-Violet pov
"Kau gila vic! aku pasti sekarang di otak mereka udah punya berjuta-juta cerita buruk padamu! hyung baru aja pergi dan sekarang kau menimbulkan masalah baru!" mendengus sebal aku melihat hani "lebih baik mereka bicarakan aku daripada mereka bicarakan hyung! aku lebih sanggup diriku menjadi berita untuk esok hari, aku mau hyung pergi dengan aman tanpa berita-berita kotor dari mereka semua!" hani memandangku tak percaya "aku melakukan semua ini untuk hyung aku mau dia pergi selayaknya manusia biasa bukannya idol dengan pelbagai cerita"
"Kerana itu kau berpakaian begini"
aku mengangguk "bukan aku mau kurang ajar hann.. hyung teman baik ku juga dirimu" hani memeluku "kau kejam" tersenyum "hyung lebih kejam dari kita hann" hani mengangguk setuju mengusap air mata itu aku memadang wajah hani "tenangkan diri hann, hyung bisa menangis.. mau ku hantar pulang?" hani tersenyum "aku tau kau sedih aku tau kau terluka, tapi kali ini kuatkan dirimu hann jangan jatuhkan air matamu" , "mudah untuk manusia berhati batu untukmu vic"
"Percayalah hann.. hatiku udah lama hancur apa yang tinggal juga aku nggak tau"
Menahan taxi untuk mengantar pulang hani sepanjang perlajanan kami berdua hanya diam tak ada yang ingin memulakan perbicaraan, hani masih sebuk mengelap air matanya sedangkan diriku sebuk dengan masej-masej dari levi. Sekitar 12 minit akhirnya taxi berhenti di hadapan arpartment mewah milik hani. Selepas membayar aku mengikuti hani naik ke lantai 6 "apa kau pulang semula ke france, selepas ini?" mengalihkan padangan dari hani aku sendiri belum yakin. Benar aku bisa meminta cuti sebanyak mana aku mau dari papa tapi tugas tetap tugas.
Hani menunduk "hyung udah pergi tapi hati mu tetap tak berubah ya? apa hatimu tak bisa lembut walau sebesar zarah pun untuk aku?" mengelengkan kepala "sayangnya aku tak bisa hann" hani memasukan kunci rumahnya.
"Tunggu"
Aku menahan tangan hani daripada membuka pintu aku mendengar sesuatu dari dalam arpartment hani "kena..?" menutup mulut hani aku cuba untuk mendenganya sekali lagi tapi sunyi menarik hani jauh dari pintu "tunggu disini jangan masuk selagi aku tak memanggil mu faham?" hani memasang wajah cemas "diam dan ikut perintahku" memegang hujung rambut hani kemudian aku mengusap kepalaku perlahan rambut yang bewarna unggu betukar menjadi honey brown. Melangkah santai ke arah pintu dan membukanya masuk ke dalam dan menutup pintu.
Benar sekali dugaan ku ada orang lain dalam arpartment hani buktinya sekarang seorang namja sedang berdiri di belakangku dengan tali jerut yang mengikat leher, bertuah sekali aku sempat memegangnya "kau fikir senang membunuhku?" menangkat kaki menendang pintu menumpukan berat badanku pada tubuh sang namja hingga jatuh ke lantai menghentak kepala belakangku pada hidungnya dengan kuat dan melepaskan tali jerutan. "Siapa tuanmu?" tanyaku, bukan menjawab malah mengambil langkah untuk melarikan diri segera aku menarik kerah belakangnya kemudian ku banting ke lantai dengan kuat "dasar payah!" menutup mulutnya lalu aku tikam kedua tempurung luntutnya dengan pisau hingga tembus darah mula mengalir keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Commander & Mr. Leftenan General with Mrs. Sweet -Went Devil Play Their Game-
HumorSequel Mr.Commander & Mr. Leftenan General