"nih raport kamu,nilai nya turun sampe kamu masuk peringkat ke 4" sahut ibu sambil menyerahkan buku raport ku
Aku langsung melihat nilai-nilai ku membandingkan nya dengan nilai semester kemarin. Nilai ku turun drastis yang kemarin aku mendapat peringkat kelas dan sekarang aku masuk peringkat 4. Akibat kesibukkan ku pada osis sampai aku bisa melupakan pelajaran.
"ibu ga mau nilai kamu turun lagi di kelas 11 nanti,kalau sampai bapak kamu tau nilai kamu turun abis kamu" marah ibu dan langsung masuk kamar nya
Ponsel ku sangat berisik dan sudah pasti itu grup chat dari kelas 10
Milla : "juara 1 siapa eh?"
Rahma : "zidan"
Milla : " zidan lagi? Bukan si gita?"
Visca : " engga si zidan juara 1"
Milla : " yang dapet 10 besar siapa aja?"
Demong AW : " kaga tau gua"
Fuad : "woi msk tgl brp?"
Fahri : " kt pa loji tgl 10"
Milla : " jangan pada lupain kita-kita yak"
Zidan : " slw g akan"
Demong AW : " emang ya cowo mah pelit huruf"
Putra : " mil gue kalau ngechat lu pelit huruf kaga?"
Milla : " kaga poy"
Putra : " noh mong"
Demong AW : " BEDA KAN KALAU SAMA CEWENYA MAH!"
Hanya membuang waktu saja bagiku jika membaca grup chat kelas. Bahas nya apa jawabnya apa. Kan ga nyambung jadinya. Minggu depan bapak pulang dari luar kota aku bingung harus ngomong apa kepada bapak tentang nilai ku yang turun drastis.
Aku berjalan kedepan komplek,senagja ga bawa motor sekalian olahraga. Kan lumayan kalau turun 1 kilo. Di depan komplek banyak jajajan yang rasanya ingin aku beli semuanya. Paling penting aku pulang dengan membawa cakue.
"heh gita" panggil seseorang dari belakang tubuhku
Aku berbalik badan "dara"
Ada dara bersama 3 orang temannya yang datang menghampiriku. "kenapa?" kataku
"lo ngapain si genit sama cowo orang"
Aku mengerutkan dahiku bingung dengan apa yang dikatakannya "siapa?"
"jaya! Dia itu cowo gue,dasar jablay lo"
"apa sih maksudnya?"
"gausah sok polos lo,jaya cowo gue ngapain lo deket deket sama dia? Hah?"
"gue ga ngerebut jaya dari lo kok"
"alahh bacot lo" marah temannya
"heh,gue gak ada urusannya sama lu ya,mending lu diem aja!"
"heh ga hormat lo ya, ngomomg sama kakak kelas kaya gitu"
"dih,pengen banget dihormatin lo aja ga sopan!" marahku
"heh tai lo"
"sekarang awas aja kalau sampe lo gue liat lagi bareng sama jaya,abis lo sama gue. LIHAT YA!!!" jelas dara sambil menunjuk wajahku
***
Mood ku hilang seketika saat mendengar ocehan mereka. Aku langsung pulang tidak jadi membeli jajanan di depan komplek. Aku kaget saat melihat jaya sedang duduk dimotornya di depan pagar rumahku. Aku mengabaikan kehadirannya dan berjalan masuk ke dalam rumah. "woi" panggilnya
Aku tidak menggubris sahutannya. "gita" panggil nya lagi
"mending pulang aja deh kak,mood saya lagi jelek ntar saya takut ngomong kasar sama kakak"
"apaan si? Udah biasa kali saya diomongin kasar sama temen-temen saya" jawabnya santai
"mending sekarang lo pulang,gue capek mau istirahat"
"capek ngapain si? Kan tadi ga sekolah ga sibuk osis juga"
"terserah deh mau nunggu sampai besok juga saya ga akan peduli" ucapku dan langsung masuk kedalam rumah menininggalakn dia sendirian dirumah
"ehh gita" panggilnya lagi dengan nada sabar nya
Aku menangis sejadi-jadinya di kamar. Untung saja ibu lagi pergi arisan jadi aku bisa berteriak di kamar dengan keras. "gita,dengeri n gue kalau punya masalah jangan dipendam" teriak jaya dari luar kamarnya
3 jam kemudian sekitar pukul 7 malam aku keluar untuk mengunci pagar rumah karena ibu bakalan pulang malem kalau udah ngumpul bareng teman-temannya. Saat aku membuka pintu dan aku kaget melihat jaya yang berdiri di depan pintu rumahku dengan tatapan tajamnya.
"mau pulang jam berapa?" tanya ku
Dia terdiam hanya melihat ku.
"kalau gitu masukin motornya"
Nihil. Tak ada jawaban juga darinya.
Aku menatapnya dan kita saling menatap. Entah bagaimana terjadinya hati ini sangat sakit sekali saat mendengar penjelasan dara. Air mata ku turun dan dia melihat nya. Waktunya ga tepat ketika air mata ini harus turun. "kenapa? cerita sama gue,lo udah dewasa jangan kaya anak kecil"
"seharusnya lo ga usah ngasih harapan yang tinggi buat gue kalau ujungnya kaya gini"
Jaya menganggukkan kepalanya sambil tertawa kecil "dara? Ya kan?"
Aku terdiam dan menunduk
"ngomong apa dia sama lo"
Aku menjelaskan nya kepada jaya diiringi tangisan dan cegukan yang mengganggu dan membuat dia marah dan tertawa menjadi satu. Dia menggenggam kedua tanganku,ia letakkan di dadanya. "nanti gue bakalan cerita semuanya sama lo,udah gausah nangis cengeng"
"dan satu lagi jangan pernah dengerin apa kata dara lagi,kaya tadi dia nyuruh lo buat jauhin gue,plis jangan pernah jauhin gue,kalau perlu kita ketawa bareng di depan dia"
"ish ga ah,itu keterlaluan"
"dia lebih keterlaluan sama lo,sampai-sampai ngebacotin lo gitu aja,ya gue ga terima lah"
"serius?"
"iyalah cewe yang gue sayang dibacotin sama cewe aneh kaya dia"
"udah ah sana pulang"
"ga ah, mau jalan sama kamu,yuk"
"ish aku lagi di strap nilai aku turun peringkat aku juga"
"kan orang tua kamu lagi ga dirumah"
"ga ah belum izin ntar kenapa-kenapa dijalan"
"kan ada gue,nanti kita kenapa-kenapa nya bareng"
"nanti kalau ketemu dara gimana?"
"anggep ga ada"
"jahat banget"
Karya : Marintan Maharani
Shafira Nur Shaumu
Maaaf kalau semakin kesini-sini kalau ceritanya ga seru,kita lagi cari ide supaya ceritanya bakalan seru banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Bukan Dilan
Romance"Jangan nyenyak-nyenyak tidurnya ntar kelewatan sholat subuh. Trus kalau gak bangun-bangun nanti aku nangis gimana?" "Ia kak" Kita saling sayang. Tapi,bukan berarti aku tidak bisa memiliknya hanya karena masa lalu nya.