Part 6

4.7K 505 8
                                    

Seulgi terbangun dari tidurnya. Ia mengecek jam yang berada di meja sebelah tempat tidurnya. Sudah pukul 7 pagi. Tapi hari ini libur. Ia tidak beranjak dari kasurnya dan memilih untuk menarik selimut lagi.

Tiba-tiba ia ingat kejadian semalam. Ah! Jimin menginap di apartemennya. Buru-buru Seulgi mengecek ke luar kamarnya dan melihat Jimin ternyata masih berbaring di sofa.

Sebenarnya Seulgi sudah menyuruhnya untuk tidur saja di kamarnya, namun Jimin menolak. Alasannya? Jelas Jimin tidak ingin lepas kontrol dan melakukan yang aneh-aneh terhadap Seulgi. Akhirnya Jimin pun tidur di sofa.

Seulgi memandang wajah Jimin yang masih tertidur. Ia menarik kedua ujung bibirnya hingga membentuk senyum tipis.

Ia sadar, Jimin memang tampan. Tapi lebih dari ketampanannya, Jimin itu sangat sexy. Seulgi heran bagaimana seseorang bisa terlihat seseksi itu saat tertidur? Jimin juga sangat manly. Dadanya bidang dan peluk-able.

Lama-lama memandang Jimin, Seulgi memutuskan untuk melakukan hal lain. Ia bisa makin jatuh cinta dan takut tidak bisa menahan untuk mengatakannya jika terus-terusan melihat Jimin.

Seulgi pun masuk ke kamarnya untuk mandi. Dan tanpa ia sadari, Jimin sudah bangun dari tadi. Ia juga sadar bahwa Seulgi memandanginya cukup lama. Ia hanya berpura-pura untuk tetap tidur.

Seulgi kini sedang mandi di kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

CKLEK

Seulgi keluar dari kamar mandi. Namun ia terkejut bukan main saat melihat Jimin berada di dalam kamarnya. Ia memang tidak mengunci pintu saat masuk tadi. Karena ia pikir Jimin belum bangun dan tidak akan mungkin masuk ke dalam kamarnya. Tapi ia lupa, Jimin sudah pernah masuk ke kamar mandi wanita hanya untuk menciumnya, hal seperti ini pasti tidak ada apa-apanya bagi Jimin.

Terlebih lagi ia hanya memakai handuk saat ini. Dan di tepi tempat tidur, Jimin memandanginya dengan intens.

"Park Jimin?! Kau mengejutkanku! Apa kau sudah gila?!" Ucapnya sambil berusaha menutupi bagian tubuhnya yang tidak tertutup handuk.

Jimin masih memandangi Seulgi. Sebenarnya wajahnya kini sangat datar, tapi dalam hatinya Jimin benar-benar hampir meledak. Jantungnya berdetak di atas normal dan tiba-tiba berbagai macam pikiran menyelinap di kepalanya.

Seulgi sangat seksi. Sungguh.

Jimin mendadak bangun dari tempatnya duduk. Ia berjalan mendekati Seulgi.

"Jadi sekarang aku ini partner ciumanmu kan?" sindir Jimin. Seulgi menatap Jimin sedikit takut. Lagi-lagi pria itu melakukan hal seperti ini padanya. Jantung Seulgi bisa copot lama-lama.

"Kalau begitu, boleh aku memintanya pagi ini?" tanya Jimin dengan nada menggoda. Ia kini sudah sampai di hadapan Seulgi.

Seulgi berjalan mundur, namun terlambat. Jimin langsung memeluk pinggangnya, membuat tubuhnya terkunci dan tak bisa kemana-mana.

"Aku tidak tau berapa banyak laki-laki yang sudah kau cium. Dan aku juga tidak tau apa menurutmu arti sebenarnya dari ciuman. Hingga kau bisa mencium orang yang sama sekali tidak kau suka." ucap Jimin tajam, setajam tatapannya pada Seulgi sekarang.

Tidak Park Jimin! Aku sangat menyukaimu! Sungguh! Batin Seulgi. Ingin sekali ia menyela ucapan Jimin, tapi kata-kata itu tertahan di tenggorokannya.

"Jimin.. Bisakah kau melepaskanku?" tanya Seulgi berusaha melepaskan tangan Jimin di pinggangnya.

Jimin tersenyum miring.

"Bagaimana rasanya semalam? Bukankah itu sangat nikmat?" ucap Jimin sinis.

UnexplainedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang