Keesokan paginya David menunggu Gina diparkiran. David juga lebih memilih mentraktir Gina daripada singa macan itu tidak memaafkannya. Sebenarnya, sih, David menyayangkan uangnya tapi apadayalah.
Gina turun dari ojek online, ia melepaskan helm dan memberikannya pada sang tukang ojek lalu membayar ongkos yang sudah tertera dipesanannya.
"Gin. Jangan banyak-banyak makan sama minum, kasian duit gue." Ucap David saat Gina berdiri disampingnya.
"Pagi-pagi bukan ngasih salam malah bicarain soal duit."
David menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya, maaf. Morning, Gina."
"Morning David dan jangan lupa soal traktirannya." Gina menyengir lebar, sedangkan David menggerutu.
"Tapi jangan marah lagi."
"Gue gak bakalan marah lagi asal lo jangan songong kayak gitu lagi. Lo hak tau seberapa inginnya gue nyekik lo waktu itu. Udah seenaknya nyuruh jagain tas, datang-datang dengan gak sopannya ngambil tas sendiri, lalu mulut lo yang nyiyir itu ngatain orang sembarangan. Awas aja lo, kalo lo ulangin lagi." Panjang kali lebar yang Gina katakan hanya di balas anggukan David.
"Jangan cuma angguk-angguk lo." Gina menoyor kepala David. "Harus ngerti apa yang omong tadi."
"Ngerti gue kok. Gue gak budeg kali."
"Lo memang gak budeg tapi apa yang gue bilang pasti masuk kuping kiri keluar kuping kanan atau sebaliknya. Lo kan gitu orangnya." David tau sekarang Gina dalam mode cerewet, ini adalah kebiasaannya saat PMS.
"Iya, Gin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Teman (END)
Teen Fiction(Tamat) Gina berteman dengan David, semenjak ibunya David meninggal beberapa minggu yang lalu. Disitu kedekatan mereka mulai terlihat, bahkan beberapa teman meraka menganggap mereka pacaran. . . . Apakah David akan menembak Gina sebagai pacarnya? At...