Part 22

3.7K 394 16
                                    

Haluuuuuu! Maaf banget yah aku ngaret huhuhu ada masalah sedikit jadi gabisa lanjutin ceritanya kemarin😥😥

Semoga masih ada yang nunggu yah! langsung aja cussssss

***

Seulgi berjalan bersama Jisoo di koridor kampus. Jisoo yang memaksa ingin kembali masuk meskipun ia baru keluar dari rumah sakit. Akhirnya Seulgi memutuskan untuk menemaninya berangkat ke kampus.

"Kita tidak jadi ke Everland ya..." ucap Jisoo sedikit bersungut.

"Yah.. mau bagaimana lagi... kondisinya tidak memungkinkan... Kudengar, yang lain tetap jalan. Hanya kita yang tidak jadi ikut." Jelas Seulgi sambil menghela nafas.

"Benarkah? Huh... sayang sekali..." ucap Jisoo kecewa.

"Nanti jika kau sudah sembuh total, kita pasti akan ke sana. Kau tenang saja." ucap Seulgi sambil tersenyum. Jisoo akhirnya hanya menghela nafas.

Seulgi beralih pada ponselnya. Ia ingin tau apa Jimin menghubunginya atau tidak. Namun ternyata tak ada satupun pesan dari Jimin. Pemuda itu benar-benar tak menghubunginya sama sekali dari kemarin.

Saat mereka tengah berjalan dan akan masuk ke ruang kelas, Jisoo menyenggol Seulgi yang masih menatap ponselnya.

Seulgi menoleh ke arah Jisoo seolah bertanya 'ada apa?'

"Itu Park Jimin.." jawab Jisoo sedikit berbisik sambil memajukan kepalanya menunjuk Jimin yang tengah berjalan lawan arah dari mereka. Sepertinya Jimin baru keluar dari ruang kelas.

Seulgi melihat ke arah yang ditunjuk Jisoo. Benar, itu Park Jimin. Namun Seulgi tak berani mengatakan apa-apa. Karena Jimin pasti masih marah padanya soal kemarin.

Jimin melirik Seulgi sejenak, membuat tatapan mereka berdua bertemu. Namun Jimin langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia berjalan melewati Seulgi dan Jisoo tanpa mengatakan apa-apa.

Jisoo terheran melihatnya.

"Apa kalian bertengkar?" tanya Jisoo penasaran.

Seulgi menghela nafas.

"Begitulah. Dia marah padaku." jelas Seulgi sambil melengos.

"Benarkah? Apa itu kesalahanmu?" tanya Jisoo lagi.

"Aku juga tak tau apa itu benar kesalahanku atau tidak." ucap Seulgi dengan mata menerawang.

Jisoo menepuk bahu Seulgi pelan.

"Tunggulah sampai kemarahannya mereda. Kalian bisa berbicara baik-baik setelah itu." saran Jisoo. Seulgi hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Aku tau. Terima kasih, Jisoo."

"Hm.." Jisoo tersenyum.

***

Seulgi kini tengah menulis materi yang di sampaikan dosen. Mendengarkannya dengan saksama. Ia sudah cukup lama tidak belajar dengan rajin karena berbagai masalah yang menimpanya kemarin. Meskipun sebenarnya ia tidak sepenuhnya konsen karena kepikiran soal Jimin.

Ah benar, Jimin ada di sana. Duduk di bangku paling belakang pojok kanan seperti biasa. Kira-kira apa yang sedang pemuda itu lakukan? Seulgi menoleh ke belakang dan mendapati Jimin juga tengah mendengarkan penjelasan dosen dengan fokus sambil menatap papan tulis. Seulgi terdiam cukup lama memerhatikan pemuda itu.

Namun tiba-tiba Jimin melirik ke arahnya karena sadar tengah diperhatikan. Ia menatap Seulgi tanpa ekspresi. Seulgi yang tertangkap basah tengah memandangnya, buru-buru menghadap depan lagi. Ia merutuki dirinya sendiri karena malah membuat keadaan jadi semakin canggung.

UnexplainedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang