Dari kejauhan Gina melihat David dan Hesty yang sedang bersenda gurau. Terlihat dari raut wajah David yang sangat bahagia dan sesekali menggoda pacarnya itu.
Bodoh lo, Gin. Buat apa juga ngeliat dia terus? Tindakan yang bagus saat ini hanya balik badan dan berusaha move on.
"Gue yakin, dia pasti bakal gantiin gue." Gina menunduk dan berbicara dengan suara sangat pelan. "Gue senang karena dia lo bisa senyum, gak seperti dulu."
Hatinya berdenyut sakit melihat kemesraan itu, mungkin ini memang takdirnya. Dia cukup bahagia melihat David memilih orang yang tepat, walaupun mereka masih SMA.
Sekarang kalimat 'perjalanan gue masih panjang' Gina tanamkan dalam otak. Siapa tau nanti saat kuliah atau di tempat kerja nanti dirinya bertemu dengan jodohnya.
"Lo tepat milih dia, David."
Gina sebenarnya merasa minder jika bersebelahan atau bertemu dengan Hesty karena ia tau diri bahwa dirinya tidak secantik dan selembut Hesty.
Gina memang tidak anggun atau bisa dibilang sedikit tomboy. Ia lebih menyukai memakai jeans dan t-shirt daripada gaun. Gina juga suka memakai sneaker daripada high heels
Pokoknya, dirinya tidak seperti Hesty.
"Woy, ngelamun aja lo." Seseorang menepuk bahu Gina membuat Gina kaget.
"Bangke lo." Maki Gina pada Genita.
"Lagian lo ngelamun. Yuk, kantin. Gue lapar, nih." Genita menyengir sambil mengusap perutnya.
"Makanan mulu di otak lo. Ya, sudah. Ayo." Gina menarik tangan Genita.
Kita masih sahabatan kok, Vid.
...
END
&
This story is REAL STORY
《》
Terima kasih untuk waktunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Teman (END)
Roman pour Adolescents(Tamat) Gina berteman dengan David, semenjak ibunya David meninggal beberapa minggu yang lalu. Disitu kedekatan mereka mulai terlihat, bahkan beberapa teman meraka menganggap mereka pacaran. . . . Apakah David akan menembak Gina sebagai pacarnya? At...