Adriel Vaira Gerrel
Vaira memutuskan untuk duduk di depan Adriel tapi menggeser sedikit kursinya ke samping. Ia takut jantungnya tidak kuat jika menatap Adriel tepat di depan matanya. Beberapa teman yang masuk ke kelas memandangi Vaira dengan sorot mata menyelidik. Di kelas ini, Adriel lah yang paling tidak banyak bergaul apalagi bicara. Adriel biasanya hanya diam dan menatap datar pada siapapun di kelas. Dan kali ini, mereka lihat Adriel makan bersama seseorang. Dan orang itu adalah Vaira. Langsung saja mereka memperhatikan.
"Vaira, gue boleh ikut makan di situ nggak?" Tanya seorang cewek yang Vaira belum kenal sebelumnya.
Itu Nadya, gadis yang waktu itu memberi Adriel coklat di koridor. Cewek itu baru saja masuk ke kelas Vaira bersamaan dengan beberapa teman kelas cewek yang lain. Nadya sepertinya murid kelas sebelah. Vaira belum mengenal cewek ini sih, tapi sepertinya dia baik. Dengan senyum kecil, Vaira mengangguk. Nadya pun dengan cekatan langsung mengambil tempat duduk tepat di depan Adriel, bahkan tersenyum manis di depan Adriel.
"Hai Adriel!" Nadya berteriak kencang sekali, sampai-sampai membuat meja Adriel jadi pusat perhatian satu kelas.
Adriel menatap Nadya risih. Dia itu tidak suka ketenangannya diganggu apalagi sekarang menjadi pusat perhatian sekelas. Ditambah, cewek ini adalah orang asing. Adriel bahkan sudah melupakan rupa cewek yang pernah memberikan coklat ini. Tidak penting baginya mengingat siapa cewek ini.
"Gue Nadya, lo masih ingat gue, kan?"
Vaira menatap cewek itu sambil mengulum bibirnya. Sepertinya cewek ini menyukai Adriel. Vaira jadi sedikit merasa tidak nyaman. Ia kurang suka dengan apa yang cewek itu lakukan kepada Adriel. Caranya menatap Adriel dan sikapnya, membuat Vaira seperti merasa terasingi dan hanya berfokus pada mereka berdua.
"Ih masa lo lupa sih," Nadya meninju pelan lengan Adriel yang akhirnya membuat Adriel menyorotnya dengan tatapan tajam. Cewek ini benar-benar sok dekat dengannya. Ini membuat Adriel tidak nyaman, dia tidak suka jika ada sembarangan yang menyentuhnya.
"Makannya pelan-pelan aja. Abis ini, ada rencana jalan gak?"
"Apaan sih. Pergi." Adriel mengusir cewek itu dengan tatapan dinginnya.
Vaira mengedipkan matanya beberapa kali. Jika Vaira di posisi cewek itu, Vaira terus terang akan tersinggung dan marah pada Adriel.
"A-adriel, gue-"
"Gue gak kenal lo. Gausah sok perhatian."
Cewek itu terlihat bingung ingin merespon apa. Perkataan Adriel barusan mengundang beberapa orang yang tadi lewat di sampingnya jadi memperhatikannya.
"Gue benci perempuan murahan."
Satu kalimat barusan membuat cewek bernama Nadya tadi membulatkan matanya. Adriel mengatakan sesuatu yang tidak pantas dikatakan di depan banyak orang. Dia tidak lagi bicara. Nadya terlihat marah sekaligus kecewa. Dia menggebrak meja kemudian bangkit dari kursi. Matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis.
"Gue benci lo!" Nadya kemudian pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi. Semua orang jadi semakin memperhatikan Adriel dan Vaira.
Vaira langsung berdecak tidak percaya saat mendengar Adriel mengatakan kalimat tersebut.
"Adriel-"
"Gue mau ke kantin." Adriel memotong pembicaraan Vaira begitu saja. Ia beranjak pergi dan Vaira hanya mengekorinya dari belakang. Adriel merasa gerah berada di kelas lama-lama dan menjadi pusat perhatian.
"Adriel gak suka sama cewek tadi?" Vaira mulai bertanya. Mereka berdua duduk di salah satu tempat makan di kantin. Adriel sedang meminum jusnya sementara Vaira dipesankan pop ice rasa coklat seperti keinginannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adriel Vaira Gerrel
Teen FictionAdriel -> Cowok cool dengan sejuta kata belati dari bibirnya. Gerrel -> Si cogan viral, pindahan sekolah luar. Vaira -> Si cewek polos yang imut benget. Kalau ibaratnya, Adriel kayak cowok dingin yang kaku banget, sementara Gerrel, playbo...