Part 6

1K 46 3
                                        

'Dear kamu, pemilik sunyi. Aku mencintaimu tanpa terkecuali' -Rana Jaya

Pukul 13.30

chat Line

Rana Jaya: "Rin lu dimana?" proposal yang buat 17 agustus udah lu bikin belum?"

Arin : "Tungguin sebentar kek bawel banget lu, gue masih dirumah tungguin aja"

Rana Jaya : "Yaudah gue jemput aja, lama lo"

Arin : "Terserah!"

***

Author Pov

Di sekolah

"Ih... Ini tuh salah rin, ukuran kertasnya itu bukan kaya gini lu gimana sih jadi sekertaris" jelas jaya seraya melihat proposal

"Iya kakak ketos, lu itu pms ya, bawel benget dari tadi" jawab arin

"Benerin nih" ucap jaya sambil menyerahkan kembali proposal itu

Disamping itu. Rahma keluar dari toilet sekolah dan dilihat oleh jaya.

"Bukannya lu temen sekelasnya Gita?" tanya jaya saat melihat rahma

Rahma menganggukkan kepala. "Ooh jadi elo" kata rahma seraya melipat tangannya di dada.

"Hah? Kenapa?" tanya jaya seraya mengangkat kedua alisnya

"Lu tiap hari cegukan ya?"

"Engga"

"Padahal Gita ngomongin lu setiap hari lho sampe gue bosen denger nama lu"

"Gita dimana?" ucap jaya

"Itu! Lagi di perpus sama cowo hits. BERDUA!" ucap rahma seraya menaikkan 2 jari tangannya.

Jaya langsung berlari menuju perpustakaan diikuti dengan rahma yang berjalan santai melewati koridor.

"Gausah panik jay, cowo hits itu paling cuman nembak Gita doang kok" teriak rahma

Jaya melihat Gita dan zidan sedang bertatapan sedangkan rahma kaget mendengar zidan yang menembak Gita. Dugaan nya tadi kepada jaya memang benar. Rahma yang berdiri tepat di depan pintu perpustakaan langsung berteriak.

"ZIDAN???"

Sontak semua penghuni perpustakaan melihat nya yang tiba-tiba saja berteriak ditempat yang seharusnya sunyi. Gita langsung berdiri dan meninggalkan zidan sendirian.

***

Gita Pov

"Git, liat deh" kata rahma

Aku langsung mengikuti arah gerak mata rahma. Jaya, ternyata ia berdiri di jendela menatap ku dan menjadi saksi kejadian tadi. Firasatku mengatakan bahwa jaya juga mendengar perkataan zidan padaku tadi.

"Ayo pulang" kataku yang langsung menarik tangan rahma

"Dadah zidan" ucap rahma sambil melambaikan tangannya.

"Eh git tunggu" sahut zidan

Aku dan rahma langsung berlari menuju gerbang sekolah. Entah mengapa aku ingin memberinya alasan tentang kejadian yang barusan jaya lihat. Ada rasa bersalah yang tak bisa ku jelaskan.

"Ayo naik" kata rahma

Di jalan!

"Lu masih mikirin yang tadi? Tinggal bilang iya, apa susahnya sih?"

"Git?"
"Gita?"
"Eh.. Gita Putri"

"Eh iya kenapa?" ucap ku

"Apa sih yang lu pikirin? Tentang Zidan atau Jaya?"

"Gatau ah"

Chat Line

Rana Jaya : "Besok saya jemput ya"

Gita : "Engga usah kak makasih"

Rana Jaya : "Karena?"

Gita : "Saya lagi mau sendiri"

Rana Jaya : "oke"

***

Memikirkan hal kemarin, sukses menyita banyak waktu ku seharian hanya mempersulit hal yang sederhana.

"Lu baca apa?" tanya arin di ruang osis

"Dilan"

"Apa?" tanya ulang arin

"Ia, dilan. Emang kakak gak tau bukunya?"

"Pernah denger sih, tapi gatau. Seru?"

Aku mengangguk kan kepala sambil tersenyum.

"Boleh saya pinjam bukunya?" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik lemari

Jaya! Lelaki yang baru saja keluar dari balik lemari karena mencari sesuatu di lemari osis. Badan jaya tinggi tapi lebih tinggi lemari itu makanya dia bisa ketutup.

"Buat apa?" tanya ku

"Ya buat dibaca lah"

"Emang kakak suka baca novel?"

"Nyoba nyoba sih, mana? Boleh gak? Kalau gak boleh, saya pinjam si pemilik novel itu deh" gombalnya lagi

"Gue keluar dulu bye" sahut arin dan langsung berlari keluar.

Kini. Hanya aku dan dia di dalam ruangan ini. Aku mati gaya kawan! Aku langsung melanjutkan membaca novel nya.

Dia duduk di samping ku dan langsung memegang tanganku.

"Kamu suka sama zidan?" tanya nya pelan

Aku kaget dan langsung melihat wajahnya juga tanganku yang digenggam erat olehnya.

"Kalau suka terima aja" katanya lagi

'Kok dia ngurusin hidup gue banget sih' gumam ku dalam hati

"Be--bentar ya kak saya ke kantin dulu" ucap ku dan langsung melepas genggaman tangannya dan berdiri.

"Tunggu sebentar, saya mau bicara tentang kata hati saya" sahut jaya dan menarik tanganku.

KARYA : Marintan Maharani
Shafira Nur Shaumu

Jaya mau ngomong apa sama gita(?) tunggu di part selanjutnya ya kawan!

Dan makasih yang udah baca sama vote dia bukan dilan.❤

Dia Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang