part 4

1.2K 42 9
                                    

'Jika aku matahari dan kau Bulan kapan kita akan saling menemukan?' - Rana Jaya

4 Desember tahun ini sangat berbeda dengan 4 desember di tahun-tahun sebelumnya. 4 desember pertama ku yang ku lewati bersama seorang laki-laki. 

Istimewa atau tidak mungkin kamu bisa mengerti bagaimana perasaan ku dan bisa mengerti seberapa istimewanya 4 desember yang kulalui kali ini.

"Assalamualaikum" ucap seorang laki-laki yang memakai motor merah yang seperti nya tak asing.

"Wa'alaikumsalam, iya cari siapa ya?" kata ibuku

Lelaki itu langsung mencium tangan ibuku.

"Saya cari gita bu, ada gitanya gak?"

"Oh, iya ada, sebentar ya ibu panggil dulu"

***

"Ada apa kak? Malam-malam gini cari saya" dengan pipi merona membayangkan apa yang tadi siang ia bisikan ditelingaku

"Ga ada apa-apa, saya kangen sama kamu"

"Baru tadi ketemu" kata ku

"Kan, namanya kangen bukan saya yang ngatur, itu mah kan urusan perasaan" godanya lagi

"Duduk dulu kak, saya buatin minum dulu sebentar, mau minum apa?" tanya ku sambil mempersilahkannya duduk di kursi teras

"Sirup aja, tapi jangan yang manis"

"Yaudah iya" jawab ku

Saat aku masuk kedalam rumah. Tiba-tiba ia menarik tanganku 'sebentar' katanya.

"Kok kamu gak nanya, kenapa saya mintanya yang engga manis?" tanya nya

"Emang perlu banget saya nanya? Orang kakak mintanya itu kok"

"Kan saya jadi gagal gombalin kamu"

"Basi" kataku dan langsung masuk ke dalam rumah

15 menit kemudian

"Nih, sirup yang GAK MANIS"

"Yaudahlah gapapa kan manisnya udah ada di kamu, hehehe" gombal jaya

"Sebenarnya mau ngapain sih kesini?"

"Saya mau nyampein amanat, katanya saya disuruh ke rumah bidadari, ga salah alamat kan?"

"Kalau kakak cuman mau ngomong kaya gini doang, mending kakak balik aja deh, saya cape mau istirahat"

"Kamu ngusir saya? Yakin?  Gak nyesel? Padahal saya mau ngasih sesuatu sama kamu"

"Engga"

"Tapi saya ga mau pulang, gimana?"

Aku beranjak dari kursi yang ku duduki dan jaya langsung mengeluarkan sesuatu yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya.

"Pulpen?" tanga gita

Jaya menganggukan kepalanya singkat sambil tersenyum manis.

"Kok pulpen?"

"Ini hadiah ulang tahun dari saya" ucap jaya

"Saya bisa kok beli pulpen sendiri"

"Kata okta, kamu suka coret-coret nama saya di buku kamu, takutnya pulpen kamu habis. Makanya saya Kasih pulpen ini buat kamu"

'Ish anak itu kelakuannya, liat aja kalau balik ke Jakarta lagi habis sama gue' gumam ku dalam hati.

"Iya?" ucap jaya

"Eh... Engga gapapa" elak ku

"Tapi bener kan? Katanya okta" tanya jaya sambil mengangkat kedua alisnya

"Engga dia bohong"

"Dia atau kamu yang bohong"

Aku gak bisa berkata apa-apa kalau aku berbohong padanya.

"So tau banget sih lu"

"Yaudah terserah mau siapa yang bohong, intinya saya tau kamu sering nulis nama saya walau cuman dibuku"

"Apaan si"

"Kamu nulis nama saya dibuku, tapi saya nulis nama kamu di hati saya, gapapa kan?" godanya lagi....

FLASHBACK ON

Iya. Aku sering menulis namanya dibuku. Hampir setiap mata pelajaran selalu ada namanya. Entah yang kutulis dan langsung ku hapus. Entah yang kuukir lalu ku coret atau kubiarkan nama itu terpampang nyata dibagian belakang buku ku. Bukan tanpa alasan itu semua berawal dari pertemuan pertama ku dengannya. Siapa sih perempuan disekolah ini yang tidak kagum dengannya.

FLASHBACK OFF

"KALAU INI KADO DARI OKTA" KATA JAYA

KARYA : MARINTAN MAHARANI
                 SHAFIRA NUR SHAUMU

TERIMA KASIH YANG UDAH BACA DIA BUKAN DILAN ❤

Yang bisa tebak kado dari okta nilai bahasa Indonesia nya diatas kkm berarti #lah?

Dia Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang