Dag Dig Dug seerrrr...
Hello guys sorry lama :-)
Jangan lupa Votenya dan comment kalian disini;-)
Maafkan cerita saya yang tidak terlalu jelas...****
Jon duduk dibangku taman dengan pandangan kosong, dia ingin cepat bertemu dengan anaknya dan Bella, kekasihnya. Dia ingin memperbaiki semua yang dia hancurkan menjadi sobekan kertas tak bertinta. Jantungnya berdebar gelisah, nafasnya tak beraturan dan kepalanya pening karena ketakutan. Apa nanti anaknya akan mengagapnya, ayah? Atau tidak sama sekali? Rasanya Jon ingin terjun ke laut lepas dan hilang tanpa ada jejak.
Suara langkah kaki seseorang terdengar, Jon menatap pria yang berkemeja dihadapannya. Evan mengisyaratkan Jon untuk mengikutinya ke dalam toko roti. Tanpa banyak bicara, Jon mengikuti langkah Evan. Sampai mereka di ruangan aunty Alice, detakkan Jantung Jon memompa cepat. Jon melangkah menuju ke sofa panjang di hadapan aunty Alice.
"Evan dimana Gigi? Kenapa belum datang-datang?" tanya aunty Alice.
"Mungkin sedang berjalan kesini aunty, tenang saja jangan khawatir."
Pintu ruangan terbuka dan munculah Gigi disana bersama seorang gadis yang tingginya hampir sama dengan Gigi. Morgan. Jon mendongak melihat kearah pintu, mata Jon menatap mata biru Morgan yang indah seperti Bella.
Tubuh Jon lemas seketika, bayangan masa lalunya berputar dimata Morgan. Dadanya mulai sesak tak terkendali, inilah yang Jon rasakan sekarang. Jon selalu bertanya dengan hatinya, apa benar ini anaknya? Tapi tidak ada jawaban yang dia dengar.
Morgan melangkah maju dan tersenyum manis dibibir merah meronanya, aunty Alice merentangkan tangannya meminta Morgan untuk memeluknya. Morgan segera berlari kedalam pelukan aunty Alice dengan tawa yang pecah.
Jon melihatnya hanya tersenyum sendu, rasanya dia ingin langsung memeluk gadis itu dan mencium pipinya. Tapi itu hanya mimpi semata saja.
Aunty Alice merangkul Morgan dan menyuruh Morgan untuk duduk disampingnya. Morgan mengikuti apa yang aunty Alice lakukan, tanpa protes apapun.
"Jon lihatlah dia, sama seperti Bella, manjanya, dan matanya mirip dengan Bella. Hanya rambut dan senyumnya mirip denganmu, ini anakmu, Morgan. Nama yang Bella berikan untuk bayi kecil yang baru lahir kedunia," ujar aunty Alice dengan rasa sedih bercampur bangga.
Jon menatap lekat Morgan, air matanya menetes perlahan. Biarkan dia dikatain laki-laki lemah, tapi ini sangat berbeda, hatinya lemah dan senang.
Morgan mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan aunty Alice. "Maksudnya apa aunty? Dan siapa pria disana?" tanya Morgan bingung.
"Morgan, kamu dulu terus mencari ayahmu tanpa henti kepada aunty dan paman Evan. Morgan inginkan bertemu ayah, memeluk ayah, dan selalu ingin bisa curhat bersama ayah. Morgan ingatkan?"
"Aku ingin aunty, apa aunty sudah bertemu ayah? Dimana ayah?"
"Morgan, lihat pria disana, yang mempunyai kesamaan denganmu. Dia Jon Skarsgard, Ceo dari perusahaan Intel di New York. Perusahaan yang ingin kamu lihat, karena keunikan gedungnya, kamu ingin bercita-cita berkerja disana, di gedung unik itu. Jon, Dia adalah ayahmu, ayah kandungmu yang selama ini kamu tanyakan, Morgan."
Morgan melebarkan matanya terkejut, kepalanya menggeleng tak percaya. Di hadapannya ada ayahnya yang dia tanyakan selama ini, ayah kandungnya. Morgan bangkit berdiri dan melangkah mendekat ke Jon yang sedang terdiam dengan air mata yang mengalir.
Morgan berhenti didepan Jon dengan menatap Jon senang dan kagum. Jon bangkit dan berdiri dihadapan Morgan, tinggi Morgan hanya sampai didadanya, jadi Jon menunduk melihat Morgan.
"Apa kamu ayahku?" tanya Morgan, senyum Jon mengembang dan tangannya mengusap lembut pipi anaknya, Morgan.
"Iya sayang, aku ayahmu, ayah kandungmu. Boleh aku memelukmu, Morgan."
"Boleh ayah, aku merindukan ayah."
Jon langsung memeluk Morgan dengan erat dan dibalas Morgan tak kalah erat, Jon menangis bahagia. Jon mencium puncak kepala Morgan dan mengucapkan terima kasih kepada tuhan. Jon melepaskan pelukannya dan menatap mata Morgan dengan kelembutan, Jon mencium pipi Morgan dengan gemas. Morgan tertawa geli karena bulu kasar di wajah Jon. Morgan ikut mencium pipi Jon gemas dan mengusap air mata Jon yang ada dipipinya. Jon ikut tertawa bersama Morgan, kehidupan Jon sangat indah dan berwarna bersama anaknya.
"Ayah jangan menangis, ayah kemana saja selama ini?" pertanyaan Morgan membuat Jon berhenti tertawa.
"Ayah tidak menangis, kau tau ayah merindukanmu. Ayah mencarimu juga selama ini, ayah tidak kemana-mana ayah hanya di New York berkerja sambil melacak keberadaanmu."
"Aku juga merindukan ayah, ayah nanti kita bermain bersama kudaku dikandang, ayah mau?"
"Ayo sayang, sekarang dan selamanya ayah akan selalu bersamamu."
Aunty Alice mengusap air matanya, Gigi memeluk Evan sambil menangis dan Evan tersenyum bahagia. Aunty Alice menghampiri anak dan ayah yang sedang melepas rindu.
"Morgan tinggal denganku dekat sini, apa kamu mau tinggal dirumah aunty?"
"Aku akan tinggal bersama aunty dan Morgan, tapi aku harus beri kabar keluarga Platten."
"Baiklah, kita akan berkumpul dengan keluarga Platten dan merayakan pertumuan anak dan ayah.
Jon mengaguk dan merangkul Morgan dengan erat, dia tidak ingin melepaskan anaknya. Gigi mengerut seperti sedang berfikir, dan tiba-tiba dia berteriak kencang.
"Ya tuhan! Keluarga Platten, disana ada Justin!"
Semuanya menatap Gigi kaget dan memandang Gigi dengan penuh tanda tanya, ada apa dengan namanya Justin?
Continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
Morgan (On GOING)
General FictionMencari keberadaan anak dan kekasihnya yang tidak pernah dia ketahui selama enam belas tahun, sampai dia sudah berumur 39 tahun tetap saja dia tidak mendapatkan lokasi keberadaan kekasihnya dan buah hatinya. Dia tidak tahu anaknya berkelamin laki-l...