11

1.3K 38 0
                                    

Gina menatap pantulan dirinya di cermin sambil memegang dada dan matanya berkedip beberapa kali. Ia tidak menyangka akan memimpikan kejadian yang memalukan seperti itu.

Gina menggeleng pelan kepalanya. "Mimpiin apa lo semalem, Gina? Astaga, ini semua pasti karna David selalu nyari gara-gara sama gue."

"Sayang, ayo sarapan." Ibu Gina mengetuk pintu sekedar untuk memberitahukan bahwa saatnya sarapan pagi bersama yang menjadi kewajiban bagi keluarganya.

"Iya, bu. Bentar lagi Gina turun"

Setelah selesai dengan keperluannya, Gina turun sambil membopong tas dan menyapa ayah beserta adik-adiknya yang sedang duduk. Sedangkan ibunya berada di dapur membawakan sarapan mereka.

Gina mencium pipi ayah dan ibunya "Morning, Pa. Morning, Ma."  dan beralih mencium pipi adiknya. "Morning, devil."

"Pa, kakak manggil aku devil." Adu Tita pada daddy mereka. Memang seperti inilah setiap pagi pasti ada saja keributan yang dibuat kedua kakak-adik itu.

"Jangan manggil adik kamu dengan sebutan devil lagi, Gina."

"Iya, Pa. Tadi cuma bercanda, kok, Tita aja yang kebaperan." Gina menjulurkan lidah pada Tita yang mendesis kesal.

"Aku gak baper! Kakak aja yang baper sama gebetan-gebetan kakak."

"Gak ada hubungannya baper sama gebetan. Sorry, hati gue ini tahan bantingan."

"Kalian berdua ini seperti Tom & Jerry aja yang gak pernah akur." Ibu Gina menengahi pertengkaran Gina dan Tita.

"Ayo, makan." Suara tegas ayah Gina memberikan perintah.

Sebatas Teman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang