Vote & Comment dari kalian membuat gw semangat ngetik. Terima kasih sudah baca cerita gw ini yang kurang jelas.
Oh iya follow IG @bellaauranastasia
Promosi aja sih.Yasudah selamat membaca cerita ini.
•••••••••
"Hallo Jasmine" ucap Jon sambil memegang hpnya.
"Hallo, ada apa Jon?"
"Maaf Jasmine sepertinya aku tidak bisa ke galeri art. Aku sangat lelah dan juga sangat merindukan Morgan"
"Ahh begitu, tak masalah. Kau istirahat saja, salamkan aku kepada Morgan"
"Iya, terimakasih atas apa yang kau lakukan Jasmine"
"Ayolah Jon tidak masalah, aku saudaramu juga. Baiklah Jon aku tutup sambungannya, Jevita sedari tadi mengamuk"
"Anak itu, baiklah sampai jumpa"
"Sampai jumpa" sambungan langsung ditutup, Jon menaruh hp nya didalam kantong.
Waktu sudah pukul tujuh malam, Jon segera masuk kedalam rumah aunty Alice dengan membawa kantong kresek besar berisi sesuatu untuk dimakan. Keadaan rumah aunty Alice agak sepi, dia melihat sekitar ruang tamu dan dapur tidak ada tanda-tanda mereka berdua.
Jon menaruh kantong kresek yang dia pegang ke meja makan, lalu dia melanhkah ke halaman belakang yang terlihat terang disana. Dan disana dia melihat aunty Alice dan Morgan sedang menanam bunga di malam hari?
Jon mendekati mereka yang sedang asik berbincang sambil menanam bunga di pot-pot kecil. Mereka berdua belum menyadari Jon yang datang menghampiri mereka. Baru setelah Jon berdiri didepan mereka, Morgan dan aunty Alice menyadari Jon sudah datang.
"Hai daddy!" seru Morgan gembira.
Ahh... Anaknya telah remaja, Jon memeluk Morgan yang cantik seperti ibunya, Bella. Aunty Alice tersenyum dan berdiri menghadap Jon yang sedang memeluk Morgan dengan penuh kasih sayang seorang ayah dan anak.
"Kalian sudah makan?" tanya Jon sambil melepas pelukannya dengan Morgan.
"Kami menunggu-mu Jon," jawab aunty Alice.
"Oh yeah... Kalau begitu kita makan sekarang, aku tadi membeli makanan direstoran. Ayo keburu dingin nanti," ucap Jon.
Aunty Alice dan Morgan mengaguk, mereka bertiga masuk kedalam rumah dan makan bersama yang asik dan menyenangkan.
🍃🍃 🍃
Jasmine mendekati suaminya yang sedang menonton tv, dia duduk disamping suaminya sambil memandang wajah Jordan yang terlalu serius melihat film zombie yang sedang ditayang.
"Jordan, serius sekali kamu melihat zombie itu?" tanya Jasmine yang masih menatap wajah Jordan."Ahh baby, ini film favorit-ku. Lebih baik aku menonton zombie, dari pada aku menonton model pakaian dalam yang berlengang di atas panggung. Ayo kamu memilih yang mana? Aku menonton zombie atau nonton model itu?" ucap Jordan yang masih menonton zombie itu.
"Yah, tentunya zombie lah. Jika kau berani melihat para model keparat itu, tidak segan-segan aku musnahkan mata indahmu dari tempatnya."
"Oh my Lord, galak sekali istri cantikku yang montok dan sexy ini. Aku tidak akan menonton model itu, tidak menarik. Lebih baik aku menonton zombie-zombie ini, yang terlihat kocak."
"Kocak? Mana ada zombie kocak, Jordan. Mereka sangat menyeramkan, look Ya Tuhan-ku, wajah mereka abstrak dan hancur, pemakan manusia, apalagi waktu kepalanya dibentur ke kaca, pikiranmu memang aneh."
"Baby, lihat juga lari mereka yang lucu dan jalannya, yaampun mana bisa aku seperti itu."
"Jangan sampai," Jasmine menyadarkan kepalanya di pundak kekar Jordan. Tapi dia kembali menegakkan kepalanya, karena teringat sesuatu.
"Ahh Jordan, tadi Jon telepon aku. Katanya dia tidak bisa datang ke galeri art," ujar Jasmine serius.
Jordan menoleh ke Jasmine dan menatap serius istrinya. Terlalu aneh jika Jon seperti itu dengan tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Jordan.
"Katanya dia sangat lelah dan merindukan anaknya, jadi dia tidak mau jauh-jauh dari Morgan. Makanya dia tidak bisa kesana, kasihan sekali Jon jika aku lihat."
"Si bajingan itu harus diberi pelajaran, dulu dia meninggalkan Bella demi wanita bangsat yang mencuci otak dan hati Jon, memanfaatkan ketenaran Jon dan harta Jon. Dan lihat sekarang, dia menyesal dan pontang panting seperti orang gila mencari Bella yang sudah tia--" Jordan langsung menghentikan ucapannya yang akan keluar. Fak.
"Tia apa? Bella sudah apa? JORDAN!"
"Tidak, mkasudnya Bella yang sudah pergi."
"Hmm.. Yah namanya juga Jon."
"Iya," Jordan mengalihkan wajahnya kearah lain, sial dia hampir mengatakan sesuatu yang bahaya.
"Jordan, besok kita saja yang kesana. Aku penasaran, nanti kalau kita sudah menemukan suratnya kita akan memberitahu Jon,bagaimana?"
"Baiklah, sekarang kita nikmati tontonan zombie itu."
"Oke."
Jasmine dan Jordan menghakhiri pembicaraan mereka, dan menonton zombie yang sedang ditembaki oleh manusia.
•••
Bella menatap awan berwarna biru tua, beberapa bintang memancar cahayanya, bulan yang besar membuat dunia terang. Tak terasa dia sebentar lagi akan menjadi seorang ibu, Bella selalu berpikir apakah dia bisa mencintai anaknya dengan tulus? Apakah dirinya bisa memberikan sesuatu yang baik kepada anaknya kelak?
Tangan Bella mengelus perutnya yang diisi sosok bayi hidup disana. Senyumnya mengembang karena dia tidak sabar melihat anaknya kelak. Tapi semuanya pudar, karena Jon pergi meninggalkannya demi wanita itu, apa salahnya selama ini? Apa Bella hanya dijadikan pelariannya saja...
Air mata Bella mengalir perlahan, Bella tidak bisa berbuat apa - apa untuk mencegah Jon. Bella mungkin hanya bisa berdoa agar Jon bisa kembali kepadanya dan membuat keluarganya kembali normal. Keluarga? Dia saja belum menikah dengan Jon, dan dirinya sudah bilang keluarga. Biarkanlah semuanya mengalir, saat ini dia harus memikirkan anaknya ini.
"Mommy sangat mencintai daddy-mu, Morgan."
Bella menagis tersedu-sedu, hidupnya tidak secerah harapannya, tidak. Dirinya hanya mempunyai kebahagian hanya sesingkat itu. Apa semuanya telah usai... Bella mendongak manatap bulan besar di depannya, dengan air mata bercucuran sangat deras seperti air terjun.
"Aku tidak tahu kapan aku bisa bernafas didunia ini, Jon. Aku takut, aku akan pergi selamanya sebelum melihatmu datang kembali padaku. Aku sangat takut meninggalkan anakku dan dirimu dilain waktu, aku takut Jon," gumam Bella lirih, sangat lirih.
Dan ternyata apa yang dikatakannya benar terjadi, Bella pergi selamanya tanpa melihat Jon kembali lagi kepadanya dengan senyuman bahagia.
•••
Maaf ken, ceritanya kurang bagus dan masih acak-acakan, namanya lagi belajarkan. Kalo ga suka jangan ngatain yak, kalo suka baca aja gpp. Kalo begitu terima kasih...
Continued!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Morgan (On GOING)
General FictionMencari keberadaan anak dan kekasihnya yang tidak pernah dia ketahui selama enam belas tahun, sampai dia sudah berumur 39 tahun tetap saja dia tidak mendapatkan lokasi keberadaan kekasihnya dan buah hatinya. Dia tidak tahu anaknya berkelamin laki-l...