14

1.1K 37 0
                                    

"Gen, apa lo yang bilang ke David tentang mimpi gue?" Tanya Gina pelan.

"So-sorry, Gin. Gue keceplosan." Gina menutup matanya, meredamkan emosinya yang sekarang berada di ubun-ubun.

"Gue kira lo bakal jaga rahasia ini, tapi sekarang? Gue kecewa sama lo."

"Gue tau kalo gue salah. Gin, maafin gue, ya? Please." Genita menggoyang-goyang pelan lengan Gina.

"Masalahnya David cuekin gue hari ini dan gue gak tau kedepannya bakal gimana pertemanan gue sama David. Gue bingung, Gen. Gue gak mau pertemanan gue sama David hancur cuma masalah mimpi gue." Cerocos Gina yang tidaj bisa menahan emosi sambil mengacak rambutnya menjadi berantakan.

"Sekali lagi gue minta maaf, Gin. Gue tau kalo gue salah, sangat salah malah. Sebenarnya tuh gue cuma bilang tentang mimpi lo, tiba-tiba dia nanya lo mimpi apaan, jadi gue ceritain aja karena gue pikir David bakal seneng." Genita mengelus-elus bahu Gina dengan wajah bersalah.

"Asal lo tau, Gen. David sekarang irit ngomong, gak kayak biasanya. Gue gak mau David berubah."

"Nanti gue kasih pengertian ke David, deh." Ucap Genita menyesal. Mulutnya memang suka keceplosan dan sekarang karena kecerobohannya berakibat fatal bagi pertemanan Gina dan David.

"Sudahlah. Mungkin dia butuh waktu sebentar buat maafin gue." Bahu Gina merosot menandakan ia pasrah.

"Jangan gitu, gue nambah rasa bersalah ke lo" Genita masih gentar membujuk Gina.

Gina tersenyum semanis mungkin, tidak ingin pertemanannya dengan Genita hancur juga karena emosinya sekarang. "Iya, gue maafin. Jadi lo gak perlu merasa bersalah ke gue, oke? Gue juga minta maaf tadi bentak-bentak lo."

"Santai, mbak bro. Btw, lo gak lapar? Kita ke kantin, yuk. Cacing di perut gue demo minta makan, nih"

"Di otak lo itu cuma ada makanan, makanan, dan makanan."

Genita tertawa. "Lo gak tau aja, gue kan gak bisa hidup tanpa makanan"

"Bukan hanya lo, sarap. Semua orang butuh makan kalo gak makan bisa mati"

"Iya-iya, bu guru. Ayo, kita makan" Genita menarik tangan Gina.

Sebatas Teman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang