***
Jimin dan Seulgi kini duduk di meja makan. Mereka memakan ramyun yang tadi dimasak oleh Jimin.
"Kupikir, cokelat panas dan ramyun tidak cocok dihidangkan bersama." protes Seulgi yang merasa aneh dengan perpaduan hidangan di depannya ini.
"Aku memang tidak berniat menghidangkannya bersama. Tadi kan aku bilang ingin meminum cokelat panasnya dulu. Kau saja yang terus memaksaku untuk mandi." ucap Jimin tak ingin disalahkan.
Seulgi akhirnya beranjak dari kursinya dan mengambil air putih di kulkas serta dua gelas baru untuk mereka.
Jimin melanjutkan memakan ramyunnya dengan sangat lahap. Ramyun memang sangat enak dimakan saat habis kehujanan dan dalam suasana dingin seperti ini.
Seulgi yang kini kembali duduk di kursi makannya lagi-lagi tak bisa berkedip melihat Jimin. Rambutnya masih basah karena habis mandi tadi. Ia terus bertanya-tanya dalam hatinya mengapa seseorang bisa terlihat sangat seksi hanya dengan memakan ramyun dengan rambut yang masih basah.
Jimin menyadari Seulgi yang memperhatikannya cukup lama. Ia yang sedang mengangkat mie dengan sumpit langsung menghentikan aktivitasnya. Jimin memandang Seulgi heran.
"Apa yang kau lihat?" tanyanya bingung melihat Seulgi tak berkedip seperti itu.
Seulgi hanya tersenyum tipis lalu menggeleng.
"Tidak. Lanjutkan saja makanmu." Meski masih bingung, Jimin pun melanjutkan makannya lagi.
Dan Seulgi memperhatikannya lagi. Tanpa berkedip sedikitpun dan cukup lama. Jimin merasa bingung dengan tingkah Seulgi. Jimin mengangkat wajahnya menatap Seulgi setelah menyelesaikan makannya.
Sedangkan ramyun milik Seulgi masih banyak dan hampir dingin.
"Apa kau sangat terpesona melihatku?" tanya Jimin yang amat tepat hingga membuat Seulgi jadi salah tingkah. Ia langsung mengalihkan pandangannya dari Jimin dan meminum air putih di hadapannya.
"Ramyunmu akan segera dingin." ucap Jimin lagi. Seulgi buru-buru memakan ramyun di hadapannya dengan kecepatan maksimal. Selain karena ramyunnya akan dingin, ia juga sedikit malu karena pertanyaan Jimin tadi.
Sekarang, malah gantian Jimin yang memandangi Seulgi tanpa berkedip. Seulgi yang merasa diperhatikan malah semakin salah tingkah sendiri. Ia merasa sangat jelek ketika sedang makan, tapi Jimin malah memperhatikannya begitu.
Seulgi yang sudah salah tingkah pun terus memasukkan mie ke dalam mulutnya sampai mulutnya penuh dan menggembung. Dan beberapa saat kemudian ia tersedak.
Jimin tersenyum kecil melihat tingkah Seulgi. Buru-buru ia menjulurkan gelas yang berisi penuh air putih kepada Seulgi. Seulgi lalu meminumnya dengan satu tegak.
Ia memakan ramyunnya lagi dan Jimin malah memandanginya lagi. Ah! Seulgi tidak tahan!
"Ya! Jangan menatapku terus!" ucapnya kesal.
Jimin berdecak.
"Ck. Kau saja menatapku sangat lama hingga bola matamu hampir keluar tadi. Kenapa aku tidak boleh?"
"Huh. Tapi itu berbeda. Jangan disamakan!" ucap Seulgi masih kesal.
"Apanya yang berbeda? Aku menatapmu karena aku ingin menatapmu. Memangnya kau menatapku karena apa? Apa kau memikirkan suatu hal yang lain?" tanya Jimin sambil tersenyum sedikit nakal di akhir.
"Park Jimin! Jangan mulai!" ucap Seulgi yang merasa tidak tahan dengan pikiran aneh pemuda itu.
"Aku tidak melakukan apa-apa. huh."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexplained
Hayran Kurgu{COMPLETED} Park Jimin. Pria itu hanya mencintai satu orang. Ia terlalu bodoh karena hanya mempertahankan perasaan semunya bertahun-tahun. Park Jimin tidak menyangka, rasa cinta yang ia biarkan bertahun itu, menyeruak lagi dan memaksa Jimin untuk ke...