Part 18

3.5K 378 23
                                    

"Hari ini aku harus bertemu Yoongi oppa lagi. Urusan kami masih belum selesai." ucap Seulgi yang tengah berjalan di samping Jimin menuju parkiran.

Jimin berhenti. Ia menatap Seulgi penasaran.

"Apa yang sebenarnya kalian lakukan?"

"Ini hanya tentang persidangan, Park Jimin. Kau juga akan mengetahuinya nanti." jawab Seulgi lagi. Jimin menatap Seulgi sebentar namun akhirnya hanya terdiam dan melanjutkan jalannya.

Tak sampai beberapa menit, mereka sudah sampai parkiran kampus. Dan benar saja, Yoongi sudah berdiri di sana menunggu Seulgi.

Jimin menghela nafasnya. Ia menatap Yoongi tanpa ekspresi. Ia sebenarnya ingin marah soal kemarin, tapi ia tidak ingin membuat suasana menjadi tak enak antara Seulgi dan Yoongi.

Seulgi sendiri juga sebenarnya masih kesal pada Yoongi. Jelas saja, Yoongi dengan tanpa dosa memberitahunya soal Jimin yang sudah mengetahui rencana mereka dulu. Bagaimana Seulgi bisa tidak kesal? Tapi ia memutuskan untuk menomorduakan hal tersebut dan fokus membantu Yoongi dalam hal persidangan.

Yoongi berjalan menghampiri Jimin dan Seulgi. Ia hanya menatap mereka seperti biasa.

"Seulgi-ah. Masuklah ke mobil. Aku ingin berbicara dengan Park Jimin dulu." suruh Yoongi. Seulgi mengerutkan keningnya. Sedangkan Jimin menaikkan sebelah alisnya.

Dua-duanya hanya penasaran pada apa yang ingin dikatakan Yoongi pada Jimin. Tapi Seulgi akhirnya menurut untuk berjalan duluan masuk ke mobil Yoongi.

Kini hanya tinggal Jimin dan Yoongi. Jimin menatap Yoongi sedikit tajam. Sedangkan Yoongi tersenyum miring.

"Aku akan berhenti." ucap Yoongi. Jimin mengerutkan keningnya.

"Aku akan berhenti membencimu." ucap Yoongi lagi.

Jimin tertawa tak percaya.

"Apa aku membutuhkan pernyataan itu?" tanya Jimin sedikit tajam.

BUKKK

Yoongi malah meninju perut Jimin lagi seperti waktu itu. Jimin membelalak. Apa maksudnya? Tadi katanya ia ingin berhenti?

Jimin menatap Yoongi kebingungan sambil memegang perutnya.

"Salam perpisahanku." ucap Yoongi sambil tersenyum miring seolah menjawab kebingungan Jimin. Jimin mengerutkan keningnya lagi. Ia menghela nafasnya mencoba tenang.

"Joy akan pulang hari Minggu. Datanglah kalau kau bisa." lanjut Yoongi. Joy memang tengah kuliah di luar negeri namun berbeda negara dengan tempat Yoongi melakukan S2 dan ia akan pulang ke Korea karena libur panjang.

Yoongi berbalik badan tanpa menunggu respon Jimin. Ia berjalan menuju mobil dan masuk ke dalamnya. Lalu melajukannya keluar dari parkiran kampus.

Jimin masih berdiri mematung menatap Yoongi yang telah menghilang dari pandangannya.

Baiklah. Ia berharap Yoongi benar-benar berhenti membencinya. Hanya itu yang ia harapkan dari Yoongi.

Jimin juga tak pernah ingin membenci Yoongi sama sekali. Meski ia tidak tau alasan mengapa Yoongi bersikap seperti itu padanya, namun Jimin tidak pernah berniat membalas pemuda itu. Ia benar-benar hanya heran mengapa Yoongi begitu membencinya selama ini.

Jimin akan berusaha menerima semua yang Yoongi lakukan padanya jika memang tadi yang terakhir. Karena pada dasarnya Jimin benar-benar menganggap Yoongi sebagai kakaknya dan ia menghargai Yoongi terlepas dari apa saja yang pernah Yoongi lakukan padanya.

Yoongi adalah pemuda yang baik. Pada Joy, pada Seulgi, pada orangtua Yoongi, dan pada orangtuanya sekalipun. Yoongi benar-benar hanya jahat padanya. Maka dari itu, Jimin berharap suatu saat Yoongi akan baik juga padanya. Ia berharap ia dan Yoongi bisa berdamai karena ia benar-benar menyayangi Yoongi sebagai saudaranya.

UnexplainedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang