Part 19

984 32 0
                                        

" Berhubungan dan menjalin hubungan tapi tidak saling terhubungkan. ku harap itu bukan kita." - Gita Putri

Mungkin karena kami yang belum terbiasa maka suasana kelas ini begitu lengang macam luar angkasa yang hampa. Kelas 11 - IPS3. Bagaimana selanjutnya?

"Git"
"Gita"
"Eh Git"
"Woi kampret" panggil Visca berturut - turut
"Heh neng nya Rana" bentak Demong singkat

'Nama itu'  maki ku dalam hati saat dua makhluk hidup dan bernyawa yang ternyata teman ku padahal sebelum nya ku kira sekelompok amigo.

"Apa" balas ku
"Di panggilin bukan nya nyaut malah merengut" kata Visca
"Au nih neng nya Rana budeg nya ga kira - kira" sambung Demong semabari mendekat
"Bawel" tandas ku

'Ups' lo barusan ngapain Git?

Seketika aku beranjak darisana tanpa memikir kan apa yang terjadi selanjutnya. Setelah beberapa langkah, kaki ini berhenti. Ada apa dengan diriku?

***
'Panggilan kepada ketua osis terpilih segera menuju ke meja piket sekarang. Sekali lagi panggilan kepada KE-TU-A-O-SIS segera menuju ke meja piket di koridor sekarang. Terima kasih'

Aku tau asal suara itu dan siapa gerangan pemilik suara tersebut. Setelah mendapat izin, dengan mudah aku melenggang ke luar kelas tanpa dosa.

"Ada apa bu?"
"Git, ibu mau bilang.."
"Ini ibu udah bilang" pangkas ku
"Diem dulu" gertak nya
"Iya bu" pasrah
"Jadi, senin depan kamu setijab ( Serah Terima Jabatan ) kan?"

Hening tanpa jawaban

"Ibu mau kasih kamu tugas terkahir buat belajar memimpin dalam hal kecil dulu baru ke hal yang lebih besar nanti."

Masih tanpa jawaban

"Sertijab nya di undur jadi awal bulan dan buat minggu terakhir bulan ini..."
"Minggu depan maksudnya?"
"Iya, minggu depan kan minggu terkahir. Nah kamu siapin anak ekskul pramuka buat jadi petugas nya. Ga susahkan? Yaiyalah~ kamu kan udah penegak masa ga bisa?"
Dan begitulah pertanyaan serta jawaban yang di utarakan Bu Dedeh bersamaan.
"Iya bu, saya boleh balik lagi ke kelas?"
"Tunggu, Jaya" sela bu Dedeh

'Astahfirullah tolong hari iniiiiiii aja jangan ada yang sebut nama itu"

"Kamu tanya aja sama dia kalau ada yang ngebingungin" tandas nya.

Seperti yang kalian bayangkan, aku hanya pergi sambil melukiskan senyum miring di bibir se sopan yang ku sanggup. 'Aneh, hari ini gue sebel banget denger nama nya apalagi liat muka nya. Dara kah? Ahh~ seorang Gita Putri masa cemburuan? Atau penyebab lain?'

***
"Ron" panggil ku di ujung koridor

Roni yang sedang besama demong menghampiriku bersamaan, tampak raut muka bingung dan penasaran dengan jelas terlihat.

"

Jaya dimana?" seketika ucapan ku meretas penasaran di ujung sana
"Ehhh lu nanya itu, kirain gue lu mau razia rambut. Tadi di kelas, belum keluar se inget gue. Iya ga sih yank?" jawab Roni sambil menoleh ke perempuan-nya.
"Gatau, dan gamau tau" sahut manda ketus
"Man.. Sorr.." kata ku
"Ga perlu minta maaf, gue emang gini orang nya. Ceplas ceplos"
"Iya tadi tuh.."
"Udahlah, mood gue udah terlanjur jelek gara gara lu. Lu minta maaf juga ga guna"
"Hey para wanita! Jangan bermain teka teki di tengah pria tampan sejagat ini" seru satu satu nya laki laki yang dari tadi hanya berdiri menatap kebingungan
"Bacot lo as-roni" jawab ku meyebut nama panjang nya
"Ayo pergi ah, malu maluin lu" tarik manda menjauh membawa makhluk itu

***
Chat Line

Gita : bu aku pulang nya malem ya?
Ibu : mau ngapain?
Gita : eh ga jadi deh,
Ibu : ?????

Hari ini rasa nya bimbang, mood-nya hancur, ga minat ngelakuin apa apa, sinis banget sama orang lain, mood-nya ga jelas~~~ What Happened? Aya naon?

Sejenak memejamkan mata mungkin bisa menenangkan hati ini. Duduk bersandar di bangku koridor. Ini masih siang dan aku yakin tak ada manusia yang menghampiriku jika berbaring mengorok disini asal tetap di posisi normal. Baiklah, masker pasti sangat diperlukan sekarang untuk menutupi mulut yang tak ku kehendeki ternyata bisa membuka semau nya.

Zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz~~~~

Tunggu, tiba tiba aku mendenger suara. Apa itu?
Dentuman langkah kaki?
Apakah kaki manusia?
Sepertinya mendekat ke arah ku..
Langkahnya.... Lebih dari sepasang manusia....
Apa langkah kaki sekelompok anoa?
Atau langkah kaki malaikat izroil yang sedang mengintai nyawa ku?
Atau sekelompok alien yang sedanh berusaha menguasai bumi dengan mengangkut manusia manusia cantik terlebih dahulu yang salah satu nya aku?
Atau ternyata aku ini bagian dari alien yang terjebak di bumi lalu gagal menjalankan misi karena mencintai Jaya?
Atau aku ini keturunan Nyi Roro Kidul si Ratu Pantai Selatan yang ternyata meminta ku kembali ke lautan?
Langkah nya menapak pada bumi....
Makhluk yang besar.. Iya! Dia besar..
Semakin dekat...
Suasana mencekam...
Dan..

"Dek, udah sore! Kamu bukan nya masuk pagi? Jam segini kok belum pulang?"

Suara mang Ari menenangkan hati ku. Good Bye anoa, malaikat izroil, alien, dan Nyi Roro Kidul. Ternyata bukan kalian.

"Iya pak, ini baru mau pulang" balas ku sambil membuka masker dan mengusap mulut, berjaga jaga ada bekas iler di ujung sana.

Tidur siang di koridor ini sukses membuat perut ku takluk dan lapar melanda dengn dahsyatnya. 'Ibu aku laperrrr'

***
"Neng jangan tidur di sekolah lagi"
"Ketiduran tadi mang"
"Ga sengaja ya?"
"Yaiyalah mang, nama nya ketiduran ya engga sengaja"
"Ehhh iya ya" cengengesan jawab mang Ari
"Terserah mang deh" jawab ku sambil menyerahkan uang parkir
"Ati ati neng"

Di jalan, aku berhenti sejenak di tukang es krim yang jarak nya kurang lebih 500 meter dari sekolah. Tempat itu tak pernah sepi pengujung dan aku benar benar harus menunggu setiap kali membeli, sendirian.
Pikiran ku masih jet-lag karena tidur bangun sore, tapi satu makhluk sukses menarik ku dengan kutub positive nya. Anak bayi laki laki, di gendong ibu nya yang duduk menunggu es krim sama seperti ku.

"Hai dedek" sapa ku dengan sebutan dedek yang kalian tau berarti aku tak tau nama nya.
"Halo kakak" balas ibu nya sambil menggerak kan tangan si dedek

Senyum si dedek melenyapkan mood jelek ku sepanjang hari ini.
Makasih dedek...
Setelah mendapat apa yang ku ingin kan, dan si dedek dengan ibu nya sedang memesan aku berpamitan.

"Dadah kakak.." ucap si ibu sambil melambaikan tangan si dedek
"Mari bu.." sambil aku menstater motor
"Iya dek, hati hati"

Aku lihat sesuatu seperti nya disana. Bukan anoa, bukan malaikat izroil, bukan alien dan bukan Nyi Roro Kidul. Kali ini benar benar nyata. Di tempat tadi.
Aku melihat Jaya
Dengan siapa?

Karya : Marintan Maharani

Shafira Nur Shaumu

Maaf telat lagi :(

Dia Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang