Evil always come First

81 5 1
                                    

-Myungsoo pov

Melihat ke atas sambil tersenyum aku menutup mata untuk sedetik menenangkan diri dibuai oleh angin malam dan langit yang indah fikiranku mula mainkan kenangan indah besama keluarga wajah gembira eomma dan appa tersenyum di hadapanku membuatkan aku bertambah bahagia menyilangkan tangan ke dada aku menaikan sedikit suhu tubuhku mengelakan diri daripada terkena flu berdiri di salah satu batu pantai membiarkan kaki ku dibasahi air.

Melihat ke atas sambil tersenyum aku menutup mata untuk sedetik menenangkan diri dibuai oleh angin malam dan langit yang indah fikiranku mula mainkan kenangan indah besama keluarga wajah gembira eomma dan appa tersenyum di hadapanku membuatkan aku...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Myungsoo"

Aku menoleh ke belakang bila mendengar suara dongsengku menyapa pendengaran menghulurkan tangan menolong langkah kaki kecil itu ke arahku "kenapa disini? kamu bisa sakit vera" violet mengelengkan kepala "apa kau lupa kuasa dongsengmu?" aku tersenyum mengangguk perlahan "ice" violet menutup matanya perlahan "aku tak mau menjadi penganggu disini, jadi rehatkan diri mu ok?" aku menepuk kepala violet "thanks vera"

"Myungie oppa?"

Menunduk mengecup bibir kecil itu kemudian beranjak ke dahinya "selamat kembali sayang" violet terkekeh kecil menutup mulutnya sopan "hanya sebentar udah lama violet nggak menikmati permandangan begini bersama oppa" aku melihat ke hadapan "benar lama sekali rasanya" violet memeluk lenganku lalu menyandarkan kepala pada lenganku "oppa masih ingat pesanan eomma?" aku mengangguk "jagalah alam seperti mana alam menjaga kita, jangan pernah binasakan dia kerana dia bisa memusnahkan kita dalam sekelip mata hargailah dia seperti mana dia hargai kita" aku dapat rasakan air mata violet menitik jatuh ke pipinya aku menoleh ke arah violet tapi ditahan oleh tangannya "jangan melihatku sekarang" aku tersenyum mengambil tangan itu lalu mengecupnya "tapi kenapa? kenapa kamu menyembunyikan dirimu sayang?" violet tersenyum aku dapat rasakan "tak baik kongsikan rasa sedih kita pada orang lain oppa, bukan hanya kita yang merasakannya mereka juga turut rasakan perasaan itu, tak baik buatkan orang lain bersedih dikeranakan kita" menghembuskan nafas perlahan "tapi kamu tak dapat menangung nya seorang diri sayang, kamu harus kongsikanya bersama oppa, sungjong dan paman" violet mengelengkan kepala "tidak, cukuplah dengan violet seorang diri, oppa dan paman udah lama hidup berendam air mata kerana violet, hati ini masih mampu menangung nya oppa, hati rapuh ini masih bisa mengalas tanggungjawabnya dengan baik dan hati rapuh ini masih mampu memberi kebahagian kepada orang lain juga hati ini masih bisa bertahan dengan janji-janji yang terukir berat untuknya"

Mendengar suara itu begetar menahan emosi dari terus keluar aku menarik violet masuk ke dalam pelukkan aku "menangislah sepuasnya, jangan menangis kerana kematian mereka tapi menangislah kerana kamu rindukan mereka, menangis kerana kamu benci terhadap anastasia tapi oppa mohon jangan kamu menangis kerana kamu bencikan dirimu sendiri, kematian mereka bukanya kematian sia-sia mereka berkhidmat untuk negara mereka bahagia dengan tugas mereka violet" aku mengecup pucuk kepala itu beberapa kali cuba untuk menenangkan violet bibir itu mengukirkan senyuman akhirnya aku bisa mengurangkan beban di bahu kecil itu, bahu kecil violet, bahu yang memikul beban yang lebih besar dari umurnya, beban yang aku sendiri tak mampu tanggung seorang diri tapi mampu dilakukan oleh anak sekecilnya. "Gomowo oppa" mengangguk aku terus mengusap kepala itu penuh kasih sayang 

Mr.Commander & Mr. Leftenan General with Mrs. Sweet -Went Devil Play Their Game-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang