Gina kebingungan mencari tempat duduk, hampir seluruh tempat duduk sudah dipenuhi. Pandangan Gina tertuju pada sebuah kursi yang kosong, ia pun berjalan dan duduk di kursi itu.
Gina dikejutkan dengan kedatangan David yang tiba-tiba duduk disebelahnya. Matanya terlihat sembab sehabis menangis.
"Gue tau lo orangnya strong. Lo pasti bisa ngelewatin semua ini." David menatap Gina dengan tatapan sedih, kemudian kepalanya menunduk.
"Semoga."
Gina bertanya. "Mama lo sakit?"
"Iya, Mama sakit" David membuang napas pelan. David membiarkan setetes air jatuh dari matanya, ia kelihatan sangat rapuh saat ini.
"Gue tau gimana rasanya kehilangan. Lo harus banyak berdoa supaya mama lo bisa diterima disisi Tuhan"
"Gue bakalan selalu berdoa. Sebenarnya gue kaget waktu kakak gue nelpon, dia bilang mama meninggal disitu gue terpukul. Gue gak tau harus ngelakuin apa."
Gina melihat keadaan David yang sekarang merasa iba. Gina seperti merasakan apa yang dirasakan oleh David. Gina juga pernah merasakan kehilangan seseorang yang dia sayang.
"Yang harus lo lakuin itu tetap berdoa dan sabar"
"Bakal gue lakuin" David menjeda. "Sekali lagi thank's"
"Santai aja."
"Gue izin gak masuk sekolah."
"Lo tenang, kan, buku absennya ada di gue." Gina menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Semua orang yang sedang diselimuti kedukaan pasti membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.
"Siap bu sekretaris"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebatas Teman (END)
Novela Juvenil(Tamat) Gina berteman dengan David, semenjak ibunya David meninggal beberapa minggu yang lalu. Disitu kedekatan mereka mulai terlihat, bahkan beberapa teman meraka menganggap mereka pacaran. . . . Apakah David akan menembak Gina sebagai pacarnya? At...