19

1.3K 37 7
                                    

Gina yang sedang duduk di kursi taman sekolah sambil memegang cilok dan lemon teanya dikagetkan oleh David yang tiba-tiba menarik tangannya.

"Apaan sih lo, Vid?! Tangan gue sakit." Gina melepaskan cekalan David, ia mengusap pelan tangannya yang memerah.

"Kenapa lo gak ngomong ke gue?!" Hardik David membuat Gina terkejut.

Gina menatap bingung David. "Maksud lo?"

"Gue tau kemarin lo dicegat Jessy dan Tita. Seharusnya lo bilang hal itu ke gue." David menggeram marah.

"Lo tau dari mana?" Gina berdiri dengan resah. Ia takut David mengetahui apa yabg dia dan mereka bicarakan. Gina tidak mau hubungan David dan pacar barunya renggang.

"Lo gak perlu tau gue tau dari mana yang penting sekarang gue harus ngejelasin semuanya ke mereka berdua."

Gina menjadi kesal mendengar itu. "Jadi, maksud lo saat lo beritahu semuanya ke mereka akan percaya? Gak, David. Malahan gue yang bakal lebih di bully karena lo lebih peduli sama gue. Gue gak mau itu terjadi!"

"Maaf, gue gak berpikir sejauh itu." Cicit David merasa bersalah. "Gue takut lo kenapa-kenapa."

"Gue bukan siapa-siapa lo, Vid. Seharusnya lo itu khawatir ke pacar baru lo, bukan malah ke gue. Ya, nanti gue dikira selingkuan lo lagi." Ujar Gina bermaksud becanda.

"Lo sahabat gue, Gin." David marah mendengar ucapan Gina yang menurutnya tidak masuk akal.

"Becanda, David. Gak usah tegang gitu. Lebih baik sekarang lo balik ke pacar lo itu." Gina mendorong-dorong tubuh David.

Gina tersenyum pedih melihat punggung David semakin jauh. Ia mengadahkan wajahnya keatas agar air matanya tidak jatuh.

Gue turut bahagia ngeliat lo sama dia, walaupun bahagia lo bukan sama gue.

Sebatas Teman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang