"Jadi kau benar-benar tidak akan memberitahu Jimin?" tanya Seulgi begitu sampai di bandara bersama Yoongi dan keluarganya.Yoongi menggeleng.
"Tidak perlu. Dia akan tau sendiri nantinya." jawab Yoongi datar.
Mendengar jawaban Yoongi, Seulgi hanya menghela nafas.
Yoongi mengatakan pada Seulgi untuk tak memberitahu Jimin soal kepergiannya ke luar negeri. Alhasil Jimin belum tau jika sekarang Seulgi tengah berada di bandara untuk mengantar Yoongi pergi.
"Sudah, sampai sini saja." ucap Yoongi berhenti di dekat pintu masuk menuju ruangan penumpang untuk check in. Orang tua Yoongi, Joy dan Seulgi akhirnya ikut berhenti.
"Baiklah, kau baik-baik ya di sana. Jangan lupa makan dan tidur yang cukup." ucap sang ibu, memandang putra satu-satunya yang sebentar lagi akan kembali meninggalkan mereka.
"Pasti, Eomma." Yoongi mengangguk sambil tersenyum pada ibunya.
"Huh. Kenapa kau harus pergi di saat aku baru pulang sih. Kita tidak jodoh sekali." ucap Joy sambil cemberut. Yoongi hanya tersenyum sambil mengacak-acak rambut adiknya itu.
"Jaga dirimu, Yoongi." kini giliran sang ayah yang mengucapkan pesan. Ia menatap putranya yang sudah cukup sukses itu sambil tersenyum. Tidak ada yang lebih membahagiakan sekaligus menyedihkan dari mengantar anak sendiri pergi untuk melanjutkan karirnya di negeri orang. Ayah Yoongi hanya bisa terus mendukung anaknya atas semua yang ingin ia capai dan lakukan. Begitulah sekiranya ia bisa menjadi orang tua yang baik dan suportif bagi anak-anaknya.
Yoongi mengangguk lagi sambil tersenyum. Ia merasa sedih. Ini memang bukan pertama kalinya mereka berpisah seperti ini, tapi akan selalu terselip kesedihan di setiap momen perpisahan. Yoongi hanya perlu menahannya.
"Kau tidak ingin mengatakan apa-apa?" Yoongi beralih pada Seulgi yang hanya terdiam sedari tadi.
"Cepatlah menemukan jodohmu." ucap Seulgi membuka suara. Yoongi terkekeh.
"Hm. Baiklah." Yoongi mengangguk-angguk patuh. Seulgi menahan senyumnya. Ia memang mengatakan hal itu setengah bercanda dan setengah serius.
"Aboji, Eomma, Joy, bisakah kalian tinggalkan kami berdua? Ada yang ingin kubicarakan dengan Seulgi...." pinta Yoongi kemudian. Seulgi mengerutkan keningnya. Yoongi sering sekali bilang ingin berbicara dengannya tapi tidak pernah memberitahunya dulu.
Ayah, ibu Yoongi dan Joy saling memandang. Lalu kemudian mengangguk mengerti tanpa banyak bertanya. Toh kalau mereka, sudah sering bertemu Yoongi di rumah. Meskipun Joy juga jarang bertemu dengannya, tapi yasudahlah, ia akan mengerti. Dibandingkan dengan Seulgi, Joy juga sudah cukup puas bertemu dan berbicara dengan Yoongi selama ini.
Mereka semua mengerti dan akhirnya langsung memutuskan untuk kembali ke mobil, menunggu Seulgi di sana.
"Baiklah, silahkan berbicara berdua. Kami akan menunggu Seulgi di mobil. Jaga dirimu ya." ucap ayah Yoongi sambil menepuk-nepuk bahu Yoongi. Yoongi mengangguk.
Akhirnya mereka bertiga pun pergi menuju parkiran mobil meninggalkan Seulgi dan Yoongi berdua di sana.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Seulgi setelah orang tua Yoongi dan Joy menghilang dari pandangan mereka.
Yoongi terdiam sejenak. Ia lalu menghela nafas.
Yoongi mengalihkan pandangannya pada Seulgi. Ia terlihat sedikit ragu. Namun akhirnya ia melangkah mendekati Seulgi.
Seulgi hanya diam tanpa ekspresi apapun. Ia menunggu Yoongi menjelaskan maksudnya.
"Seperti yang kau tau... aku akan sangat jarang berada di Korea.. Dan mungkin kita akan sangat jarang bertemu untuk kedepannya.." ucap Yoongi agak ragu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unexplained
Fanfiction{COMPLETED} Park Jimin. Pria itu hanya mencintai satu orang. Ia terlalu bodoh karena hanya mempertahankan perasaan semunya bertahun-tahun. Park Jimin tidak menyangka, rasa cinta yang ia biarkan bertahun itu, menyeruak lagi dan memaksa Jimin untuk ke...