01

3.7K 111 8
                                    

Gina berjalan dengan pelan masuk ke dalam kelas. Waktu masih menunjukkan pukul 06.45 yang artinya ia belum terlambat, masih ada 15 menit lagi sebelum bel berbunyi.

Di dalam kelas Gina sangatlah ribut karena pemberitaan semalam yang menyatakan ibu teman sekelas mereka meninggal.

"Selamat pagi." Sapa Gina pada teman-temannya.

Serentak teman-temannya menjawab "Pagi, Gin."

Tak lama kemudian masuklah seorang guru yang diketahui sebagai wali kelas mereka. Ia menyuruh anak-anak didiknya untuk duduk karena ingin memberitahukan sesuatu.

"Anak-anak pasti kalian sudah tau tentang kabar ibunya David meninggal? Untuk itu, beberapa orang akan menemani ibu ke rumah duka."

"Kenapa gak semuanya aja yang pergi, bu?" Celutuk Raina.

"Karena kendaraan tidak cukup untuk memuat kalian. Yang akan pergi hanyalah pengurus inti kelas, dan yang lainnya belajar." Ucap ibu Heni yang mendapatkan sorakan lesu dari anak-anak yang bukan pengurus inti kelas.

Pengurus kelas dimulai dari ketua kelas, wakil ketua kelas, sekretaris, wakil sekretaris, bendahara, dan wakil bendahara. Mereka beserta wali kelas bersiap-siap menuju rumah duka.

Saat sampai di rumah Davis suasana duka menyelimuti rumah itu. Suara-suara tangis yang memilukan dan wajah yang memerah dari keluarga sang almarhumah membuat siapapun ikut bersedih.

Gina yang melihat itu tersentuh hatinya dan ikut menangis. Ia berjalan bersama rombongannya mengucapkan belasungkawa pada keluarga yang ditinggalkan.

"Lo harus kuat, Vid" ucap Gina sambil mengelus punggung temannya itu.

"Ya. Thank's lo udah datang."

Gina mengangguk sebagai jawaban.

Sebatas Teman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang