Haloo! ini aku bagi jadi dua part ya😄😄Karena panjang banget😂
***
Jimin masih berdiri mematung di sana. Menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri apa Yoongi lakukan. Ia tau ia harus segera beranjak dan memisahkan mereka. Tapi Jimin malah tetap menatap semua itu dalam diam. Otaknya terlalu lambat untuk mencerna hal-hal seperti ini.
Seulgi, ia masih sangat mabuk. Namun ia dapat merasakan apa yang Yoongi lakukan padanya.
BRAKKK
Seulgi mendorong Yoongi sekuat tenaga hingga Yoongi terjungkal.
"YA!!! Berani-beraninya kau menciumku!!!" teriak Seulgi marah sambil mengelap bibirnya berkali-kali. Ia menatap Yoongi sengit meski dengan tatapan yang tak fokus.
BUGG
Tangannya langsung meninju tepat ke wajah Yoongi dan membuat Yoongi langsung memegang wajahnya yang mulai terasa sakit karena hal itu.
Yoongi tertawa tidak percaya. Ia hanya terduduk menatap Seulgi yang menatapnya sengit sambil memajukan bibirnya dengan pipinya yang memerah. Serius, Seulgi sudah sangat mabuk. Jadi meskipun ia marah, hal itu malah terlihat lucu di mata Yoongi.
Seulgi merasa sangat kesal. Ia mencoba berdiri dan berjalan meninggalkan Yoongi dengan langkahnya yang sudah tak beraturan. Dalam keadaannya yang mabuk, Seulgi masih sempat mengambil ponsel di meja tempat ia minum tadi dan memasukkannya ke dalam saku celana jeansnya.
Yoongi bersiap bangun, tapi begitu ia menoleh ke sebelah kanannya, tak jauh dari sana ia melihat Jimin berdiri tanpa bergerak sedikitpun. Wajahnya mungkin tanpa ekspresi, tapi tangannya mengepal kuat seolah ingin meninju Yoongi saat itu juga. Yoongi akhirnya tak jadi mengejar Seulgi. Ia hanya menatap Seulgi yang kini tengah berjalan ke arah Jimin.
Seulgi berjalan sempoyongan ke arah tempat di mana Jimin tengah berdiri daritadi. Ia tidak menyadari ada Jimin di sana. Ia hanya melangkah untuk berjalan pulang. Langkahnya masih tak beraturan. Bahkan telapak tangannya masih penuh darah bekas menggenggam beling tadi. Seulgi juga tak bisa menatap jalanan dengan fokus. Ia benar-benar sudah sangat pusing dan mual. Hah! Ia pikir ia bisa sampai rumah dengan keadaan seperti itu?
Jimin masih menatap Seulgi yang terus berjalan mendekat tanpa bergeming. Seulgi kini benar-benar sudah sampai di hadapannya. Tidak, lebih tepatnya, Seulgi menabraknya karena tak bisa fokus dengan jalan.
"ARGH! Mengapa ada tembok di tengah jalan!!! Sial!" rutuk Seulgi yang mengira bahwa Jimin yang ia tabrak adalah tembok. Tapi ujung-ujungnya Seulgi malah tertawa sendiri.
Ia bersandar pada 'tembok' itu dan mengerjapkan matanya.
Jimin menghela nafas menatap Seulgi. Ia memegang kedua bahu Seulgi untuk membuatnya berdiri dengan tegak. Baiklah. Ini bukan waktu yang tepat untuk meluapkan kecemburuannya soal tadi.
Jimin kembali menatap Seulgi yang tengah menunduk. Rambut panjangnya menutupi wajah Seulgi sebagian. Tubuh Seulgi sudah tidak seimbang, dan mungkin akan jatuh jika ia tidak memegang bahunya.
Seulgi mengangkat tangannya untuk menyibak rambutnya yang menutupi wajahnya tadi, hal yang membuat Jimin menyadari kalau tangan Seulgi terluka.
"Ck!" decaknya sambil mengambil tangan Seulgi yang penuh darah. Ia menatap tangan itu dengan kesal. Mengapa Seulgi senang menyakiti dirinya sendiri sih?!
Jimin benar-benar tak buang-buang waktu. Ia langsung menggedong Seulgi di punggungnya. Yoongi masih menatapnya dan Seulgi tanpa melakukan apapun. Sedangkan Jimin hanya melemparkan tatapan tajamnya pada Yoongi.
Ia kemudian berjalan menuju ke klinik yang kebetulan ada di sebrang warung tersebut untuk mengobati tangan Seulgi.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/119412880-288-k603846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexplained
Fiksi Penggemar{COMPLETED} Park Jimin. Pria itu hanya mencintai satu orang. Ia terlalu bodoh karena hanya mempertahankan perasaan semunya bertahun-tahun. Park Jimin tidak menyangka, rasa cinta yang ia biarkan bertahun itu, menyeruak lagi dan memaksa Jimin untuk ke...