Morgan - 3 (revisi)

12.8K 639 0
                                    

Sorry guys ceritanya agak gk jelas dan banyak gak nyambung hehehe :()

Thanks.

********

"Tuan ada email masuk, apakah anda ingin membacanya?" Dev menunduk hormat ke Jon yang sedang berkutat dengan laptopnya dimeja.

"Iya, kirimkan email itu ke email saya. Dev, tolong buatkan saya kopi hitam tanpa gula dan roti isi."

"Baik tuan, saya permisi keluar."

Jon mengaguk, dia membuka email yang tadi dikirim Dev. Jon membacanya dengan serius dan teliti.

Dari : EvanG.
Kepada : Jon skarsgard

Hai Jon, you know me?

Aku Evan Robbien, musuh gelapmu dan sahabat kekasihmu, Bella.

Apa kabarmu, buddy? Pasti baik dan bahagia bukan.

Aku ingin mengajakmu bertemu di Restaurant Italia, aku ingin memberikan kabar untukmu, buddy. Apa kau mau tahu kabar darah dagingmu, Buddy? Jika kau ingin, datanglah besok pukul 07.00 pm.  I'm waiting for you.


Jon menggeram kasar, musuhnya kembali dengan membawa kabar tentang darah dagingnya. Jon akan membunuhnya jika musuhnya itu memberikan kabar tidak dengan faktanya. Dev masuk dengan membawa pesanan Jon, dia menaruh nampan itu dimeja.

"Dev, besok kosongkan jadwalku, dan siapkan barang-barang yang aku perlukan."

"Siap Tuan, apa ada lagi?"

Jon menggeleng, Dev menunduk hormat dan segera keluar ruangan.Jon mengambil kopi hitamnya dan meminumnya dengan pelan-pelan.

Besok kabarnya Jon, kau harus kuat.

****

07.00 pm.


Evan menatap keluar jendela, dia hanya melihat orang yang berlalu-lalang diluar sana.
Evan tidak menyadari seseorang telah datang dan duduk didepannya. Deheman kecil mengejutkan Evan dari lamunnya, dia melihat Jon sudah duduk tenang didepan. Evan segera memperbaiki duduknya dan mengatur nafasnya.

Jon mentap datar Evan, dia sudah malas dan bosan untuk bertemu Evan, kalau bukan tentang anaknya, dia tidak akan mau bertemu Evan disini.

"Cepat katakan aku banyak urusan yang belum diselesaikan. "

"Santai bro, kau selalu begitu. Baikalah kita mulai, tapi aku hanya memberi pentunjuk kepadamu dan kau harus mencarinya sendiri."

"Oke, aku akan mencarinya sendiri, walaupun aku harus mengorbankan nyawa dan hartaku." Evan tersenyum miring dengan kelakuan Jon yang arrogant.

"Kau masih ingat dengan wanita paruh baya yang selalu memukulmu dengan sapu ijuk ditangannya, dia yang sudah membesarkan anakmu selama ini, dan tentang Bella---"

"Wait, maksudmu aunty Alice, dia yang sudah membesarkan anakku dan merawat Bella, begitu," Jon langsung menyela ucapan Evan dan membuat pria itu memutar matanya kesal.

"Iya, tapi tentang Bella, aku harap kau bersabar menghadapinya dan selalu kuat." Evan menatap dalam kearah mata Jon, ketika mengucapkan kalimatnya yang ambigu.

Jon mengerut bingung mendengar ucapan Evan, bersabar dan selalu kuat. Ada apa dengan Bella? batin Jon.

"Apa maksudmu, Evan?" tanya Jon yang tidak mengerti kalimat pria dihadapannya itu.

"Kau akan tahu nanti, aku hanya memberi jejak keberadaan anakmu dan Bella. Jika kau ingin bertemu anakmu yang sedang bertumbuh besar, kau harus mencari aunty Alice."

"Baiklah! Sudah selesai bukan urusan kita, aku harus pergi, banyak urusan lain yang aku selesaikan."

"Yeah, silakan jika anda ingin pergi, saya tidak menahan anda disini begitu lama dan juga urusan kita telah selesai sekarang, selamat berjuang tuan arrogant." Evan mengumpati Jon didalam hatinya saking marahnya dia kepada pria sombong itu. Tidak menyesal dia memusuhi pria itu.

Jon mengabaikan Evan, dia langsung bakit berdiri dan segera melenggang pergi dari Restaurant italia. Pikiran Jon sudah kemana-mana, dia merasa sakit dan bahagia mendengar kabar dari Musuh lamanya, Evan.

Jon masuk kedalam mobil mewahnya dan duduk dibangku mengemudi, tangan Jon mencengkram erat roda kemudi mobilnya. Wajah Jon mengeluarkan aura mengerikan, tatapannya tajam seperti pedang yang akan menusuk mangsanya.

Air bening turun kepipi kokohnya dengan perlahan, badanya begetar pelan. Tubuhnya melemas seketika, kepala Jon langsung terjatuh pelan ke roda kemudi, tanganya mengendur perlahan dan berpindah ke dadanya. Dia meremas dadanya yang sesak sambil memukulnya kecang.

Jon tidak kuat lagi menahan sesak dan kesakitan didalam dadanya, perasaannya seperti ditusuk-tusuk oleh jarum, perutnya mual menghadapi masalahnya. Tapi Jon tidak selemah itu, dia bisa membersihkan masalahnya dengan tangannya sendiri, walaupun akan lama. Jon langsung menegakkan badannya, karena ada pikiran bagus melintas di otaknya.

Jon ingin masalahnya cepat selesai, dia harus meminta batuan dengan Oliver. Laki-laki cerdas yang bisa mencari jejak seseorang dengan waktu yang singkat. Hanya dia yang bisa membantunya, walaupun pria itu masih di Texas. Segera Jon menyalakan mobilnya dan mengendarainya ke jalan raya kota New York.


Continued!

Vote ya! :)

Morgan (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang