Adriel-Vaira-Gerrel
(Revisi)Setelah ribut beberapa saat, Vaira berhasil menengahi kedua cowok itu. Entah dengan cara apa.
Ting!
Seolah-olah lampu di kepalanya bersinar setelah melihat poster struktur kelas. Gerrel memang ahlinya dalam memikirkan ide untuk menjahili orang.
"Bu, saya ijin ke UKS." Ucap Gerrel mengangkat tangan. Bu Aminah mengangguk dan menyuruh Vaira ikut bersama Gerrel.
Vaira hanya bisa mengangguk patuh karena sudah menjadi tanggung jawabnya untuk menemani teman sekelas yang ingin ke UKS, sebab ia menjabat sebagai seksi kesehatan kelas. Gerrel tersenyum penuh kemenangan.
Saatnya pembalasan nona.
Gerrel melangkah keluar kelas, diikuti Vaira dari belakang. Mereka menyusuri koridor dengan hening tanpa percakapan sedikitpun. Vaira mengikuti langkah Gerrel kemanapun ia pergi, sampai-sampai Vaira tidak sengaja menabrak tubuh Gerrel karena tak memperhatikan jalan. Sedari tadi, ia hanya menatap samar dan mengikuti kemana langkah sepatu Gerrel beranjak.
BRUK.
"Awh.." Vaira mengusap dahinya. "Kenapa tiba-tiba berhenti?"
"Lo dari tadi nggak nunjukin arah ke UKS, gue udah mutar-mutar dari tadi tetap nggak ketemu. Jadi sekarang kita nyasar." Ucap Gerrel setengah jengah. Vaira melengkukan bibirnya ke bawah.
"Terus sekarang gimana?" Vaira bertanya polos seperti itu membuat Gerrel ingin menyentil dahinya geram.
"Yaelah, ya lo tunjukkin dong arahnya." Gerrel gemas dengan tingkah Vaira. Ia ingin sekali mencubit pipi chubby milik Vaira yang dari tadi ikut naik turun saat Vaira membuka atau menutup mulutnya.
"Oh, oke."
Vaira menyejajarkan langkahnya dengan Gerrel lalu menyuruhnya untuk mengikuti Vaira. Setelah menemukan tulisan 'UKS' pada plang diatas sebuah ruangan, Vaira masuk ke dalam ruangan tersebut. Gerrel sudah berpikir rencana apa yang akan ia lakukan untuk menjahili Vaira karena tadi mengejek namanya di kelas.
"Gerrel." yang dipanggil belum juga datang, sementara Vaira sibuk mengecek kotak obat milik UKS.
"Gerrel, lo kema-" Kalimat Vaira tertahan karena tiba-tiba saja saat ia berbalik, Gerrel sudah berada di depannya sambil menatap Vaira dengan intens. Vaira terkejut sambil menahan napasnya. Apa yang cowok ini mau lakukan?
Vaira berusaha mundur namun Gerrel malah semakin mendekatkan wajahnya. Cewek itu akhirnya tercegat dan tidak bisa mundur karena ada meja di belakang.
Dan bim sala bim,
"Gerrel! lo pake anting? gue baru sadar ih," Vaira malah berteriak heboh menatap lekat-lekat anting yang terpasang di telinga Gerrel. Ia mendorong tubuh Gerrel pelan ke belakang. Gerrel bahkan tidak menolak perlakuan Vaira itu sehingga tubuhnya ikut mundur.
"Gerrel bau. Belum mandi ya?" Vaira menatap Gerrel penuh selidik. Ia hanya berpura-pura untuk menjauhkan Gerrel dari dirinya.
Gerrel lalu melototkan matanya.
Dengan cepat ia menciumi kerah baju, dasi dan kemejanya. Pernah dulu waktu SD kelas dua, Gerrel diejek teman-temanya karena bau badan. Kata cewek-cewek di kelasnya, Gerrel tidak akan punya pacar jika sudah besar nanti karena tidak akan ada cewek yang mau dekat dengannya. Sejak saat itu, Gerrel selalu mandi teratur, dan merengek dibelikan parfum superhero oleh mamanya.Masa iya? Perasaan, gue udah mandi deh tadi pagi. Gue gak cium bau apa-apa nih, cuma parfum doang.
"Gue gak cium bau apa-apa kok, malahan harum parfum gue." Gerrel terlihat khawatir. Ia takut kejadian waktu SD dulu terulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adriel Vaira Gerrel
Teen FictionAdriel -> Cowok cool dengan sejuta kata belati dari bibirnya. Gerrel -> Si cogan viral, pindahan sekolah luar. Vaira -> Si cewek polos yang imut benget. Kalau ibaratnya, Adriel kayak cowok dingin yang kaku banget, sementara Gerrel, playbo...