aku kedapur sebentar untuk membuat minuman terenak."
"Hahaha... Iya Morgan, aku kesana dulu."
Morgan berjalan masuk kedalam dapur dan Justin berjalan ke meja dan duduk disana menunggu Morgan membuat minuman untuknya. Bunyi nada dering terdengar, dengan cepat Justin mengeluarkan handphonenya, dia melihat di layarnya terpampang nama ayahnya, dengan cepat Justin mengakatnya.
"Hello Dad, tumben Dad menelephone aku?"
"Daddy ingin bilang, kalau besok Daddy dan Mommy akan berkunjung kerumah nenek, bilang kepada nenek jangan membuat makanan yang banyak, soalnya Mommymu membuat kue coklat sangat banyak, yasudah itu saja Daddy sampaikan, Bye I love you.
"Iya, bye I love you too."
Justin segera mematikan sambunganya bersama daddynya, Justin segera memberitahu kepala pelayannya melalui sms. Morgan melangkah ke meja yang Justin tempati dengan membawa dua gelas besar yang berisi Ice Coklat dan dua Roti bakar yang berisi Ice cream vanilla. Morgan menaruh nampan tersebut di meja dan duduk diseberang Justin.
"Ini pesanannya, silahkan diminum dan dimakan."
Justin mengambil Ice coklat dan roti bakar Ice cream vanilla, Justin meminum ice coklat terlebih dahulu.
"Ini sangat luar biasa! Kau membuatnya sendiri Morgan?" ucap Justin setelah menyeruput minumannya.
"Iya aku membuat semuanya sendiri, walaupun tadi ada campur tangan dari aunty." senyum Morgan mengembang lebar, karena melihat teman barunya sangat antusias setelah menyicip minumannya.
"It's oke, yang terpenting ini enak. Besok aku akan mengajak keluarga aku kesini semua dan juga bersama pamanku."
"Silahkan Justin, pintu Toko ini terbuka lebar untuk semua orang yang datang kesini."
Mereka berdua mulai pembicaran ringan tentang novel-novel ternama, dari kejauhan Gigi melihat Morgan dan Justin, dia terkekeh geli entah kenapa. Gigi merasa flashback hanya dengan melihat mereka berdua, takut tertangkap basah, Gigi berjalan masuk kedalam dapur, agar mendapatkan pekerjaan yang bermutu disana.
Continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
Morgan (On GOING)
General FictionMencari keberadaan anak dan kekasihnya yang tidak pernah dia ketahui selama enam belas tahun, sampai dia sudah berumur 39 tahun tetap saja dia tidak mendapatkan lokasi keberadaan kekasihnya dan buah hatinya. Dia tidak tahu anaknya berkelamin laki-l...