-Janji Taruhan-

592 225 184
                                    

ADRIEL VAIRA GERREL

(Revisi)

-Jomblo.

Penyakit yang berkomplikasi dan dapat menyebabkan hipertensi, jantungan, gangguan mental, depresi serta stres berkepanjangan.

Menunggu itu membosankan. Jenuh. Dan sekarang, seorang gadis melakukan hal itu.

Dia Vaira. Gadis yang membutuhkan Calisto sekarang.

"Lama banget ya ampun. Oke sih, kalau masih punya urusan sama pacarnya, tapi gue kan mau pulang!" Vaira menghentakan kakinya dengan wajah cemberut.

"Ayo pulang." Itu Calisto 'kakak'nya Vaira.

Calisto sebenarnya anak dari teman ibunya Vaira yang kebetulan dijemput bareng. Dan karena hal itu pula, Vaira mungkin akan sedikit mendapat masalah.

Masalahnya adalah karena Calisto sebenarnya sudah memiliki pacar.

"Eh Lucida pacar lo pulang bareng sama bocah itu lagi ." Celetuk Jeni teman Lucida sambil mengguling-guling anak rambutnya. Mereka berdiri tidak jauh dari tempat Vaira dan Calisto.

"Mana? gak kelihatan," Ucap Lucida sambil celingak-celinguk.

"Itu, sama persis kayak mobil yang kemarin mereka pakai. Gak mungkin kalau mereka gak ada hubungan, kan? Masa iya Calisto selingkuh dari lo sih."

"Nggak. Nggak mungkin. Lagian setahu gue, Calisto pernah cerita kalau dia itu anak tunggal. Dia gak perna cerita kalau dia punya adik cewek."

"Beneran? Atau mungkin itu ponakan mamanya?" terawang Jeni asal.

"Udah deh, percaya sama gue. Gue kan pacarnya." Tegas Lucida pada Jeni. Sebenarnya ada rasa khawatir yang terselip saat ia mengatakan hal tersebut saat melihat Calisto pulang dengan cewek lain.

"Oke deh kalau gitu menurut lo. Yuk, kita balik." ucap Jeni membenarkan pernyataan Lucida tadi.

*AVG*

Vaira menjadi pusat perhatian di lobby sekolah yang menjadi kawasan kakak kelas, terutama kumpulan Lucida and the geng. Tatapan mereka seolah ingin menelan Vaira bulat-bulat.Tiba-tiba seorang kakak kelas datang menepuk pundaknya dan menyapa.

"Pagi Vaira." Satu ulasan senyum dari cowok itu yang membuat Vaira terpesona. Namun cepat-cepat ia menggelengkan kepala lalu merunduk.

Pagi kak. Kata Vaira dalam hati. . Ia hanya bisa tersenyum kikuk. Karena saat dia menyapa, mungkin dia bisa jadi sasaran empuk kakak kelas seperti yang dialami murid-murid lain sebelum-sebelumnya.

Flashback ON

"Sekali lagi lo deketin Aldrin, gue gak akan segan-segan buat ngehapus nama lo dari daftar beasiswa di sekolah ini!" pekik Lucida sarkasme.

Gadis dengan rambut yang telah berantakan itu hanya bisa menangis di kamar mandi, setelah Lucida, kakak kelasnya mengancam dan menjambaknya. Gerombolan Lucida senang beraksi apalagi kalau salah satu dari anggota mereka melapor bahwa ada yang mendekati cowok populer dan tampan disekolah. Mereka seakan merasa, cuma cewek kaya dan super cantik dari kumpulan merekalah yang pantas untuk disandingkan dengan-cowok-cowok populer di sekolah.

Flashback OFF

"Sombong banget lo jadi cewek! padahal masih bocah, tapi belagunya minta ampun. Lain kali kalo ada yang nyapa, lo jawab! jangan diam kaya patung." kata Lucida kasar pada Vaira. Membuat gadis itu tersentak kaget.

Adriel Vaira GerrelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang