Part 23 - Ending

8.4K 471 67
                                    

Sesuai janjiku... Ini aku posting hari ini yaa😁😁

***

"Mengapa kau... ada di sini?" tanya Jimin sedikit tercengang. Ia benar-benar tak terpikir sama sekali bahwa akan melihat gadis itu di sini.

Gadis itu menoleh. Membuat Jimin sedikit tersentak meskipun sebenarnya ia sudah tau bahwa gadis itu adalah Seulgi. Ia hanya benar-benar tidak mengerti mengapa Seulgi bisa berada di sini.

Seulgi tersenyum simpul menatap Jimin. Terlihat dari wajahnya bahwa ia merasa amat lega. Jimin masih benar-benar tak menyangka. Ia menatap Seulgi seolah tak percaya.

Seulgi tak menjawab pertanyaan Jimin. Ia berjalan mendekati Jimin yang berada hanya beberapa meter di hadapannya.

Begitu sampai di hadapan Jimin, perlahan Seulgi langsung memeluk tubuh pemuda itu, kedua tangannya menelusuri pinggang Jimin dan menautkannya. Seulgi lalu menyandarkan kepalanya di bahu Jimin.

"Aku merindukanmu." ucapnya pelan. Hampir kalah dengan suara angin kencang yang terus berhembus menerpa wajah mereka. Ia menghela nafas, lalu memejamkan mata meresapi kelegaannya karena akhirnya bisa memeluk pemuda itu.

Jimin terdiam sejenak, seperti biasa, otaknya tidak terlalu baik dalam mencerna hal seperti ini. Terlalu banyak pertanyaan yang muncul memenuhi kepalanya. Namun, terlepas dari semua kebingungannya, ia benar-benar merasa bahagia. Jika ini sebuah kejutan, Jimin akan sangat berterimakasih pada Taehyung yang membuatnya berada di sini.

Jimin mengangkat tangannya, membalas pelukan gadis itu. Perlahan namun terus mengerat. Senyum di wajahnya menunjukkan bahwa ia benar-benar tak menyangka namun bahagia.

Seulgi masih memejamkan matanya. Ia benar-benar sangat merindukan Jimin. Ia rindu wajahnya, rindu suaranya, rindu aroma tubuhnya, rindu perlakuannya, rindu terhadap apapun yang pemuda itu lakukan. Seulgi sangat merindukannya hingga ia merasa hampir mati. Hal itu membuatnya menikmati setiap detik yang terjadi saat ini. Bisa mendekap Jimin lagi, adalah hal yang paling melegakan dalam hidupnya. Seulgi tak ingin melepaskan pelukan itu, seperti ia juga tak ingin melepaskan Jimin dari hidupnya.

"Apa kau.... baik-baik saja?" tanya Jimin pelan. Meski isi kepalanya dipenuhi beribu pertanyaan, tapi hal itulah yang paling mengusik pikiran Jimin, melebihi segala rasa penasarannya terhadap yang lain. Ia mengelus belakang rambut Seulgi dengan lembut. Tak dipungkiri, Jimin juga sangat merindukan gadis itu. Terlebih ia juga merasa bersalah karena terlalu lama tidak menghubungi Seulgi. Padahal ia sendiri sudah sangat tersiksa akan perasaan rindunya.

Namun matanya malah menangkap sesuatu kala ia menatap pemandangan laut di depannya. Di laut itu, tidak terlalu jauh, masih di tepinya, terdapat susunan lilin yang tertutup tempat plastik, membuat lilin-lilin tersebut masih tetap menyala meski angin di sana bertiup sangat kencang. Susunan lilin itu membentuk sebuah tulisan.

미안해

Ps. (Mianhae)= Maaf

Jimin mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang ia lihat kali ini. Setelah berkali-kali memastikan, ternyata memang benar ada susunan lilin dengan tulisan seperti itu di sana.

Yang lebih menariknya lagi, ombak pantai beberapa kali mendatanginya, hingga seluruh susunan lilin itu tertelan dan tidak kelihatan, namun begitu ombak tersebut surut, Jimin dapat melihat tulisannya lagi dengan jelas. Itulah sebabnya ia baru menyadarinya setelah beberapa saat.

Jimin melepaskan pelukan Seulgi. Ia menatap gadis itu sedikit tak percaya.

"Apa kau.. yang melakukannya?" tanyanya sambil menunjuk susunan lilin tersebut.

UnexplainedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang